26. Pergilah Boruto

1.4K 116 31
                                    

Hari sudah gelap, rumah yang ia tempati sekarang ini benar benar membuatnya merasa nyaman.
Saat sendirian seperti ini pikiran sarada sering kali beralih pada pria secerah matahari yang dia kenal.

Sarada kembali mengerutuki dirinya ketika tak sadar tersenyum saat membaca pesan dari pria itu tadi.

Untuk sesaat dia lupa kalau dia sedang menjauh dari Boruto Uzumaki. Mengapa rasanya sulit sekali untuk tidak berhubungan dengan pria bermata saphire itu.

Sarada menghela berat, lagi lagi ia harus menyadarkan dirinya sendiri seperti sekarang. Boruto tak akan membalas perasaan ini, lebih baik aku tetap seperti ini sebelum hal buruk terjadi pada hubunganku dan dia..

Sarada melirik jendela besar yang langsung memperlihatkan halaman depan rumah. Dari jendela itu sarada bisa melihat pemandangan kota dengan jelas. Pemandangan langit penuh bintang pun bisa ia saksikan dari sini.

Mendengar derum motor yang sangat familiar mencuri secuil perhatian nya. Dilihatnya, motor itu berhenti di depan pagar hitam rumah ini sambil mengguncang benda itu dengan heboh, sebelum akhirnya dihentikan oleh satpam yang berjaga.

Kasihan sekali, tampaknya ada suatu hal penting yang ingin ia sampaikan. Pria itu sepertinya cukup tampan, tubuhnya tinggi, memakai baju seragam yang sama seperti seragam sekolahnya, dan juga memiliki rambut kuning seperti seseorang yang ia kenal.

"Tunggu-tunggu...--"

--

---

----

"bukannya itu Boruto?!!!!!." Sarada berdiri spontan saat menyadari bahwa pria yang mengguncang pagar di depan itu adalah putra sulung dari marga Uzumaki, Uzumaki Boruto. Bagaimana pria itu tau dimana dirinya berada. Jantungnya bergemuru, dengan perasaan campur aduk.

Dengan cepat kakinya menuruni anak tangga dan tak sengaja berpapasan dengan Isamu.

Satpam yang bertugas di depan rumah membuka pintu lalu berjalan kearah sarada dan Isamu dengan terpogoh pogoh.

Satu tarikan nafas satpam itu mulai bicara "Ada orang di depan yang mengaku sebagai temannya nona Sarada."

"Huh? Temanmu?." Isamu menatap Sarada.

"Dia--
Dia Boruto."

"Apa?? Biarkan dia masuk." Perintah Isamu.

Tak lama Boruto memasuki rumah dengan nafas tersengal. Matanya langsung tertuju pada gadis yang ada di pikirannya seharian ini. Dia bernafas lega ketika melihat sarada baik baik saja, iris mata indahnya pun tidak memancarkan kesedihan. Tapi yang membuatnya sedih, Sarada lagi lagi menatapnya dingin.

"Sarada.."

"Boruto, mengapa kau kemari?!." Tanya Sarada dengan sorot mata tajam.

"Tentu saja ingin membawamu pulang, kau gila ingin menginap di rumah pacarmu?? Memangnya kau sudah mengenalnya berapa tahun? Aku mengerti jika kau ingin terus bersama pacarmu, tapi kau harus mengerti juga kalau dia bisa saja melakukan bermacam macam hal yang mungkin bisa menyakitimu." Lontarnya panjang lebar, padahal orang yang ia dia sebut sebagai pacar sarada itu saat ini berdiri di depannya. Tapi Boruto tak takut.

"Boruto!!."

Boruto menatap Sarada yang baru saja meneriaki namanya.

"Dia itu sepupuku!."

Boruto membatu, apa katanya? Sepupu?.
"Apa?!.."

"Isamu-nii adalah kakak sepupuku, dia anak dari paman Itachi dan bibi Izumi. Apa kau tidak tau kalau papaku bukanlah anak tunggal?." Resalnya sambil berkacak pinggang. Bisa bisanya pria itu datang menghampirinya sejauh dan semalam ini hanya karena salah paham.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang