PPM|57 Trauma

1.9K 105 2
                                    

•••

"Hei, kita bertemu lagi bukan?"

Luisa mendengus mendengarnya itu bukan pertanyaan tetapi sebuah pernyataan! Wanita jalang itu jelas datang menemuinya dan bukan tidak di sengaja, karena sangat jelas tempat mereka bekerja berbeda dan berjauhan. Sepertinya ia memang ingin bermain dengannya, maka dia juga akan mengikuti permainannya.

Dan juga dia sekarang berada di dapur, bahkan seorang karyawan tidak akan pernah menginjakkan kaki di sini. Karena biasanya tempat ini hanya akan di masuki oleh OB, mereka yang akan membuatkan kopi untuk karyawan di sini jika di minta atau hanya untuk menghabiskan waktu dengan yang lainnya.

Dan wanita jalang itu datang ke sini dengan sengaja, apakah dia menurunkan harga dirinya dengan menginjakkan kaki di dapur hanya untuk bermain dengannya? Jika itu benar dia akan sangat mengagumi tekad dan keberaniannya.

Tapi untuk saat ini dia tidak akan meladeninya, karena dia harus melakukan sesuatu yang penting! Yaitu membuatkan kopi untuk Arga. Yah, sebenarnya ini bukan pekerjaannya tetapi karena dia masih memiliki waktu kosong dia menawarkan diri untuk membuatkannya. Dia tidak mungkin berdiam diri di komputer seperti orang bodoh dan tidak melakukan apa-apa. Jadi dia memilih melakukannya dari pada dia tidak memiliki pekerjaan.

Luisa dengan serius mengambil bubuk kopi di rak dan menuangkannya di cangkir tak lupa dia juga memasukkan dua sendok gula, dia tidak mungkin tidak memakai gula karena kopi itu akan sangat pahit. Dan jika Arga meminumnya ia mungkin akan langsung memuntahkannya.

Setelah itu dia mengambil termos yang berisi air panas, saat dia akan menuangkannya di cangkirnya tiba-tiba ada tangan yang sengaja membuat termos mengarah pada kakinya. Dia bahkan tidak sempat untuk menggerakkan kakinya untuk menghindarinya karena air panas itu telah tumpah dan mengenai kakinya.

Dia terkejut dan berteriak,"Ah!" dia dengan cepat menghentakkan kakinya untuk menumpahkan air yang tersisa di kakinya, rasa panas menyebar di kakinya. Itu sangat panas dan membuat kulit putihnya berubah merah, dia tidak nyakin apakah kulitnya akan melepuh atau tidak. Itu sungguh menyakitkan.

Luisa bahkan tidak sempat untuk memarahinya atau mengumpat pada wanita jalang itu, karena yang di pikirkannya adalah kakinya yang terasa sakit dan panas. Dia segera berjongkok untuk membuka high heels yang di pakainya, dia melihat kakinya yang melepuh dengan warna yang memerah. Panas di kulitnya belum hilang sehingga dia masih merasakannya.

Dia segera melihat kamar mandi yang berada di pojok ruangan dan segera menuju ke sana, dia harus mencucinya terlebih dahulu atau merendam kakinya dengan air untuk menghilangkan panas di kulitnya. Dia hanya bisa menggunakan ember yang terletak di sana dan mencucinya sebelum mengisinya dengan air untuk merendam kakinya. Dia benar-benar melupakan keberadaan Agnes.

Agnes menatapnya mencemooh, dia tidak mengira bahwa ia akan sangat panik saat dia hanya menumpahkan air panas di kakinya. Dia bahkan melihat wajahnya yang seakan ingin menangis dan membuatnya merasa senang, dia lebih suka melihatnya yang akan menangis di bandingkan dengan tampilan polosnya. Karena menurutnya itu sangat menjijikan, dia telah melihat banyak wanita yang di luar memiliki tampilan polos tetapi di dalam sama sepertinya.

Dan karena itu dia sangat tertarik dengannya dan ingin mengganggunya. Dia ingin mengungkapkan wajah aslinya di balik tampilan polosnya itu.

Dia memandang toilet itu yang kebetulan tidak tertutup, ia mungkin tidak sempat menutupnya karena panik. Maka dia akan membantunya dan menutup pintu untuknya, ia tidak perlu menerima rasa terima kasihnya karena dia membantunya dengan senang hati.

Possessive Psycho Man [S2 Geofrey] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang