PPM|63 Found out

1.6K 113 12
                                    


•••

"Kalau begitu kamu lebih baik pulang. Kenapa akhir-akhir ini kamu tidak pulang? Mommy dan daddy menanyaimu."

Deg.

Jantungnya seakan berhenti saat mendengarnya, dia bahkan hampir terbatuk karena tidak sengaja menelan ludahnya sendiri. Tetapi dia seberusaha mungkin menahannya agar tidak terbatuk sehingga membuat wajahnya memerah, dia segera menonaktifkan suaranya dan segera terbatuk dengan menepuk dadanya untuk menghentikan batuknya.

"Ada apa denganmu?" Suara Luois kembali terdengar karena mungkin tidak mendengar suaranya lagi.

Flo berdehem untuk menstabilkan suaranya yang tercekat karena batuk, setelah merasa tenang dia akhirnya mengaktifkan suaranya dan menjawab,"Tidak, aku bersama teman-temanku dan temanku tiba-tiba datang jadi aku mematikan suaranya karena dia sedang mabuk," dia hanya mencari alasan yang masuk akal dan merasa tidak nyaman karena telah membohonginya.

"Kamu berada di club?"

"Ya," dia menjawab dengan cepat.

"Kak, aku akan mengantar temanku pulang dan aku juga akan istirahat. Jadi sampai jumpa." Dia menjadi tidak sabar karena kakaknya tidak kunjung mengakhiri panggilannya, jika begini terus dia mungkin sudah banyak berbohong padanya dan semakin merasa bersalah.

"Oke, kalau begitu selamat malam. Hati-hati membawa kendaraan jangan sampai mendapatkan masalah."

"Tentu!" dia segera mematikan ponselnya karena tidak ingin kakaknya bertanya-tanya lagi.

Dia menghela nafas panjang dan masih memandang ponselnya, tangannya bahkan bergetar padahal panggilannya sudah terputus. Dia mengangkat tangan kirinya untuk menangkup tangan kanannya yang bergetar mencoba menghentikannya. Untungnya itu sudah berhenti, dia melempar ponselnya ke atas kasur dengan kesal.

Dia menggunyar rambutnya dengan frustasi,"Jika aku terus menyembunyikan, bisakah kakakku membunuhku?" dia bertanya dengan berteriak kencang,"Ya, mungkin bisa! Karena aku menyembunyikan wanita yang di cintainya, dia bisa saja membunuhku!"

Memikirkannya membuatnya takut, untungnya Luisa tidak pernah mencurigainya. Dan juga selama setahun ini Luois tidak pernah menemuinya di sini, karena ia sibuk mencari Luisa. Padahal dialah yang menyembunyikannya tetapi ia tidak sadar.

Dia dengan kesal melemparkan tubuhnya ke atas ranjang empuknya, berbaring tengkurap. Memikirkan bagaimana cara untuk kembali mempertemukan keduanya, dia tidak mungkin secara terang-terangan membawanya kehadapannya. Yang ada dia akan mendapatkan kemarahannya, dia takut bahwa kakaknya akan sangat marah padanya karena selama ini ia tidak pernah memarahinya. Dia membalikkan tubuhnya dan menatap langit-langir kamarnya.

"Pertama lebih baik kembali ke Indonesia dan mempertemukan keduanya, anggap saja aku telah menemukannya dengan susah payah. Maka dia tidak akan marah padaku, lalu aku bisa pulang dan bersembunyi di belakang daddy. Dia tidak bisa marah di depan daddy, hehe ..." dia terkekeh setelah memikirkam semua rencananya.

Semua rencananya memang licik, dia sangat bangga karena memiliki banyak ide di kepalanya. Tentu itu karena keturunan dari mommynya.

"Ah, aku ingin tahu bagaimana reaksi kakak saat melihatnya. Aku bahkan lebih menunggu kemarahannya," dia bangkit dari atas kasurnya dan akan turun untuk memberitahu Luisa bahwa mereka akan kembali. Tetapi dia di hentikan dengan panggilan telepon masuk di ponselnya dan itu membuatnya kesal.

Dia dengan kesal mengambil ponselnya yang bergetar di atas kasur dan melihat nama si penelpon dan itu membuatnya membulatkan matanya karena terkejut. Kakanya menelponnya lagi! Dia tidak tahu kenapa ia menelponnya lagi dan itu membuat jantungnya berdebar lebih cepat dari sebelumnya dia sangat takut untuk mengangkatnya.

Possessive Psycho Man [S2 Geofrey] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang