*31*

186 32 0
                                    

Senin pagi, Lisa menuruni tangga untuk sarapan. Ia telah siap dengan pakaian dan juga tas yang ada di pundaknya. Libur kuliahnya telah berakhir, hari ini adalah hari pertama di semester baru. Lisa melihat Elvano yang telah duduk terlebih dahulu, sedang Fina dan Susi tampak membawa beberapa hidangan untuk sarapan mereka . Dahi Lisa mengernyit saat melihat seorang pria paruh baya berdiri disamping Elvano.

"Mas" sapa Lisa. Elvano pun menoleh.

"Lisa kenalin ini pak Heri"

"halo pak" Lisa menjulurkan tangannya.

"saya Heri bu" ujar pria itu tampak gugup.

"dia supir baru kamu" sontak ucapan suaminya itu membuat Lisa terbelalak.

"hah? Supir apaan sih mas? Aku bisa nyetir sendiri kok, biasanya juga gitu"

"pak Her, panaskan dulu aja mobilnya"

"baik pak, permisi bu" pak Heri pun pergi meninggalkan pasangan itu.

"Mas?! Supir apaan sih? Ga usah pakai supir-supir ah, aku bisa nyetir kok. Orang aku sudah punya SIM" rengut Lisa sambil duduk di kursi samping El.

"saya tau kamu bisa nyetir. Tapi kan jarak dari sini kekampus kamu sama jarak rumah kamu yang dulu beda. Sekarang lebih jauh"

"paling selisihnya 20-30 menit mas, udah aku bisa kok" Lisa tetap bersikeras.

"Lisa, jalan yang dilalui dari sini kekampus kamu itu jalan yang rawan macet. Kamu bisa kecapean nanti. Mending pakai supir kamu bisa duduk enak dibelakang, bisa sambil tidur juga kan?"

"engga pokoknya aku ga mau!" tegas Lisa.

"ya udah anggap aja ini bagian dari persyaratan saya"

"persyaratan apa sih?" Lisa semakin kesal, ia tak suka diatur begini. Dan lihat si pengatur ini tetap sarapan dengan nyaman disaat Lisa sedang dongkol.

"perjanjian kita"

"perjanjian apa sih maaas?"

"kamu lupa?" Lisa mengernyit "tentang malam pertama?" Lisa pun membelalak.

"loh emang apa hubungannya perjanjian itu sama aku harus pakai supir?"

"saya kan udah bilang kalau akan ada persyaratan lain yang menyusul" wajah El mengejek.

"waah, waaaah" Lisa kehabisan kata-kata "ini nih, orang-orang yang menyalahgunakan kekuasaan" Elvano tak bisa menahan tawanya.

"kalau kamu tetep ga mau pakai supir, perjanjian kita batal. Jadi, kapan kita.."

"oke oke aku mau" potong Lisa segera.

"mau apa? Mau malam.."

"mau pakai supir" kembali Lisa memotong dan segera menyantap sarapannya sambil menatap sebal Elvano. Sedang yang ditatap masih memasang wajah menyebalkan.

"Oh iya" tiba-tiba Elvano mengambil sesuatu dari dalam tas kerjanya.

"apalagi sekarang?" Lisa waspada.

"ini" El menggeser sesuatu berbentuk kartu pada Lisa diatas meja.

Lisa mengambilnya, kartu ATM berwarna hitam dengan tulisan Debit Titanium Card dan kembali menoleh pada El mencoba bertanya lewat tatapan.

"saya akan transfer kesitu tiap bulan biaya belanja dapur dan uang jajan kamu" jelas Elvano "untuk biaya listrik, air, gaji karyawan, tagihan sampah dan yang lainnya di luar itu"

"tunggu. Bi Layla" Lisa pun memanggil wanita yang tengah didapur itu. Layla segera menghampiri istri bossnya itu.

"duduk dulu bi" Layla pun menurut "ini bi, Mas El nyerahin untuk aku soal biaya bulanan kebutuhan rumah"

"Alhamdulillah" seru Layla terlihat lega "bibi udah lama banget mba ga pengen pegang uang bulanan lagi. Bibi ini pelupa, bibi takuuut banget kalau-kalau terpakai uang amanah itu. Biarpun Elvano selalu bilang ga apa-apa tapi bibi takut mba. Akhirnya lepas juga dari bibi" melihat wajah Layla yang lega membuat Lisa bingung sekaligus lucu.

"dia takut bibi tersinggung katanya" adu El.

"ya engga lah mba. Selain memang bibi was-was pegang uang sebanyak itu, megang uang bulanan kan memang harusnya dipegang sama nyonya rumah mba"

"memang rata-rata tiap bulan habis berapa bi?" tanya Lisa penasaran.

"kira-kira ya mba? Ga pasti sih, tapi dibawah 150 juta sih mba biasanya" Lisa pun melongo.

"saya udah transfer uang untuk yang bulan ini" ujar El membuyarkan Lisa "nanti Chandra yang bantu untuk aktifin mobile banking di handphone kamu" Lisa pun mengangguk mengerti.

"bi, biasanya belanja kapan?"

"bibi biasanya belanja sekitar tanggal 10 gitu mba. Soalnya kalau awal atau akhir bulan rame supermarketnya karena orang-orang pada habis gajihan"

"ya udah kalau gitu nanti kita belanja bareng ya bi" ajak Lisa.

"siap mba. Kalau gitu bibi balik kebelakang ya"

Lisa pun segera menghabiskan sisa sarapannya, hari ini kelasnya dimulai jam 9:30 dan tentu ia tak ingin terlambat.

*****

EL & ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang