PPM|12 Luois came to save her

8.2K 419 9
                                    

•••

Luois menatap dingin ketiga preman yang tersisa, karena dia sudah membunuh yang satunya. Seharusnya dia tidak langsung menembaknya, melainkan menyiksanya secara perlahan. Tetapi dia tidak bisa menahannya setelah melihat Luisa yang di seret olehnya dengan menarik rambutnya secara paksa.

Dia diam-diam membenci dirinya karena terlambat datang, sehingga Luisa merasakan sakit karena mereka.

Dia menuju Luisa dan membantunya, dia melihat bahwa tampilan Luisa sangat menyedihkan. Rambutnya yang berantakan dan pakaian belakangnya yang kotor. Hatinya bahkan merasakan rasa sakitnya.

"Tangkap mereka, jangan sampai terbunuh!" perintah Luois dengan tegas pada bodyguard-nya.

Dia bahkan melihat bahwa Luisa menangis akibat rasa sakit itu, dia segera memeluknya untuk menghilangkan rasa takutnya.

Dengan cepat para bodyguard segera menangkap ketiga preman itu dengan cepat, karena mereka membawa pistol sehingga preman itu ketakutan dan tidak berani melarikan diri. Mereka tidak membawa senjata, sehingga tidak bisa melawan mereka. Karena mereka mengira bahwa mangsanya tidak akan ada yang membantu dan membawa senjata tajam. Jadi mereka tidak membawa apa-apa saat melakukannya, dan sekarang mereka hanya bisa pasrah.

Mereka hanya bisa diam-diam mengutuk Revita yang telah membuatnya dalam bahaya, jika mereka tau mereka tidak akan menyetujui perintahnya. Dan sekarang mereka merasa sangat menyesal dan berpikir bahwa kematian lebih dekat dengan mereka.

Luisa diam saat Luois memeluknya dia akhirnya merasa tenang dan ketakutan di hatinya hilang, untungnya Luois datang menyelamatkannya meskipun terlambat. Setidaknya dia hanya merasakan sakit di rambutnya dan tidak ada yang lain.

Dia melihat bahwa para preman itu hanya bisa pasrah saat para bawahan Luois menangkapnya, dia merasa senang bahwa ketiganya di tangkap. Dan dia ingin Luois menghukum mereka dengan berat karena telah menarik rambut dan menyeretnya bahkan memar di tangannya masih ada. Di tambah dengan mereka yang telah membawa Elvia ke sini.

Elvia menghela nafas lega setelah orang-orang itu membantunya melepaskan ikatannya, dia sangat ketakutan saat para preman itu mau melecehkannya dan kulit kepalanya masih terasa sakit karena mereka menariknya. Dia bahkan lebih takut saat melihat Luisa di bawa oleh mereka dan dia saat itu tidak bisa membantunya karena dia juga mendapat penyiksaan dari preman itu.

"Anjir, rambut gue sakit. Mana ada yang rontok lagi," dia merapihkan rambutnya yang berantakan dan melihat bahwa ada beberapa helai rambutnya yang rontok.

Dia mendengus,"Sialan emang."

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Luisa.

Dia sangat bingung kenapa Luois bisa mengetahui dirinya yang berada di sini. Padahal dia tidak sempat untuk meminta tolong padanya, dan juga tadi dia tidak bisa menelepon seseorang untuk menolongnya.

"Kamu menangis," Luois tidak menjawab, melainkan mengulurkan tangannya untuk menghapus sisa air mata yang mengalir di pipinya. Dia tidak suka melihatnya menangis karena dia juga akan merasakan sakit di hatinya.

"Aku sangat takut, aku kira tidak akan ada yang akan menolongku. Kenapa kamu bisa tahu bahwa aku ada di sini?" Luisa segera menghapus air matanya dengan cepat.

Luois melihat bahwa Luisa sudah tidak menangis lagi,"Tidak apa-apa, aku akan selalu ada di sampingmu. Tidak akan ada yang menyakitimu selama kamu di sampingku," dia menenangkannya. Dia melihat bahwa Luisa mengangguk dan menjadi sedikit tenang.

Dia tersenyum,"Apa kamu tidak tahu?" tanyanya.

Luisa mengerutkan alisnya bingung, dia ingin mendengar jawaban darinya. Tetapi kenapa Luois balik bertanya padanya?

Possessive Psycho Man [S2 Geofrey] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang