•••
Luisa mengerutkan alisnya melihat seseorang yang tidak ingin dia temui kini berada di ruang makan dan duduk dengan santai, seakan ia sudah akrab dengan tempat ini.
Dia bahkan menjadi frustrasi saat melihatnya!
Padahal dia sedang tidak ingin melihatnya untuk kedepannya, karena jika dia melihatnya jantungnya tidak akan menjadi tenang dan dia akan selalu menjadi malu saat melihatnya. Tetapi sepertinya Luois tidak merasakan hal yang sama sepertinya, ia bahkan memasang wajah ramahnya dan tersenyum manis. Dan saat ia melihat kearahnya dia menjadi malu dan gugup mengingat kejadian kemarin.Dia berusaha untuk tenang karena detak jantung berdetak lebih cepat saat ini, dan dia tidak bisa menahan rasa malu yang membuat wajahnya sedikit panas dan mungkin sudah memerah. Dia menarik kursinya untuk dia duduki,"Ibu, kenapa dia ada di sini?" dia memilih menatap Ibunya itu dari pada menatap Luois yang bisa membuatnya semakin malu.
Lucy mengerutkan alisnya,"Memangnya kenapa? Tidak apa-apa jika Luois datang ke sini, bukan?" dia mengambil nasi dan menaruhnya di piring Luisa.
Luisa menunduk melihat makanan yang sudah tersaji di piringnya,"Ya, tidak apa-apa," dia bahkan merasa bahwa kedepannya Luois akan sering ke sini, karena seperti sekarang ia sudah datang di pagi hari. Bahkan melakukan sarapan bersama, dan ia juga suduk di depannya. Sehingga dia tidak berani mendongak dan melihatnya.
Dia melihat bahwa Ibunya duduk di kursi utama karena seharusnya ia duduk di depannya dan bukan Luois, dia bahkan tidak melihat keberadaan Ayahnya. Dan dia memilih bertanya,"Ibu, dimana ayah?"
"Ayahmu sudah pergi pagi sekali, katanya ada rapat dan gak bisa sarapan bersama."
Luisa hanya mengangguk dan tidak berbicara lagi, dia memilih menyibukkan diri dengan makanan di piringnya dan menghabiskannya. Dan sepanjang itu pikirannya terus berkelana memikirkan kenapa Luois ada di rumahnya dan itu di pagi hari.
Dan juga semalam dia tidak bisa tidur karena terus memikirkan Luois dengan bibirnya yang terus tersenyum, dan dia mengingat bagaimana Luois mengatakan bahwa ia menyukainya saat itu di mobil dengan mencium tangannya dan juga saat ia juga mencium dahinya. Dia terus mengingatnya dan diam-diam merasa malu. Bahkan saat mengingatnya dia ingin sekali menghilang dan tidak bertemu dengannya lagi, tetapi pagi ini dia harus melihatnya. Dan dia sanga malu untuk melihatnya!
Lucy menaruh sendoknya setelah menyelesaikan makannya dan dia segera mengelap bibirnya dengan tisu. Dia menatap kedua orang itu dan di dalam hati merasa senang dan tidak bisa menahan senyumnya,"Ibu akan menemui Ayahmu di perusahaan, jadi kamu akan sendirian di rumah tapi sekarang akan ada Luois yang menjagamu. Dan kamu tidak akan sendirian di rumah, jika kamu mau kamu bisa meminta teman-temanmu untuk datang ke sini dan bermain."
Luisa yang tadi sibuk menghabiskan makanannya kini mendongak untuk melihat Ibunya,"Bukankah ini hari minggu? Kenapa Ayah dan Ibu masih bekerja?" dia mamandang Ibunya dengan bingung.
Karena sekarang hari minggu seharusnya mereka bersantai di rumah bukan? Dan malah masih bekerja di luar, jika Ayahnya dia tahu bahwa Ayahnya mungkin akan sibuk setiap hari meskipun itu tanggal merah, dan Ibunya dia tidak tahu apa yang akan di lakukannya. Tetapi Ibunya bilang ingin menemui Ayahnya di perusahaan, bukankah seharusnya ia pergi ke butiknya untuk memeriksanya?
Lucy berdehem dia tidak tahu kenapa putrinya itu sangat peka,"Ibu akan membantu Ayahmu di sana, dia mungkin akan kerepotan jika tidak ada Ibu," dia memilih mencari alasan untuk membohonginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Psycho Man [S2 Geofrey] END
RomansaSequel My Bastard CEO The Second Series Of Geofrey [BELUM DI REVISI! JADI HARAP MAKLUM JIKA ADA KATA-KATA YANG SALAH ATAU TYPO!] ••• Luois Einstain Geofrey, CEO muda, kaya, tampan dengan sejuta pesonanya. Tetapi tidak ada yang tahu dengan sisi gelap...