11. Mimpi yang aneh

1.5K 139 7
                                    

Sudah jam 9 malam, acara pesta ini tak kunjung usai. Sarada menjadi sangat lapar karena tidak menyentuh makanan satupun dari tadi. Baiklah ia menyerah, dia akan makan di sini saja. Sarada melirik berbagai makanan kecil di deretan meja penuh manisan yang menggugah selera.

Sarada mengambil sebuah piring kecil dan memindahkan beberapa makanan ringan ke atas piringnya.
Ia tersenyum simpul, lalu menggigit sebagian kue coklat di tangannya. Bahkan dia tak menyadari kalau ada beberapa pasang mata yang sedang menatapinya dengan mata berbinar.

"Eumm... ano.. permisi.." seorang pemuda menghampirinya dengan wajah malu malu.

Bisakah kalian menganggap ku tak ada?.. ucap Sarada yang merasa tak nyaman pasalnya itu sudah ke 7 kalinya malam ini beberapa anak laki laki mendekatinya.

"Aku memperhatikanmu dari tadi, boleh aku meminta nomormu?." Tanyanya. Astaga apa kau tidak tau siapa gadis di depanmu itu?.

"Tidak, maaf.." tolaknya dengan wajah datar.

"Ah sayang sekali, tapi bolehkah aku berdansa bersamamu satu kali?." Tanyanya lagi membuat Sarada merasa risih.

"Aku tidak tertarik, maaf."

Ssstt... Mengapa rasanya punggungku terasa sangat dingin?.
Pria itu menoleh ke belakang lalu bertatapan dengan Presdir Uchiha dan putra dari Presdir Uzumaki yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam.

Eh? Apa aku melakukan sebuah kesalahan?. Jangan jangan nona ini benar benar kekasihnya??
Tanpa basi lagi ia segera berpamitan dengan Sarada, dari pada berurusan dengan keluarga Uzumaki itu akan sangat merepotkan.

"Are! sarada? Sepertinya kita ditakdirkan bertemu di sini." Tiba tiba pria berambut pirang dengan toxedo hitam menghampirinya, siapa lagi kalau bukan Inojin Yamanaka.

"Hn.."

"Ah dinginnya." Inojin tersenyum seakan hatinya bergetar.

Abnormal. Batin sarada yang hanya melanjutkan acara makannya.

"Hari ini aku hampir tidak mengenalimu, ku kira ada bidadari yang turun dari langit." Kata Inojin yang ternyata berbicara sendiri karena Sarada sudah pergi terlebih dahulu mengabaikan dirinya.
"Tunggu!." Inojin mengelus dadanya agar bisa menyabari nasibnya sendiri.

Hmph! Dia memang putriku. Sasuke menyeringai senang saat melihat sikap Sarada pada Inojin.

Langkahnya kembali terhenti kala seorang pria berambut coklat menghalangi jalan nya "Nona Sarada..."

'Cup

Sarada melebarkan iris matanya, tak percaya dengan apa yang baru saja pria itu lakukan. Dia benar benar tidak pernah berfikir bahwa pria itu akan mencium punggung tangannya tiba tiba seperti ini.

Boruto pun sama kagetnya, dia langsung berdecih dan menarik tangan Sarada hingga gadis itu kini berdiri di belakang punggungnya. "Apa yang kau lakukan, shinkki?!."

Bukannya menjawab, pria paruh baya berambut merah tua di samping Shinkki malah tersenyum kepada Boruto "Kau putranya Naruto ya?, salam kenal aku Gara."

"Ah Gara! Kau datang ya?." Sapa Naruto menghampiri sahabat lamanya dari kota Suna.

"Apa apaan kau shinkki, mengapa kau mengganggu Sarada?." Tanya Boruto yang tak peduli dengan reunian yang sedang dilakukan Gara dan ayahnya.

"Aku tidak mengganggunya, aku hanya menyapanya.." ucap Shinkki bersikap santai.

"Memangnya harus kau menyapanya dengan cara seperti itu?." Tanya Boruto lagi dengan sengit, mungkin sebentar lagi ia akan memunculkan bendera perangnya yang selama ini banyak ditakuti orang orang.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang