Pria dengan kacamata yang bertengger di hidungnya itu sedang sibuk dengan tumpukan dokumennya. Sudah terhitung dua hari ia tidak pulang ke rumah. Berbanding terbalik dengan beberapa bulan sebelumnya, saat ia selalu tak sabar ingin pulang dan menemui sang istri. Dua minggu ini ia lebih sering menginap di kantor.
Ketukan pintu menginterupsi, ia sudah tahu siapa yang datang. Tentu saja dari sekretaris yang memberitahu sebelumnya. Ia pun menyuruh masuk orang itu dan pintu pun di dorong dari luar.
"hai" sapa sang tamu.
"ada apa?"
"ya?"
"kamu ngapain kesini?" tanya Elvano lagi.
"kamu masih sibuk ya?"
"lumayan"
"tapi ini udah hampir jam 12 El, ayo makan siang. Ini aku bawain sup iga ditempat kita biasa makan dulu. Ternyata mereka masih jualan"
"ga perlu Re, kamu ga perlu repot-repot" Elvano mengambil dokumen lainnya untuk ia baca.
"ini udah aku bawain" Rere menggoyangkan plastik yang ia bawa lalu meletakkannya pada meja di depan sofa lalu menghampiri Elvano di meja kerjanya.
"ayooo" Rere menarik tangan El setelah sebelumnya meletakkan dokumen yang dipegang pria itu "aku udah nyuruh OB buat bawain alat makannya"
Elvano pun menurut ia berdiri dan berjalan menuju sofa sesuai kemauan Rere yang saat ini masih menarik tangannya. Tak lama salah satu OB di kantor itu datang membawa alat makan seperti piring, mangkuk juga sendok.
Rere dengan telaten menyiapkannya, seperti menuang sup ke dalam mangkok, menaruh nasi ke atas piring lalu mengambil air mineral pada kulkas.
"coba deh" Rere mencoba menyuapkan sesendok nasi beserta daging iga pada Elvano.
"ga usah" Elvano mengambil sendok yang mengambang itu lalu meletakkan pada piring. Ia pun mengambil piring yang dipegang Rere. Rere kecewa tentu saja, tapi ia tak menunjukkannya.
"gimana? Rasanya masih kaya dulu ga?" tanya Rere saat Elvano sudah menyuapkan makanannya.
"enak" sahut Elvano.
Rere pun mengambil piring lain lalu menaruh nasi dan menuangkan sup untuk ia makan sendiri. Menyuapkan sesendok penuh ke dalam mulutnya.
"hmmmm. Bener, enak" puji Rere "rasanya masih beneran sama kaya yang dulu, padahal yang jual bukan cicinya lagi loh El, tapi anaknya. Tapi rasanya kok masih sama ya?"
"kenapa tiba-tiba kamu beli sup iga?" tanya Elvano di sela makannya.
"tadi pagi muncul foto kenangan kita di facebook" Rere tertawa merasa konyol karena dulu ia sangat aktif di sosial media itu "foto pas kita makan ini. Coba liat deh"
Rere segera membuka ponselnya dan memperlihatkan foto yang di maksud. Elvano pun melirik foto itu, foto ia bersama Rere 8 tahun yang lalu.
"kamu disini masih kurus banget" ujar Rere lalu tertawa "aku inget banget ini kamu lagi ngebujuk aku karena beberapa kali batalin janji mau jalan"
Elvano pun tertawa kecil mengingat itu. Ya, dulu ia sering sekali membatalkan janji kencannya dengan Rere. Di masa itu Elvano sangat berambisi untuk bisa memperbesar perusahaannya.
"padahal aku cuma pura-pura ngambek tapi kamu panik beneran sampai bawain aku buket bunga segala"
Rere pun terus bercerita tentang masa lalu mereka walau hanya di tanggapi seadanya oleh El tapi selama tidak dilarang itu baik-baik saja.
*****
Mobil yang membawa Lisa sedang berhenti karena lampu merah. Wanita itu bersandar pada sandaran di belakangnya. Ia melihat kotak-kotak makanan yang ia bawa lalu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL & AL
Любовные романыLisa memiliki pilihan untuk menuruti perjodohan ini atau menolaknya. Ayahnya bukan tipe pemaksa, ia menyerahkan keputusan pada Lisa. Tentu saja Lisa ingin menolak, banyak alasan untuk menolak, pertama mereka baru sekali bertemu dan pertemuan itu tid...