•••
Luisa mengerutkan alisnya saat melihat pria berpakaian hitam itu yang menghalangi mobilnya, dia jelas tidak mengenalnya karena mereka bukan bodyguard dari Luois. Ada empat pria yang berpakaian hitam dengan tubuhnya yang tegap dan berotot. Dan dia menjadi takut, karena dia dan yang lainnya tidak mungkin bisa melawannya.
Dia melirik Elvia yang sama heran saat menatap keempat pria itu dia mendekat untuk berbisik,"Mereka siapa? Mereka bukan bodyguard Luois, kan?" dia memastikannya karena Elvia selalu bersamanya dan mungkin ia juga mengenali bodyguard Luois.
Dia tidak tahu kenapa keempat pria itu mencegatnya di jalan! Ya, saat ini mereka akan menuju pulang setelah dari club. Tentu saja dia melarikan diri dari rumah secara diam-diam dan pergi ke club dengan Rafael, karena dia sangat bosan dan memilih bermain di club dengan yang lain. Tapi siapa tahu akan ada mereka berempat yang mencegatnya tiba-tiba di depan mobilnya sehingga dia tidak bisa menjalankan mobilnya.
Elvia menggelengkan kepalanya,"Gue juga gak tau," dia menatap Rafael dan Angga yang berada di kursi penumpang,"Mereka bukan bodyguard dari Luois," dia mmberitahu keduanya.
Luisa mengangguk dengan cepat dan menatap keempat pria itu yang berada di depan mobilnya dengan antisipasi,"Mereka bukan, kalau itu dari Luois pasti gue udah kenal. Terus siapa mereka? Masa mereka mau begal mobil gue?!" dia bertanya dengan rasa frustasinya. Karena dia tidak ingin mobilnya di rusak oleh keempat pria itu jika mereka memang seorang begal.
Dan juga jika mereka adalah suruhan seseorang, lalu siapa yang melakukannya? Dia tidak punya seseorang yang memiliki dendam padanya apalagi yang memusuhinya. Lalu siapa yang melakukannya?
"Keluar!" perintah itu membuat keempatnya yang masih berada di dalam mobil terkejut.
Angga menjadi takut pada mereka,"Gimana ini? Mereka nyuruh kita keluar, atau gue sama Rafael aja yang keluar. Lo berdua tunggu aja di mobil," dia melirik Luisa dan Elvia dengan kaca spion.
Rafael memandangnya dengan tajam, dia tidak mengira akan ada seseorang yang mencoba melukai dia dan yang lainnya dengan menyuruh orang-orang itu. Dia mengetahuinya karena mereka terlihat sangat terlatih dengan tubuhnya yang tegap dan kekar, mungkin mereka adalah pembunuh bayaran. Meskipun mereka tidak menunjukkan senjata, tetap saja mereka sangat berbahaya. Dia tidak tahu apa yang di perintahkan oleh tuan mereka padanya, apakah itu menculik atau membunuh dia masih tidak mengetahuinya.
Dan juga jika dia menolak dan membuat mereka marah dia tidak bisa melawan mereka jika mereka menyerang, apalagi dengan penyakit gagal ginjal yang di milikinya. Dia tidak nyakin jika mereka tidak akan memukulnya dan membuatnya dalam bahaya.
Dia menutup matanya dan berusaha untuk tetap tenang meskipun tangannya dengan erat mencengkeram erat stir mobil, dia menghela nafas panjang,"Gue sama lo yang keluar, sedangkan Luisa dan Elvia lo berdua tetep di mobil dan jangan keluar," dia tidak punya pilihan lain selain keluar menuruti mereka dan memperingati Luisa dan Elvia agar tidak keluar dari mobil.
"Jangan, kalau lo berdua di pukul mereka gimana?" Luisa segera mencegah keduanya yang akan turun, dia tidak ingin terjadi apa-apa pada keduanya.
"Iya, nanti lo berdua di keroyok lagi sama mereka," Elvia menambahkan.
Rafael tersenyum kecil,"Kalau kita gak keluar terus mereka rusakin mobil lo gimana?" tanyanya pada Luisa.
Luisa yang mendengarnya menjadi marah,"Yaudah cepet lo berdua keluar, jangan sampai mereka rusakin mobil gue. Kalau lo berdua di kroyok nanti gue tinggal panggil polisi, oke?" dia melambaikan tangannya saat melihat keduanya yang keluar dengan wajahnya yang masam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Psycho Man [S2 Geofrey] END
RomanceSequel My Bastard CEO The Second Series Of Geofrey [BELUM DI REVISI! JADI HARAP MAKLUM JIKA ADA KATA-KATA YANG SALAH ATAU TYPO!] ••• Luois Einstain Geofrey, CEO muda, kaya, tampan dengan sejuta pesonanya. Tetapi tidak ada yang tahu dengan sisi gelap...