37. Wisata

1.6K 141 45
                                    

Suara jam dinding mendominasi ruang kelas X-1. Wanita paruh baya dengan warna rambut violet sejak tadi sudah menatap intens satu persatu anak muridnya, dia akan bertindak jika salah satu dari mereka ada yang tertangkap basah menyontek.

Beragam ekspresi ditunjukkan para penunggu kelas itu. Pasalnya sekarang mereka sedang mengerjakan Soal mata pelajaran terakhir pada ujian kenaikan kelas mereka.

Inojin sudah mengetuk-ngetuk pensil pada kepalanya sejak tadi.
Matilah aku. Batinnya yang merasa frustasi.

Chocho tersenyum senang ketika tidak merasakan kesulitan pada soal soal di mata pelajaran yang ia benci itu. Ternyata semua ajaran Sarada padaku sangat berguna, terimakasih sarada, karenamu aku bisa merasakan perasaan anak anak pintar saat mengerjakan soal ini begitu mudah. Katanya dalam hati.

Sedangkan Sarada, Boruto, Shikkadai, Mitsuki, dan Sumire sudah meletakkan alat tulis nya masing masing di atas meja yang menandakan bahwa mereka sudah selesai mengerjakan semua soal.
Sarada tampak memeriksa dengan teliti jawabannya satu persatu untuk memastikan tidak ada satupun yang terlewat, Boruto merenggangkan otot otot lengannya yang terasa pegal, Shikkadai sudah menguap dan mengecek malas semua jawabannya di kertas itu, Mitsuki masih memasang wajah fokusnya yang menawan, dan Sumire tersenyum senang karena dia telah berhasil mengerjakan soal bahasa Inggris dengan cepat dan baik, ia cukup percaya diri kalau kali ini dia bisa mengalahkan Boruto dan Sarada.

Kelimanya beranjak dari kursi, serentak. Satu persatu secara berurutan mulai mengumpulkan kertas ujian mereka kepada sang guru pengawas yang masih memantau bak singa betina di Padang safari.

Boruto lebih dulu menyerahkan kertas jawabannya pada Anko sensei karena dia berada di bangku depan, lalu di susul oleh Shikkadai dan Mitsuki, saat hampir keluar mereka bertiga tak lupa mengejek Inojin yang juga sedang menatap mereka dengan tatapan kesal.

Sarada menatap punggung Boruto yang berada di depannya, dia berjalan 5 langkah jauhnya dari posisi Boruto berdiri bersama yang lain.

Saat sudah keluar dari kelas, sepertinya Sumire tahu betul kalau Sarada sedang ada di belakangnya. Sebuah ide licik terbesit di kepalanya, tanpa aba aba ia pun langsung memeluk lengan kekar Boruto dengan senyum riang

Pria yang di gandeng itu tersentak, cukup terkejut dengan tingkah Sumire. Tak ada yang menyadari sedikit perubahan ekspresi dari pria berkepala pisang itu sebelum ia mengembalikan raut wajah yang riang. Seolah ia ikut bahagia sama dengan kekasihnya itu.

Gadis di belakang mereka hanya bisa melihat, menahan napas tanpa sadar. Dia masih belum terbiasa, meskipun dia sudah menetapkan hati untuk membiarkan. Namun perasaan nya pada pria itu masih membara seperti api yang tak akan pernah padam.

Lalu Sumire tiba tiba berbalik dengan senyum palsunya "Ah, Sarada-chan apa kau ingin makan bersama kami?."

Sarada tersenyum remeh, dia tahu betul trik apa yang sedang Sumire mainkan. Tapi maaf, dia tidak tertarik untuk masuk ke dalam permainan gadis itu. Dengan satu tarikan nafas sarada tersenyum "Non, merci." Jawabnya dengan bahasa Prancis yang artinya 'tidak, terimakasih'. Dia memilih memutar arah berlawanan dengan jalan yang ingin di tuju Boruto dan yang lain. Melupakan apa yang baru saja ia lihat. Sangat tidak baik untuk hatinya.

Sumire mendelik kesal, dia sedikit malu karena tidak mengerti apa yang baru saja Sarada ucapkan padanya. Bahasa asing yang tidak ia ketahui, dia berfikiran Boruto juga pasti tidak akan mengerti apa yang baru saja Sarada katanya. Dia kembali menyeringai, dia pasti bisa memanfaatkan momen ini.

Boruto kembali berjalan menuju kantin, Shikkadai dan Mitsuki sudah ada di sisi yang lain. Boruto menatap Shikkadai dan Mitsuki untuk memberikan kode pada mereka untuk  pergi menemani Sarada sekarang juga. Mereka mengangguk mengerti dan berbalik arah tanpa bicara apa apa.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang