*56*

208 32 8
                                    

Ini jam 10:30 pagi saat Lisa menengok pada jam dinding di atas televisi. Ia menggigiti bibirnya, kebingungan menghampiri. Ketiga temannya sudah melarang keras untuknya datang ke tempat dimana Arvin menunggu. Tapi ia juga tak tega melihat Arvin memelas seperti kemarin. Lisa gelisah di tempat duduknya.

"satu jam" gumamnya pada diri sendiri "paling lama satu jam. Abis itu langsung pulang"

Wanita itu akhirnya memutuskan, ia pun bangkit berdiri menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Setelah 15 menit bersiap akhirnya Lisa turun dan segera keluar menghampiri pak Heri di dapur yang sedang minum kopi.

"pak"

"iya mba?" sahut pak Heri.

"tolong anterin saya ya"

"baik mba" Heri pun segera keluar lewat pintu samping.

"mau kemana mba?" tanya Layla.

"eeh, kerumah temen bi. Aku pergi dulu" jawab Lisa gugup lalu secepatnya meninggalkan Layla yang kebingungan.

Menghabiskan waktu lebih dari 30 menit di jalan akhirnya Lisa meminta Heri untuk memarkirkan mobil mereka di salah satu area parkir coffe shop.

"pak tunggu disini ya, paling lama saya satu jam aja kok. Ini buat bapak beli kopi di dalam" Lisa menyerahkan beberapa lembar uang pada Heri.

"ga usah mba, saya tunggu di mobil aja ga apa-apa"

"jangan pak, ini" Lisa segera meletakkan uang itu ditangan Heri "sana pak masuk"

Lisa pun memastikan Heri masuk ke dalam coffe shop itu lalu segera pergi dari sana. Jarak antara coffe shop itu dengan taman yang ia tuju cukup jauh sebenarnya. Ia harus berjalan kaki lagi sekitar sepuluh menit. Ia sengaja melakukan itu karena tak ingin pak Heri melihat ia bertemu dengan Arvin. Ia tahu ia salah, tapi mau bagaimana lagi. Otak dan hatinya tidak bekerja sama dengan baik.

Tepat pukul 11:30 akhirnya Lisa sampai di taman tempat ia dan Arvin berkencan untuk pertama kalinya. Lisa mengedarkan pandangannya dan mendapati Arvin duduk tepat di bawah salah satu pohon yang rindang. Ia bergegas menghampiri

"kak" panggil Lisa. Arvin pun berdiri lalu menoleh, senyumnya terbit dengan lebar.

 Arvin pun berdiri lalu menoleh, senyumnya terbit dengan lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kamu datang?" tanyanya tak percaya. Lisa pun segera mengambil tempat untuk duduk disamping Arvin.

"ini" Arvin menyerahkan satu cup gelatto, rasa coklat dengan choco chips, favoritnya dulu "kamu masih suka kan?"

"masih" sahut Lisa lalu mulai menyuap es krim itu. Di siang hari yang terik, dengan angin segar dari pohon Lisa menikmati es krimnya.

Arvin masih tak mengalihkan pandangannya dari gadis yang sangat ia cintai dulu, atau mungkin sampai sekarang? Butiran kecil dari keringat yang ada di kening Lisa membuatnya semakin bersinar. Sepertinya laki-laki itu mengurus Lisa dengan benar, ia jadi jauh lebih cantik sekarang; bathin Arvin.

EL & ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang