PPM|55 Luisa admires his good looks

1.4K 85 4
                                    

•••

Dewi segera memblokir tangannya yang ingin menamparnya, dia tidak ingin tertindas karena mereka. Dan dia harus melawannya, dia mencengkeramnya dengan kuat,"Kau ingin menamparku? Kau tahu kedua orang tuaku bahkan tidak berani melakukannya dan kau ingin menjadi yang pertama?" melihatnya yang meringis kesakitan dia segera melepaskannya.

Dia melirik sekitar dan menyadari bahwa semua orang melihatnya tetapi dia tidak peduli dengan mereka, karena dia memang tidak terlalu di kenal oleh mereka. Dia selalu pendiam dan hanya mengenal di dapartemennya saja, sedangkan dapartemen lain dia tidak mengenalnya dan tidak terlalu peduli.

Luisa yang melihatnya mengangkat sudutnya membentuk seringai, tetapi karena dia menunduk tidak ada yang bisa melihatnya apalagi melihat matanya yang memiliki jejak liciknya. Awalnya dia tidak mengira bahwa teman yang di katakannya juga melakukan bunuh diri setelah keluar dari sini, karena ia tidak mengatakannya. Ini membuatnya tertarik, dia tertarik pada kedua wanita itu dan ingin bermain-main dengannya.

Sepertinya akan menyenangkan, karena kedua wanita sama-sama licik dan jahat sepertinya. Tetap saja dia tidak ingin di samakan dengan mereka, karena mereka membuat orang lain putus asa dan mengakhiri hidupnya meskipun bukan mereka yang melakukannya. Sedangkan dia lebih suka membunuh dan menyiksanya, meskipun terakhir kali dia tidak melakukannya secara langsung.

Dia mendongak untuk melihat kedua wanita itu dengan jijik tetapi dia segera menghilangkannya dan beranjak untuk meraih lengan Dewi,"Jangan marah oke? Kamu bilang jangan berurusan dengan orang lain, karena mereka akan mengganggumu. Jadi kamu juga tidak boleh melakukannya," dia menatapnya dengan wajah polosnya dan jejak ketakutan di matanya. Dan dia tahu bahwa Dewi melihatnya.

Dewi terdiam dan merasakan perasaan hangat di hatinya saat melihat wajah polosnya, seharusnya dia tidak melakukan hal buruk yang membuat kepolosannya ternodai oleh hal-hal buruk. Dia tidak ingin itu terjadi,"Tidak aku tidak akan berurusan dengannya, tapi jika mereka lebih dulu aku tidak akan tinggal diam. Luisa jika kamu merasa di tindas kamu tidak boleh lemah, oke? Karena kamu sesekali harus melawan dan membalas apa yang mereka telah lakukan padamu?" dia memberikan nasehat agar Luisa mengetahui cara membalas jika ia di tindas di masa depan.

Dia sangat menyukai Luisa dan menganggapnya sebagai temannya dan adiknya secara bersamaan, karena dia lebih tua dua tahun darinya. Sehingga dia terlihat seperti seorang kakak yang sedang memberi pelajaran pada Luisa. Dan juga dia lebih suka ia memanggil namanya di bandingkan memanggilnya kakak, karena dia lebih menyukai panggilan nama.

Luisa berkedip dengan mata coklatnya yang jernih tampak terlihat tidak ternodai, dia mengangguk dengan pelan seperti mengerti dengan ucapannya,"Baik aku akan melakukannya nanti, kalau begitu apakah kita akan melanjutkan makan?" dia bertanya dengan hati-hati dan memandang kedua wanita itu dengan rasa takut.

"Lihat, apakah mereka akan menganggunya? Ck, kasian gadis seperti itu terlihat lucu dan polos aku tidak mengerti kenapa dia bisa bekerja di sini?" salah seorang pria yang tak jauh dari meja mereka berbicara.

"Dia magang di sini, namanya Luisa. Aku pikir dia nanti akan menjadi karyawan tetap, dia memang cantik dan polos aku menyukainya." Temannya menjawabnya.

"Apakah itu dari dapartemen mu? Aku tidak tahu akan ada seorang magang di sana, yah dia cantik dan polos dan juga dia memiliki tubuh yang indah. Aku pikir dia campuran." Pria lain mulai mendekati meja kedua pria itu dan bertanya dengan semangat.

"Aku iri padanya, dia sangat cantik. Dan wanita sepertiku bahkan menyukainya, ah. Dia menggemaskan aku ingin berteman dengannya."

"Aku pikir juga sama, aku ingin memiliki nomornya dan berteman!" kedua wanita itu berucap dengan antusias dan tidak melihat wajah Agnes dan Caca yang gelap.

Possessive Psycho Man [S2 Geofrey] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang