Seorang wanita dengan paras cantik, rambut panjang hingga punggung dan kulit yang putih bersih sedang sibuk menscroll gawainya di lobby universitas yang sedang cukup sepi ini. Dia membaca dengan serius tiap kata yang ada, hingga tiba-tiba.
"WOY!" Suara nyaring seiringan dengan tepukan dikedua bahunya sukses membuatnya terkejut luar biasa.
"Apa sih anjir!" Tolehnya dengan tatapan kesal
"Lagi ngapain sih Allisa Lovata Bahar? Serius banget kaya pejabat"
"Lagi nyari santet online" jawab Lisa singkat dan kembali sibuk membaca artikel yang terpampang. Ochi, temannya sejak SMP ini menganga, dan mau tak mau melirik kepada apa yang dipegang Lisa. Dan ya, hasil pencarian google itu benar-benar untuk SANTET ONLINE KILAT.
"HEH! Gila ya lo! Inget agama! Inget dosa! Lo masuk neraka gue juga sedih nyeeet!" Lisa menutup telinga. Pasalnya, ochi ini ngomongnya di deket telinga tapi teriak-teriak. Lisa tidak mau mengalami kerusakan gendang telinga diusia muda.
"Chii, ya ampun. Lo ngomong disini kedengeran sampai ruangan ujung tau ga!" Dua orang wanita muda lainnya menghampiri Lisa dan Ochi.
"Ini nih kak jen, temen lo ada gila-gilanya. Masa dia googling santet online, mana serius lagi" adu Ochi pada Jennie salah satu wanita yang menghampirinya tadi.
"Gimana gimana? Santet online? Serius?" Ini yang ngomong Clafita. Dengan rasa tidak percaya merampas gawai yang jadi omongan. "Lah iya, lo mau nyantet siapa dah?"
"Pak Toyo" jawab Lisa masih singkat.
"Hah? Pak Toyo" Ochi terkejut tapi lalu "kalau gitu gue ikut, urungan kita bayarnya"
"Lah si goblo" tak tahan, Clafita menoyor kepala Ochi "gue kira lo beneran mau ngelarang"
"Tapi kak Cla, pak Toyo mah kayanya halal deh disantet. Masa nih ya, tugas yang kita kerjain seminggu penuh, cuma dapat C doang. Kita ngerjainnya udah serius banget loh padahal" Ochi dengan berapi-api.
"Tau tuh, ga sadar diri. Udah jarang masuk, sekalinya masuk cuma ngasih tugas doang. Eh, masih pelit juga ngasih nilai. Halal banget emang disantet" Lisa menambahi.
"Udah udah, tugas apa sih biar gue bantu" akhirnya Jennie menenangkan.
"Nah iya, Jennie mata kuliahnya Toyo bagus-bagus tuh nilainya" ujar Clafita.
"Bener kak?" Tanya Lisa dan Ochi bersamaan.
"Ga bagus juga, tapi lumayan lah biar bisa lulus itu mata kuliah dan ga ngulang"
"Kalau gitu bantuin kita ya kak, biar gue ga jadi nih nyantetnya" Lisa beneran serius tentang santetnya.
"Iya, iya nanti kita atur waktunya"
"Mana dirumah lagi sibuk, tugas numpuk hedeh. Cobaan jadi bungsu dirumah, kalau ada acara gue bagian yang disuruh-suruh anjir" keluh Ochi.
"Oh iya, tunangannya kak Chandra malam ini kan chi? Lo kok malah masuk, bukannya libur aja bantu-bantu dirumah?" Tanya Lisa bingung.
"Justru gue kabur, kalau dirumah disuruh-suruh mulu kaya anak tiri. Chandra yang mau tunangan gue yang cape. Dianya kaya pangeran" membuat ketiga temannya pecah dalam tawa.
"Ya udah sabar aja, gue traktir lunch deh" ucap Jennie membuat yang lain langsung antusias.
"Serius kak? Pas banget kode promo gojek gue udah abis. Malaikat banget sih kak jennie" Lisa memeluk Jennie dari samping dengan ekspresi senang berlebih.
"Hedeh, ngenes banget anak pak Bahar satu ini" Clafita menggeleng-geleng.
"Ya sadar diri aja kak gue mah, uang bulanan gue dipotong 50% bulan ini. Jadi ya harus hemat. Bisa aja bulan depan gue bener-bener ga dapat jatah bulanan" Lisa mengerucutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL & AL
RomanceLisa memiliki pilihan untuk menuruti perjodohan ini atau menolaknya. Ayahnya bukan tipe pemaksa, ia menyerahkan keputusan pada Lisa. Tentu saja Lisa ingin menolak, banyak alasan untuk menolak, pertama mereka baru sekali bertemu dan pertemuan itu tid...