5. hampir saja

1.6K 144 10
                                    

Happy reading ✨

20 menit sudah berlalu setelah Sarada menunggu Bu Anko mengintrogasi Boruto, Sekki, dan Yurui di luar ruangan akhirnya mereka bertiga keluar dengan tampang acak-acakan.

Sarada berdiri diikuti oleh Kagura.
Ia tak sengaja melirik Yurui yang menatapnya dengan tatapan tajam, sedetik kemudian Sarada memutuskan kontak mata itu.

"Apa kau tidak apa-apa?." Tanya Sekki mendekati Sarada.

"Hn, itu berkatmu. Terimakasih banyak." Ucap Sarada, "Dan maaf, kau jadi dikenai masalah karena membelaku."

"Tidak apa, itu lebih baik dari pada menjadi seorang pengecut." Jawab sekki dengan senyum ramah.

"Namamu Sekki ya? jika ada yang bisa ku bantu suatu hari nanti katakan saja padaku." Ucap Sarada dengan senyum tulus, Sekki sedikit terkesiap.

"Hoi, aku juga membantumu ttebassa." Selak Boruto merasa tak nyaman melihat kedua orang itu bercengkrama.

"Kau ini seperti anak kecil saja, tak mau kalah." Cibir Sarada.

"Apa?! Aku membelamu, lalu inikah yang aku dapatkan??" Perotes Boruto.

"Lalu mengapa kau tak membelaku juga saat seseorang dengan sengaja menyelengkat kaki ku waktu itu?" Sarkas Sarada yang langsung membuat Boruto membatu dan menelan ludahnya.

"I-itu karena... Aku takut kau terkena masalah." Elak Boruto sambil memalingkan wajah, sedikit sweatdrop.

"Satu-satunya masalah saat itu adalah kau yang tak mempercayai ku." Ucap Sarada, langsung membalikkan badannya lalu pergi.

"Tunggu, kau akan pulang sendiri??!" Teriak Boruto pada Sarada yang sudah mulai menjauh.
Boruto hanya bisa melihat Sarada yang memfokuskan dirinya dengan ponsel berwarna merah.

'Tring!
Ada pesan masuk dari ponsel miliknya, Boruto langsung memeriksa siapa yang mengiriminya pesan itu,
'Aku sudah meminta seseorang dari rumah untuk menjemput ku pulang, Terimakasih atas bantuanmu barusan. Aku juga akan mentraktir mu makan kapan-kapan.' -Sarada.

Tanpa sadar Boruto menarik sudut bibirnya setelah membaca pesan dari Sarada itu.

***

"Aku pulang!." Teriak Boruto dari ruang tamu yang bernuansa warna pastel.

"Selamat datang, Onii-chan!" Seorang gadis dengan warna mata yang sama denganya datang dengan senyum ceria yang sangat manis. Himawari namanya, anak bungsu dari keluarga Uzumaki. Dia anak berusia 14 tahun, rambutnya yang diturunkan dari warna Indigo Ibunya menambah kesan cantik pada gadis bertubuh mungil itu. Himawari sangat dimanjakan oleh Boruto karena sifat manis yang selalu gadis itu tunjukkan. Karena itu juga Boruto selalu menatapnya sebagai seorang balita yang butuh perhatian. Dan dia memiliki alasan lain mengapa dia sangat memanjakan Himawari itu karena ia tak mau adiknya sampai kekurangan kasih sayang karena ayahnya yang selalu sibuk bekerja.

"Mengapa wajahmu kusut sekali?" Ejek Himawari sambil terkekeh kecil.

"Senang huh mengejek onii-chan mu?" Ucap Boruto sambil menggulung lengan seragamnya untuk mencuci tangan.

"Hihihi, kau berkelahi lagi ya?" Tebak Hima.

"Eh? Kau berkelahi lagi Boruto?!" Tanya Hinata yang tiba-tiba datang dengan lobak besar di tangannya.

"Ti-tidak Ibu..." Bohong Boruto.

"Benarkah begitu?."

"Te-tentu saja. Memangnya kau menerima surat panggilan hari ini ahaha(?)" Tanya boruto sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang