Di meja makan saat sedang sarapan bersama El, Lisa berusaha untuk bersikap biasa saja, seolah tidak ada kejadian memalukan beberapa menit yang lalu di ruang gym. Tolong siapapun ingatkan Lisa untuk mengetuk sebelum masuk keruangan manapun dimana ada Elvano didalamnya. Wajah Lisa tiba-tiba memanas tanpa bisa dikendalikan saat mengingat kembali bagaimana ia ketahuan sedang menatapi tubuh suaminya itu.
"kamu demam?" tanya El sambil menempelkan telapak tangannya pada dahi Lisa.
"engga kok" jawab Lisa cepat sambil meminum air putihnya.
"saya seksi ya?" sontak pertanyaan dari El membuat Lisa tersedak air minumnya.
"apaan sih mas ah? Seksi seksi apaan?" ujar Lisa gelagapan "lagian ya, mas itu kenapa sih suka banget ga pake baju?"
"loh saya kan workout, ga enak kalau pakai baju"
"ya tapi kan ART disini semuanya perempuan"
"saya ga pakai baju hanya dikamar, ruang gym dan kolam renang. Kamar dan ruang gym adalah ruang pribadi saya, mereka ga mungkin masuk tanpa ijin. Dan kolam renang, kalau saya renang ga ada yang mendekat kesana"
"kalau memang ruang pribadi harusnya mas kunci dong waktu workout tadi" kekeh Lisa, ia tak ingin disalahkan atas tragedi tadi pagi.
"semua orang dirumah ini tau ga ada yang boleh masuk ruang gym tanpa ijin"
"ya tapi kan aku ga tau!"
"kamu memang ga perlu ijin. Kamu boleh masuk keruangan manapun dirumah ini. Bahkan kalau saya mandi terus kamu mau masuk juga boleh" ujar El dengan santainya. Berbanding terbalik dengan Lisa yang sedang melongo.
Tanpa aba-aba Lisa menampar punggung El dengan cukup keras sembari berteriak "PERVERT!" lalu segera berlari menuju kamar mereka diiringi tawa menyebalkan El.
"Pagi-pagi udah bahagia banget kelihatannya?" sapaan dari Layla.
"kelihatan banget ya bi?" tanya El tetap dengan senyumnya yang dijawab anggukan oleh Layla.
"rasanya bibi udah lamaaa banget ga ngedenger kamu ketawa selepas ini" dengan senyum keibuan Layla menatap haru pada El, sambil membereskan piring kosong bekas Lisa sarapan tadi.
"kayanya aku akan banyak ketawa setelah ini bi. Kalau sebelumnya tujuan aku hidup hanya untuk membahagiakan mommy dan daddy, saat ini ada tujuan lain yang pengen banget aku dapatin" ujar El mengawang-ngawang.
"cinta mba Lisa?" dijawab anggukan malu-malu dari El.
"walaupun kayanya perjalanan aku ga akan mudah, tapi aku akan menikmati setiap detik waktu yang aku punya bersama Lisa bi"
"dengan cinta sebesar itu, mustahil rasanya El kalau ada wanita yang ga akan meleleh juga pada akhirnya"
"tapi kesan pertama dia ke aku buruk banget bi. Bahkan dia merasa aku membeli dia"
"kalau begitu tutup kesan pertamanya itu dengan kesan yang lainnya. Tutup kesan buruk dia ke kamu dengan kesan yang baik" El mencerna ucapan itu dengan baik. Mungkin Lisa akan melupakan kesan awal bagaimana ia dengan liciknya mengikat Lisa dalam pernikahan ini, jika Lisa tahu sebesar apa rasa cintanya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
EL & AL
RomansaLisa memiliki pilihan untuk menuruti perjodohan ini atau menolaknya. Ayahnya bukan tipe pemaksa, ia menyerahkan keputusan pada Lisa. Tentu saja Lisa ingin menolak, banyak alasan untuk menolak, pertama mereka baru sekali bertemu dan pertemuan itu tid...