Seusai acara Lisa segera menuju kamar rias sebelumnya untuk melepas semua aksesoris dan juga kebayanya. Ia merindukan kasurnya, ingin segera bergelung dengan selimut lalu tidur sampai besok pagi. Tapi rasanya akan lebih baik kalau ia mandi lebih dulu, badannya lengket, tidak mungkin ia bisa tidur dengan nyaman tanpa mandi. Saat membuka kamarnya ia terkejut setengah mati saat mendapati seorang pria baru saja keluar dari kamar mandi dikamarnya.
"AAAAAA!!!" Lisa berteriak sambil menutup mata dengan telapak tangannya secara refleks. Bagaimana tidak, Elvano, pria yang kelihatannya baru selesai mandi itu hanya mengenakan celana pendek tanpa memakai atasan sama sekali.
"kamu ngapain sih telanjang dikamar aku?!" tanya Lisa keras sambil membuang wajah kesamping sambil tetap menutup matanya.
"aku baru selesai mandi" ujar El bingung.
"ya terus kenapa dikamar aku?!"
"ada apa sih Lisa kok teriak-teriak?" ayah Lisa datang setelah mendengar teriakan anak gadisnya.
"Yah, itu yah. Masa pak El mandi dikamar aku?" adu Lisa
"ya terus kenapa? Kan suami kamu? Tidur dikamar kamu ya mandi dikamar kamu juga lah" jelas sang Ayah.
Lisa terdiam lalu membuka matanya. Ia seperti kebingungan sejenak, lalu menghela nafas kasar "aku lupa"
"lupa punya suami?"
Lisa hanya mengangguk menyadari kebodohannya. Ayahnya dan Elvano tak pelak terkekeh dengan kelakuan absurd Lisa.
"ya udah sana masuk, kalian pasti cape kan?" setelah mengatakan itu Ayahnya pergi meninggalkan kamarnya.
Suasana terasa canggung untuk Lisa. Khayalannya tentang tidur nyenyak sampai pagi rasa-rasanya tak akan terwujud. Jangankan nyenyak, untuk bisa tidur saja Lisa ragu. Bagaimana Lisa bisa tidur dengan orang yang bertemu saja bisa dihitung dengan jari.
"pakai bajunya dulu pak" cicit Lisa dengan menunduk, menjaga matanya. Elvano tersenyum, tapi segera memakai kaos tidurnya segera.
"kamu mau mandi?" tanya El yang dibalas Lisa dengan anggukan.
Lisa segera mengambil handuk dan piyamanya lalu bergegas masuk kamar mandi. Sekitar 20 menit ia keluar kamar mandi dengan handuk yang digulungkan ke rambutnya. Lisa dengan kikuk mengambil tempat dan duduk di kasur, dimana El sedang berkutat dengan tablet disebelahnya. Ia berdehem beberapa kali dan berhasil mengambil atensi El.
"masih ingetkan perjanjian kita di kafe burger waktu itu?" tanya Lisa gugup. Semoga El tidak lupa mengenai janji itu.
"ingat" jawab El lalu kembali fokus ke tabletnya.
"jadi ga ada malam pertama sampai aku ngijinin kan?" tanya Lisa lagi memastikan.
"ya" lalu El mengunci dan meletakkan tablet yang ia pegang sedari tadi di nakas sampingnya "dengan satu syarat"
"hah? Syarat? Ini ga ada di perjanjian loh"
"mau atau engga? Kalau ga mau juga ga apa-apa, saya masih kuat untuk malam ini"
"ih apaan sih. Oke, syarat apa?" tanya Lisa kesal.
"panggil saya Mas mulai sekarang"
"hah?"
"Mas. Bukan pak. Ngerti?" Lisa hanya mengangguk kikuk "coba, saya mau dengar?"
"iya mas" ujar Lisa sebal. Sedang Elvano senyum kemenangan.
"ya udah kamu tidur aja, saya ga akan apa-apain kamu"
Lisa berdiri dan mengambil guling tambahan lalu diletakkannya ditengah-tengah antara mereka. Elvano yang melihat hanya tersenyum maklum.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL & AL
RomanceLisa memiliki pilihan untuk menuruti perjodohan ini atau menolaknya. Ayahnya bukan tipe pemaksa, ia menyerahkan keputusan pada Lisa. Tentu saja Lisa ingin menolak, banyak alasan untuk menolak, pertama mereka baru sekali bertemu dan pertemuan itu tid...