*54*

183 39 3
                                    

Di dalam mobil senyum hangat yang tadi di tunjukkan Elvano menghilang digantikan wajah dingin tak bersahabat. Lisa kebingungan, Elvano sebenarnya kenapa.

"kamu kok tiba-tiba mau jemput mas? Pak Heri kemana?" tanya Lisa memecah keheningan. Elvano tetap tak menjawab, dapat wanita itu lihat bagaimana Elvano meremat stir mobil hingga buku-buku jari tangannya memerah.

"mas?" panggil Lisa lagi "kamu marah sama aku?

"menurut kamu, aku bisa diandalkan ga Sa?" tanya Elvano dingin.

"gimana?"

"aku kelihatan ga bisa kamu andalin? Atau kamu ga percaya sama aku?"

"kamu ngomong apa sih mas?" Lisa mengerutkan keningnya.

"bisa-bisanya kamu di caci maki sama sampah-sampah itu dan kamu diem aja!" ujar Elvano dengan penuh penekanan, terlihat sangat menahan emosinya.

Akhirnya Lisa mengerti kemana arah pembicaraan Elvano. Tapi dari mana Elvano tahu? Siapa yang membocorkan hal itu pada suaminya?

"kamu tau dari mana mas?" tak ada sahutan dari Elvano, wajah itu masih saja dingin dan seolah memang tak ingin memberi jawaban atas pertanyaan Lisa.

"karena menurut aku ini cuma masalah kecil mas" akhirnya ujar Lisa gugup sambil memainkan jari-jarinya.

"masalah kecil? Kalau masalah kecil aja kamu ga percaya sama aku gimana sama masalah besar Sa?" sahut Elvano frustasi, lalu meminggirkan mobilnya di depan sebuah minimarket.

"ga gitu mas aku..."

"dan ini bukan masalah kecil" tegas Elvano menghadap wanita itu saat mobilnya terparkir tanpa mematikan mesin "gimana bisa kamu bilang ini masalah kecil saat semua orang salah sangka sama kamu, menghina kamu atas kesimpulan mereka sendiri, merendahkan kamu, aku ga terima!!"

Suara Elvano yang meninggi membuat Lisa takut, wajah keras yang ditampilkan Elvano juga membuatnya gemetar. Tanpa ia sadari air matanya jatuh, tangannya bertaut dengan sangat erat membuatnya memerah.

"ma-maaf..maaf mas" ujar Lisa tergagu. Elvano yang menyadari bahwa ia mulai lepas kendali pun merutuki dirinya sendiri. Air mata istrinya jatuh karena emosinya.

"maaf Sa, maaf" Elvano meraih tangan yang mulai memerah itu, mengelus pelan "aku cuma merasa ga berguna sebagai suami kamu karena tau masalah ini dari orang lain"

Elvano pun meraih istrinya itu kedalam pelukannya, menenangkan wanita itu dari tangisnya. Sudah cukup masalah yang dihadapi Lisa, tapi ia malah memarahinya.

"maaf sayang" ujar Elvano lagi dan mendapat anggukan Lisa yang masih dalam pelukannya "kita makan siang dulu ya, kamu mau makan apa?"

"sushi aja" jawab Lisa.

"ya udah ayo" ujar Elvano usai membersihkan air mata Lisa.

*****

Setelah memesan makanan yang mereka inginkan sekarang Lisa dan Elvano harus menunggu. Siang ini restoran sushi itu tidak terlalu ramai membuat suami istri itu berbicara santai dengan nyaman. Sampai tiba-tiba sepasang manusia yang masuk dalam daftar orang yang tidak Lisa sukai menghampiri mereka.

"kak El" sapa wanita itu, Alesha, sepupu Elvano.

"Alesha" sahut Elvano seadanya.

"makan disini juga kak?" Elvano pun mengangguk.

'ya terus mau ngapain? Say hello sama salmon gitu?' gerutu Lisa dalam hatinya mendengar basa-basi tidak penting dari Alesha.

"kalau aku sama Egi baru selesai makan nih. Boleh sekalian dibayarin ga kak?" ucap Alesha dengan cengirannya.

EL & ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang