27. Natal

1.3K 117 15
                                    

Kini Sarada sudah tak berada di rumah Isamu lagi, malam ini adalah malam perayaan natal. Entahlah kedua orang tuanya akan pulang atau tidak, yasudah lah lagipula Sarada sudah terbiasa merayakannya sendiri. Mengintip keluar jendela, memperhatikan banyak orang yang berkumpul di pusat kota untuk melihat pohon natal bersama dan berbahagia bersama keluarga dan pacar.

Ponsel di atas nakas berdering menampilkan nama Momo di sana.

"Halo Momo?."

'ah, sarada-chan...
Aku menelefon karena ingin mengucapkan selamat natal.'

Sarada tersenyum tipis, sepertinya sahabat barunya itu menghawatirkan dirinya.

"Terimakasih, selamat natal juga. Bagaimana kondisi ibumu?."

'semenjak dirawat langsung oleh bibi sakura kondisi ibuku jauh lebih baik, terimakasih banyak sarada-chan. Aku tidak tahu lagi harus berterimakasih bagaimana lagi padamu.'

"Kau sudah bekerja keras, ibumu pasti bangga padamu."

'bibi sakura juga bangga memiliki putri yang sempurna sepertimu. Ohya ketika bibi sakura mengunjungi ibuku, dia selalu menceritakan berbagai hal tentangmu.'

Ucapan Momo barusan membuat Sarada tertegun. Dalam hatinya dia merasa sangat bahagia. Ternyata mamanya banyak menceritakan tentang dirinya.

Setelah berbincang cukup lama, Sarada dan Momo menyudahi percakapan.

Malam natal ini pasti semua orang merayakannya bersama keluarga, ingatan Sarada langsung tertuju pada satu keluarga penuh kehangatan yang sangat ia kenal, siapa lagi kalau bukan keluarga Uzumaki. Keluarga itu selalu dibalut dengan aura hangat dan menyenangkan.
Harusnya para pengurus rumahnya juga hari ini pulang untuk merayakan malam keceriaan ini dengan keluarganya masing-masing.

"Paman Gure." Panggil sarada pada kepala pelayan rumahnya.

"Ya, nona Sarada?."

"Aku ingin menyampaikan sesuatu untuk semua pelayan."

"Apa itu nona Sarada?"

"Sampaikan pada mereka kalau hari ini mereka bisa pulang ke rumah masing masing." Gure tersentak

"Tapi, nona sarada..."

"Aku tidak apa apa, aku akan pergi ke kamarku. Aku tidak ingin menjadi penghalang kebahagiaan banyak orang hanya untuk menemaniku di sini." Sarada beranjak dari kursinya.

Sarada melengos begitu saja melewati kepala pelayan yang menatapinya dengan tatapan iba.

Tuan Sasuke, nyonya sakura.. tidaklah kalian bisa pulang hari ini? Aku tidak bisa melihat gadis bersayap malaikat itu memperlihatkan senyum kelamnya terus menerus. Batin kepala pelayan.

Ia pun melaksanakan perintah yang Sarada berikan, merekapun berbahagia sampai menangis terharu. Betapa baiknya nona muda mereka. Meskipun begitu, tak sedikit pelayan yang memilih menetap di kediaman uchiha.. banyak alasan, salah satunya tak ingin meninggalkan nona muda mereka dalam kesepian.

Gure melirik jam tangan, majikannya belum juga pulang. Sedangkan Sarada benar benar tak keluar dari kamarnya. Padahal di luar orang orang ramai merayakan natal.

'ting tong!

Kepala pelayan itu menoleh pada pintu utama, apa ada tamu yang datang? Siapa ya?

Dengan segera berjalan ke pintu depan, dia penasaran siapa yang bertamu malam malam seperti ini? Kalau itu Sasuke dan sakura tidak mungkin, karena mereka pasti akan langsung masuk tanpa diminta bukakan.

Matanya terbelalak saat melihat dua sosok paruh baya yang sudah lama tak ia lihat. Dari layar monitor yang memperlihatkan siapa yang ada di depan pintu rumah ini.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang