*3*

395 52 0
                                    

Kediaman keluarga Adhitama malam ini diramaikan dengan tamu undangan. Berbagai macam hidangan tersaji di atas meja panjang diiringi lagu dari bintang tamu. Mobil-mobil terparkir dengan rapi. Suara obrolan yang diselingi tawa menunjukkan tuan rumah berhasil membuat acara yang menyenangkan. Tamu sudah ramai di jam yang masih menunjukkan pukul 7:15 malam, padahal acara dimulai jam 8. Jennie dan Clafita yang baru saja turun dari mobil merapikan dress yang mereka kenakan.

"Kak Jennie. Kak Cla" teriak seseorang yang berlari kecil menghampiri keduanya.

"Lisa. Baru datang juga?" tanya Jennie pada Lisa yang tadi memanggilnya.

"iya, kebetulan. Diantar kak Fandy tadi. Ayo masuk" Lisa menggandeng Clafita dan Jennie bersamaan.

Saat memasuki rumah, ketiganya cukup jadi pusat perhatian khususnya bagi kaum adam. Jennie malam ini dibalut dress hitam lengan panjang, dibawah lutut juga beberapa bagian yang hanya berkain brukat serta belt besar di bagian perut. Wajah dingin tanpa senyumnya membuat kesan angkuh yang sangat terasa. Clafita sendiri dengan balutan dress putih keluaran jimmy cho, dengan aksen kancing di dada bagian depan membuatnya terlihat seperti peri. Sedangkan Lisa memakai dress abu-abu berlapis brukat dengan aksen bunga besar, rambutnya yang panjang dibiarkan terurai dan dibagian bawah rambut dibuat sedikit bergelombang memberikan kesan anak manis dan menggemaskan.

Lisa yang melihat bintang utama acara ini, yaitu Chandra dan tunangannya Windi segera menarik Jennie dan Clafita untuk menghampiri.

"Kak Chandra, Kak Windi. Selamat ya buat pertunangan kalian. Lancar terus sampai wedding day" Lisa memeluk Windi dan Chandra bergantian.

"selamat ya kak. Akhirnya setelah 5 tahun ya" itu Jennie.

"iya ih, bener ya kata orang kalau jodoh emang ada aja jalannya. Udah putus nyambung puluhan kali akhirnya sampai di pertunangan" Clafita jadi nostalgia membuat yang lain tertawa.

"iya iyaa, makasih ya udah datang. Doain aja biar beneran jodoh sampai halal" Windi akhinya menyahuti.

"eh Lisa, Clafita, Jennie kalian datang" nyonya Adhitama, ibu dari Chandra dan Ochi.

"dateng dong tante om, ga mungkin lah aku ga dateng. Masa cuma jadi saksi pacaran mereka doang" sahut Lisa. Membuat tuan dan nyonya rumah itu tertawa.

"Wey, udah pada makan belum nih" tiba-tiba, entah darimana Ochi sudah disamping Clafita mengagetkan.

"belum entaran dulu, masih ga percaya nih mereka sampai ke tahap ini" jawab Clafita yang juga disambut tawa.

"ya udah makan dulu sana, entar keburu yang enak-enaknya habis tuh" ujar Chandra mendorong Lisa .

"entar dulu ah kak, masih kenyang juga"

Seorang security datang menginterupsi mereka dan membisikkan sesuatu pada tuan Adhitama. "chan, papah jemput tuan El dulu ya kedepan"

"udah datang pah?" tanya Chandra.

"iya udah. Ayo mah. Om dan tante keluar dulu ya" pamitnya pada Lisa, Jennie dan Cla "Ochi minta bagian pelayan menyiapkan minum yang papah kasih tau tadi siang ya" mereka keluar dengan sedikit terburu. Ochi pun segera memanggil salah satu pelayan yang lewat dan membisikkan intruksi.

"pak El siapa dah chi?" bisik Lisa, karena sepertinya pak El ini orang yang penting.

"itu, boss papah sama kak Chandra" jawab Ochi sambil merapikan rambutnya.

"Elvano?" Jennie ikut bertanya dijawab anggukan oleh Ochi.

"Elvano yang itu je?" Cla bertanya pada Jennie yang juga dijawab anggukan.

"Elvano siapa sih?" Lisa masih merasa kebingungan, sepertinya hanya dirinya yang tidak tahu siapa yang dimaksud.

"CEO JCW group. Ganteng parah, mana masih muda" jawab Cla dengan cengiran yang hanya diangguki Lisa masih tidak tahu. Lisa memang tidak tertarik dengan urusan bisnis dan orang-orangnya.

Akhirnya orang yang dibicarakan muncul bersama nyonya dan tuan rumah menghampiri Chandra dan Windi. Orang-orang otomatis memberi jalan, setelan jas yang digunakan sudah mampu menunjukkan bahwa dia adalah tamu penting. Apalagi tuan Adhitama yang berjalan disampingnya dengan senyum dan gestur badan yang sopan seolah memberi tahu bahwa yang sedang lewat itu tamu kehormatan. Begitu juga dengan Lisa, Jennie, Cla dan Ochi yang ikut memberi jalan. Sampai dihadapan Chandra, El menjulurkan tangan menjabat tangan.

"selamat ya Chandra for your engagement"

"Terima kasih sudah menyempatkan datang ya pak. Semoga anda menikmati pestanya"ucap Chandra sopan. El yang tak sengaja menoleh terpaku selama beberapa saat sampai chandra kembali memanggil "pak?"

"ya" El kembali menguasai dirinya dari keterkejutan " siapa mereka chan?"

"ah ini adik bungsu saya Ochi pak" Ochi dengan segera mengulurkan tangan lalu memperkenalkan teman-temannya "ini teman-teman saya dikampus pak"

"Clafita pak" Cla segera mengulurkan tangan yang dijawab anggukan oleh El.

"Jennie" Jennie juga turut mengenalkan diri.

"dia anak pak Prasetya kalau anda ingat" Chandra menambahi yang masih dijawab anggukan.

"saya Lisa pak" kini giliran Lisa dengan senyum sopan.

"Lisa" akhirnya El bersuara walau hanya sekedar bisikan, seperti berbicara pada dirinya sendiri. Lisa ingin menarik tangannya tapi jabatan tangan itu seperti tak membiarkannya. Lisa bingung, ganti menatap mata El yang juga sedang menatapnya. Mereka saling tatap selama beberapa detik hingga Lisa melirik kekanan dan kirinya, lebih tepatnya kepada teman-temannya masih dengan berjabat tangan seolah minta penjelasan. Tapi Ochi, Jennie dan Cla bahkan Chandra sendiri bingung. Saat berkenalan dengan yang lain seolah itu basa-basi dan tujuan sebenarnya hanyalah Lisa.

"silahkan minumnya pak" seorang pelayan berseragam hitam putih memecah keheningan yang sempat terjadi, menjulurkan nampan yang berisi satu gelas panjang berisi wine. Lisa pun mengambil kesempatan itu untuk menarik tangannya. El mengambil minuman yang ada.

"Kak Arvin" nyaring Lisa saat melihat sang kekasih didepan pintu. Arvin melambai dan Lisa segera menghampiri.

"ayo kak, kak chandra disana" tunjuk Lisa.

"selamat ya bang" Arvin memberi selamat pada si empunya acara.

"makasih ya. Pacarnya Lisa?" tanya Chandra

"iya kak, pacar aku" Lisa yang menyahut. Perbincangan mereka tidak luput dari tatapan El. Tatapan yang sulit dideskripsikan. Hanya Jennie yang menyadari itu. Seperti tidak suka, tapi tidak suka pada siapa?

EL & ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang