•••
Luisa mengerjap saat merasakan sinar matahari yang menusuk matanya, dia tidak bisa tidur lagi jika sudah merasakan sinar matahari yang menusuk matanya. Benar-benar silau dan membuat matanya sakit, itu karena wajahnya menghadap jendela yang terbuka sehingga sinar matahari menembus kamarnya. Dia mengedarkan pandangannya dan tidak menyadari keberadaan Luois, di mana dia?
Dia berusaha bangun dari kasurnya, tetapi dia merasakan rasa sakit di area kewanitaannya dan pinggangnya. Sehingga dia memilih menyerah dan menyenderkan punggungnya ke punggung kasur. Dia menunduk dan menyadari bahwa dia telah berpakaian bersih, mungkin Luois telah membantunya mandi dan mengganti pakaiannya. Dia tiba-tiba merasakan malu, karena dia benar-benar tidak sadar saat dia melakukannya. Karena dia sangat lelah dan tertidur dengan lelap, dia juga tida tahu apa yang di lakukannya saat membantunya.
Dia menggigit bibirnya dan mengusap wajahnya dengan kasar memikirkan rasa malunya yang membuatnya ingin menghilang.
"Sayang, kamu sudah bangun? Ada apa? Apakah masih merasa sakit?" Mendengar pertanyaannya yang beruntun membuatnya menghentikan pemikirannya dan menatap Luois yang baru saja membuka pintu dan masuk ke dalam kamar.
Tiba-tiba sekelebat kenangan kemarin terlintas di pikirannya dan dia semakin merasa malu, sial! Dia tidak bisa melupakannya, mereka benar-benar melakukannya dan dia kehilangan keperawanannya sebelum menikah! Jika kedua orang tuanya mengetahuinya, apakah mereka akan sangat marah? Dia tidak bisa memikirkannya lagi.
"Apakah kamu lapar, hm?" pertanyaan Luois membangunkannya dari pikirannya.
Luisa menatapnya dengan rasa malu di hatinya, dia berusaha mungkin untuk memasang wajah biasa saja seakan tidak ada yang terjadi. Tetapi tetap saja rasa malunya membuat wajahnya memerah. Dia membasahi bibirnya yang sedikit kering sebelum berbicara,"Ini masih sakit dan aku ... aku juga lapar," dia berucap dengan gugup.
Luois bernafas lega, dia kira sesuatu yang buruk terjadi padanya tetapi untungnya tidak. Dia tahu bahwa ia mungkin masih merasakan sakit sehingga dia membantunya untuk mandi dan menggantikan pakaiannya, dia juga turun lebih dulu untuk membuatkannya sarapan karena mungkin ia tidak bisa turun dari atas kasur.
Dia melihatnya dengan seksama dan menyadari bahwa wajahnya memerah, dia berpikir mungkin ia mengalami demam dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa dahinya."Sayang, kamu demam?"
Sontak Luisa menoleh untuk menghindari tangannya, dia tidak demam! Dia hanya merasa malu! Dia tidak mungkin untuk mengatakannya yang ada membuatnya semakin merasa malu, jadi dia menggelengkan kepalanya dan menjawab,"Tidak, aku baik-baik saja."
Luois tersenyum dan tidak melanjutinya, jika ia mengatakan bahwa ia baik-baik saja maka ia memang baik-baik saja dan tidak ada masalah. Jadi dia mendekatinya dan menggendongnya, dia akan membantunya ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.
Awalnya Luisa terkejut dengan pergerakannya yang tiba-tiba dan menggendongnya, dia ingin bertanya tetapi saat tahu tujuannya masuk ke dalam kamar mandi dia menelan pertanyaannya. Luois membantu membawanya ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.
"Apakah kamu bisa berdiri?" tanya Luois setelah berada di depan wastafel dan memandangnya lewat cermin.
Luisa sedikit ragu tetapi dia tetap mengangguk, kakinya merasakan dinginnya keramik. Tubuhnya merasa sedikit terhuyung, dia mungkin bisa menapakkan kakinya di lantai tetapi dia tidak kuat untuk menahan tubuhnya sendiri. Untungnya Luois dengan sigap memeluk perutnya dan membantunya menahan berat tubuhnya.
"Tidak apa-apa, aku akan membantumu. Cepat cuci muka dan menggosok gigi, kita akan makan. Aku sudah menyiapkan sarapannya dan kita tinggal makan," Luois menjelaskannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Psycho Man [S2 Geofrey] END
Roman d'amourSequel My Bastard CEO The Second Series Of Geofrey [BELUM DI REVISI! JADI HARAP MAKLUM JIKA ADA KATA-KATA YANG SALAH ATAU TYPO!] ••• Luois Einstain Geofrey, CEO muda, kaya, tampan dengan sejuta pesonanya. Tetapi tidak ada yang tahu dengan sisi gelap...