Lisa memiliki pilihan untuk menuruti perjodohan ini atau menolaknya. Ayahnya bukan tipe pemaksa, ia menyerahkan keputusan pada Lisa. Tentu saja Lisa ingin menolak, banyak alasan untuk menolak, pertama mereka baru sekali bertemu dan pertemuan itu tid...
Pagi ini Elvano kembali berkutat pada pekerjaan di ruang kantornya. Sudah tiga hari ia tak datang ke kantor dan tentu kalian tahu kenapa. Pimpinan JCW Group yang biasanya tampil dengan rapi bersih hari ini tidak tampak. Wajah Elvano nampak kacau mungkin efek ia tidak tidur dengan baik. Wajah dingin yang ia pasang membuat para karyawannya sebisa mungkin menghindar untuk berinteraksi.
Pintu diketuk tiga kali lalu Fatih muncul dari balik pintu, memasuki ruangan dan mendekat pada meja sang atasan.
"selamat pagi pak" sapa Fatih tapi Elvano mengabaikannya. Fatih meringis melihat bagaimana penampilan Elvano hari ini, jelas jauh dari kata baik.
Fatih segera menyerahkan dokumen untuk ditanda tangani oleh Elvano. Tanpa ekspresi apapun laki-laki itu mengambil dokumen itu lalu membacanya. Telepon yang ada di meja Elvano berbunyi, ia pun mengangkatnya.
"ya" ujar Elvano.
"selamat pagi pak. Di lobby ada seseorang yang bersikeras ingin menemui bapak tanpa membuat janji"
"siapa?" tanya Elvano sambil membubuhkan tanda tangan pada dokumen di hadapannya.
"ibu Irene pak" Elvano terdiam, tangannya yang sedari tadi bergerak pun ikut terdiam, membuat Fatih bingung.
"bagaimana pak?" tanya sekretarisnya di seberang.
"suruh dia naik" Elvano pun mematikan telepon itu.
Pria itu kembali pada dokumen di hadapannya, membaca dengan cepat dan mengembalikannya pada Fatih. Tak sampai lima menit kemudian, pintu kembali di ketuk.
"selamat pagi pak" sapa sekretarisnya, Jihan "silahkan ibu Irene"
Seorang wanita masuk ke ruangan itu setelah dipersilahkan. Elvano menegakkan badannya ketika ia melihat presensi wanita itu.
"Rere?" gumam Elvano. Fatih mendengar itu, nama yang digumamkan sang atasan. Ia tak asing dengan wanita ini.
"selamat pagi El" sapa Irene atau Rere, dengan senyum manisnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Elvano berdiri dari kursinya lalu mendekati Irene yang berdiri di dekat pintu. Wanita itu sangat cantik, dengan pakaian modis. Siapapun yang melihat pasti tahu kalau semua barang yang dipakai bukanlah merk yang murah.
"apa kabar kamu El?" ujar Rere masih dengan senyum. Elvano masih menatap tak percaya. Setelah bertahun-tahun tak bertukar kabar, hari ini ia tiba-tiba ada di hadapannya.
Elvano melirik Fatih yang masih terdiam di depan meja, melamun, sambil memandang pada Rere. Berdehem, Elvano menyadarkan Fatih.
"kamu boleh keluar sekarang" ujar Elvano dingin.
"ba-baik pak" jawab Fatif sedikit tergagap.
Fatih bergegas keluar, melewati kedua orang itu dan menuju pintu. Setelah menutup pintu kembali, ia terdiam karena akhirnya mengingat siapa wanita itu.