45. Kencan

1.7K 132 30
                                    

Terik matahari menembus halangan kaca jendela kelas yang nampak ramai karena bel pulang telah berbunyi. Satu persatu dari mereka keluar dari kelas.

"Ayo sarada." Ajak pria berambut kuning keemasan yang bersinar.

Selesai membereskan peralatan belajarnya dia mengekori Boruto dari belakang.

"Sepertinya mereka memang berpacaran."

"Tak apa kan, lagi pula mereka sangat cocok."

"Cocok apanya, mereka itu pasangan busuk yang suka menyakiti orang lemah."

Perdebatan itu masih berlanjut, rumor itu masih ada, dan kini Sarada dan Boruto hanya menyimak, mereka sudah lelah.

Mereka berjalan berdampingan menuju stasiun kereta bawah tanah.

"Ah, sekarang Sekki, Kagura, dan Shinkki sudah pulang ke desa mereka masing masing ya..."

Boruto memicing tak suka, "Memangnya kenapa? Apa kau sedih?."

"Hmm, lumayan.. aku cukup dekat dengan mereka, dan juga mereka banyak membantuku. Sayang sekali, mereka tidak benar benar sekolah di sini."

Boruto menggerutu, "Bagaimana jika misalnya aku juga tak bersekolah di sini?."

"Ya, tidak apa apa. Memangnya kenapa?." Jawab Sarada cepat.

Boruto mencubit kedua pipi Sarada dengan tatapan merajuk, "Hei apakah kau benar benar si wanita yang mencintaiku?." Perkataan Boruto barusan membuat Sarada menjadi tersipu apalagi wajah mereka yang kini berdekatan.

"Lepwas bowuto!."

"Hahaha kau bicara apa?." Ejek Boruto sambil tertawa

"Bewisik! Lepwaskan!!." Sarada memberontak. Boruto melepaskannya dan mengacaukan rambut Sarada dengan gemasnya. Dan pelaku itu melarikan diri setelah membuat rambut Sarada berantakan.

"Dasar kurang ajarrr sannaroooooo!!!." Teriak Sarada sambil berlari.

Kedua remaja itu saling bercanda ria tanpa beban, mereka seperti kembali menjadi anak kecil yang polos tanpa beban, hanya ada tawa lepas dan tak ada kebohongan.

Tiba tiba sebuah mobil mewah berwarna putih berhenti di depan Boruto dan Sarada. Sang supir itu turun dengan kemeja rapih dan kacamata hitam tak lupa radio di telinga kirinya.
"Tuan muda..." Panggilnya.

"Ada apa? Sudah ku bilang aku tak pernah mau di jemput seperti ini." Nada bicara Boruto jadi serius kala berhadapan dengan suruhan di rumahnya.

"Maaf tuan muda, tapi anda harus ikut saya sekarang."

"Tidak bisa, aku akan pulang dengan Sarada."

"Anu... Ini sangat penting tuan muda."

"Hal penting apa?."

"Hm.. bagaimana kalau nona Uchiha juga ikut naik mobil, saya akan antar sampai ke kediaman Uchiha." Tawar orang itu.

Sarada memandang Boruto, Boruto pun mengangguk menginstruksikan Sarada untuk menyetujui tawaran itu.

"Baiklah."

Mereka kini sudah ada di dalam mobil, dengan kecepatan stabil.

"Jadi ada hal gawat apa?." Tanya Boruto.

"Hngg... Itu, Nyonya tertua Uzumaki jatuh sakit, tuan.."

Pupil Boruto mengecil, "Nenek?!!."

Sarada melihat Boruto yang ini terlihat panik. Sejak kecil Boruto memang sangat menyayangi nenek bersurai merahnya itu. Jadi wajar saja pria itu terlihat panik mendengar berita ini.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang