Lisa memiliki pilihan untuk menuruti perjodohan ini atau menolaknya. Ayahnya bukan tipe pemaksa, ia menyerahkan keputusan pada Lisa. Tentu saja Lisa ingin menolak, banyak alasan untuk menolak, pertama mereka baru sekali bertemu dan pertemuan itu tid...
Akhirnya setelah menunggu hampir satu setengah jam pesawat yang akan Lisa tumpangi telah di umumkan. Ia berdiri membawa tas kecil yang berisi dompet, ponsel dan makeup.
Elvano berjalan di depannya, Lisa hanya mengikuti. Sesampainya didalam pesawat Lisa baru tahu kalau tiket ia miliki adalah kelas utama atau first class. Sempat tercengang, ini pertama kalinya ia naik pesawat kelas utama, bahkan kelas bisnis pun ia belum pernah.
Lisa pun segera duduk pada kursi sesuai dengan arahan dari pramugari. Mendapatkan kursi di samping jendela, Lisa melihat keluar. Terdapat bantal juga selimut yang telah tersedia. Ia lupa kalau berpergian dengan El tentu saja suaminya itu akan memilih yang paling nyaman.
Setelah hampir 30 menit akhirnya pesawat pun akan lepas landas. Lisa tidak takut dengan suara pesawat saat take off, ia hanya tidak menyukainya. Telinganya akan sakit, jadi ia menutup mata sambil meremas kedua tangannya.
"kamu takut?" tanya El sambil menggenggam tangan Lisa.
"engga, telingaku cuman sakit" sahut Lisa saat pesawat telah terbang dengan sempurna.
Elvano melepaskan genggaman tangannya lalu mengambil laptop yang ada di tasnya.
"ini orang mau kerja lagI?" bathin Lisa.
Lisa menatap wajah suaminya itu dari samping, sedang pria itu menatap laptopnya dengan serius sesekali mengetikkan sesuatu pada keyboard. Menghela nafas, Lisa benar-benar kesal pada Elvano. Memilih berbalik, ia memilih untuk memandang pada jendela pesawat dan saat melihat gelapnya malam diluar ia jadi terpikir sesuatu.
Mengambil ponsel yang sudah ia pasang mode pesawat, Lisa segera membuka galeri. Mencari foto dari tahun lalu.
"sekalian aja"
"mas" Lisa berbisik tak ingin menimbulkan suara yang bisa mengganggu.
"hm?" Elvano menoleh.
"lihat deh. Bagus kan" Lisa mengarahkan layar ponselnya pada Elvano.
"siapa itu?" bingung El menajamkan penglihatannya. Pasalnya foto itu terlihat gelap, ada gambar bulan di ujung laut dan foto ini di ambil dari pantai lalu ada siluet laki-laki dan perempuan yang terlihat mesra.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"aku sama kak Arvin" santai Lisa. Jauh berbeda dengan pria di sebelahnya yang memasang wajah keras.
"kenapa kamu tunjukkin itu ke saya?" tanya El dingin.
"kenapa? Kamu ga suka?" tanya Lisa masih tanpa beban.
"iya, saya ga suka"
"oh ya udah. Aku ga tau apa yang kamu ga suka kalau kamu ga bilang" sindir Lisa, lalu menghapus foto itu di hadapan Elvano.
"kamu tinggal bilang kok" tambah Lisa. Lalu berbalik memunggungi El dan menarik selimut menutupi tubuhnya.
Elvano tercengang, ia tahu pasti apa yang dimaksud istrinya itu. Menghela nafas, lelahnya tak bisa membuat ia berpikir jernih. Menutup laptop di pangkuannya, El menyusul istrinya untuk tidur juga.
*****
Setelah menempuh penerbangan selama lebih dari 7 jam akhirnya Lisa dan Elvano mendarat di Incheon Airport South Korea. Lisa meregangkan tubuhnya sesekali, ia lihat Elvano datang dengan membawa troli yang berisi koper mereka.
Akhirnya ia mengikuti langkah Elvano keluar dari bandara. Setelah melewati pintu kaca dapat ia lihat banyak penjemput yang membawa papan nama. Seorang pria dengan setelan jas menghampiri mereka, menunduk sebentar lalu mengambil alih troli yang dibawa El.
"ayo Sa" Elvano menggandeng istrinya itu menuju mobil jemputan mereka terparkir. Masuk ke dalam mobil sedan hitam itu, sopir yang berada di depan segera menjalankannya. Tiba-tiba pria yang tadi menjemputnya di dalam bandara, yang Lisa tebak adalah seorang bodyguard, berbicara pada El dengan bahasa Korea.
"mommy masak, jadi kita diminta sarapan dirumah" ujar El. Tentu saja ia mengiyakan.
Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya Lisa tiba. Tak menyembunyikan rasa takjubnya, Lia berbinar melihat rumah yang biasanya hanya ia lihat di drama Korea sebagai rumah pemeran si kaya raya. Dapat ia lihat, Bella beserta suaminya sudah menunggu di depan rumah.
Mobil berhenti sempurna, baik Elvano dan Lisa bergegas keluar dari mobil. Bella berlari kecil menghampiri Lisa dan segera memeluknya.
"Lisaaaaa"
"mommyyyy" mereka berpelukan sambil bergoyang-goyang.
"kamu pasti cape ya? Laper juga kan? Ayo masuk, mommy sudah masak enak" tanpa diberi kesempatan menjawab Lisa segera ditarik masuk ke dalam rumah.
"mommy?" panggil Elvano.
"hm?" Bella menoleh.
"aku ga dapat pelukan"
"halah. Ayo Lisa kita masuk" Lisa tak dapat menahan tawanya melihat wajah cemberut pria itu.
Sesampainya di dapur Lisa terperangah, pasalnya meja makan dengan 14 kursi ini hampir penuh dengan makanan yang terus di bawa keluar berkala oleh para maid.
"mommy masak sebanyak ini mau ada pesta?" tanya Lisa.
"iya dong, pesta penyambutan kamu sama El kan" santai Bella.
"mom, kenapa harus masak sebanyak ini sih?" Elvano juga bingung.
"hyung!" seseorang masuk dari halaman belakang, menghampiri Elvano dan mereka berpelukan. Lagi, bicara dengan bahasa yang tak Lisa pahami.
"hai Lisa" sapa pria itu "aku Jeffrey, tapi panggil Jeff aja. aku denger kita seumuran. Ayo berteman"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"hai Jeff, kamu bisa bahasa?" takjub dengan Jeff, bahkan aksen bicaranya.
"bisa lah, mommy kalau dirumah pakainya tetap bahasa, aku jadi bilingual sejak kecil"
"keren" kagum Lisa.
"ya udah ayo makan dulu, nanti keburu dingin" Bella segera menyuruh untuk duduk di kursi meja makan.
Bella terlihat antusias sekali dengan kedatangan Lisa, ia bahkan memenuhi piring Lisa dengan berbagai macam makanan. Meja makan terasa hangat, Lisa merasa seperti pulang. Daddy, yang Lisa ketahui namanya adalah Ji Jung Woo, berwajah tegas tapi berkepribadian hangat.
Sekitar 30 menit kemudian sarapan bersama pagi itu selesai. Elvano dan Lisa diminta untuk langsung masuk kamar dan beristirahat. Dibawa pada bagian rumah yang berbeda, Lisa melewati halaman belakang yang luas. Terdapat kolam renang, taman, juga kandang burung besar. Rumah ini benar-benar menunjukkan stratanya.