Kelas kedua Lisa baru saja selesai tepat pukul 12 siang seiring dengan dosen yang meninggalkan ruangan. Lisa membereskan tab yang ia bawa ke dalam tas tepat saat sebuah pesan masuk.
Elvano
Saya udah di makassar
Hanya ini isi pesannya? Bahkan tidak menanyakan apa Lisa sudah makan atau belum. Elvano benar-benar menyebalkan.
"Lice" panggil Ochie.
"hm"
"kita jadi kerumah lo?"
"jadi"
"lo kenapa? Kok murung gitu?" tanya Ochie bingung. Lisa menghela nafas.
"gue ngerasa ada yang aneh deh sama El"
"aneh apanya?"
"nanti deh. Ayo ke kelas kak Jennie dan kak Cla dulu"
Lisa berdiri dari kursinya, berjalan meninggalkan kelas beriringan dengan Ochie. Saat akan menaiki tangga Lisa melihat Clafita dan Jennie keluar dari lift.
"kita jadi kan Lice?" tanya Cla saat tiba di hadapannya.
"jadi"
"ya udah gue ikut mobil Jennie, Ochie sama lo ya" Lisa mengangguk.
Mereka menuju parkiran, pak Heri sudah menunggu disana. Sekitar 45 menit akhirnya kedua mobil itu masuk ke halaman rumah. Keempatnya turun dari mobil dan sudah ada Hani di depan pintu.
"mba, terapisnya udah datang"
"oh, makasih ya Han"
Mendahului teman-temannya Lisa segera menuju ke salah satu kamar tamu di lantai satu yang sudah di sulap Elvano menjadi ruang untuk Lisa dan teman-temannya. Jennie, Cla dan Ochie memang sering datang kerumah ini oleh karenanya El menyediakan tempat nyaman untuk teman-teman istrinya itu.
Di kamar itu terdapat TV besar berukuran 65inch lengkap dengan home theater, bean bag, kulkas dengan berbagai minuman, rak makanan juga alat karaoke. Tak jarang juga Lisa memanggil home spa seperti sekarang.
Saat memasuki kamar dapat Lisa lihat sudah ada 4 kasur lipat yang sudah rapi siap untuk digunakan, juga 4 terapis yang menunggu.
"maaf ya kak, udah lama ya nunggunya" ucap Lisa tak enak.
"ga apa-apa mba, kita juga baru aja kok" sahut salah satu terapis.
Lisa, Jennie, Cla dan Ochie segera mengganti pakaian mereka dengan kemben yang diberikan. Setelahnya mereka mengambil tempat masing-masing, dimulai Jennie yang mengambil ujung dekat pintu, lalu Cla, Lisa dan Ochie ujung dekat tembok.
Memejamkan matanya, Lisa merasakan rasa nyaman saat kakinya mulai dipijat. Home spa langganannya ini memang terbaik, sesuai dengan harga yang dibayar.
"jadi Lice, yang tadi kenapa?" ujar Ochie disebelah kanannya.
"apaan nih?" tanya Cla tak mengerti yang berada di sebelah kirinya.
"kakak ngerasa ga daritadi pagi nih anak murung terus" jelas Ochie.
"oh iya, Jennie juga notice tuh tadi"
"kenapa emang Lice?" Jennie kali ini.
"hmm, kenapa ya gue ngerasa kalau El ngambek sama gue?"
"ngambek gimana?" tanya Ochie sambil menopang kepala dengan lipatan tangannya.
"aneh, dia jadi dingin ke gue, kalau gue nanya ya dijawab sih, tapi ga ada timbal balik gitu loh, nanyain balik kek, ga ada"
KAMU SEDANG MEMBACA
EL & AL
RomantiekLisa memiliki pilihan untuk menuruti perjodohan ini atau menolaknya. Ayahnya bukan tipe pemaksa, ia menyerahkan keputusan pada Lisa. Tentu saja Lisa ingin menolak, banyak alasan untuk menolak, pertama mereka baru sekali bertemu dan pertemuan itu tid...