13. ternyata begitu

1.3K 128 16
                                    

Happy reading ✨

Seorang gadis berambut ungu berjalan di tengah koridor yang sudah ramai dengan orang orang yang menatapnya dengan tatapan memuja. Itu adalah sumber energinya, Sumire sangat senang bila orang-orang selalu melihatnya dengan tatapan iri dan penuh cinta. Untung nya pujian yang Sarada ambil darinya tidaklah semuanya, dia masih saja menerima pernyataan para laki-laki yang menyukai wajahnya.

'Dukh!

"Akh!." Dahi Sumire terpentuk oleh sesuatu di depannya.

Sejak kapan ada tem--

"Eh?.." Sumire menatap wajah pria kuning di depannya sambil mengelus dahinya.

"Maaf, apa kau tidak apa-apa?" Tanya Boruto.

"Tidak apa-apa, ini salahku karena tak melihat lihat." Ucap Sumire dengan senyum manis.

Boruto sedikit terpana dengan senyum manis gadis di depannya.
"Ah, apa bawaan mu berat?" Tanya Boruto yang melirik Tote bag yang dibawa Sumire.

"Hn, ini lumayan berat."

"Aku bisa membantumu, ingin ke kelas kan?" Boruto mengambil alih tote bag yang di bawa Sumire.

"Terimakasih Boruto-kun. Kau membantuku lagi." Ucap Sumire, lalu matanya tak sengaja melirik gadis berkacamata yang tengah melihat kearahnya.

Sumire menyeringai, sebuah ide licik terlintas di kepalanya.
"Akh!" Sumire pura-pura tersandung.
Boruto pun langsung dengan sigap menahan tubuh Sumire dengan satu tangannya agar gadis itu tidak terjatuh ke lantai.

Mata mereka berdua bertemu, ada sebuah rasa yang semakin tumbuh di hati Boruto.

"Ah, Boruto-kun ternyata benar ya.." gantung Sumire.

"E-eh? Be-benar apa?"

"Ternyata kau benar-benar tampan, pantas saja para wanita menyukaimu." Ucap Sumire yang langsung membuat jantung Boruto berdetak kencang.

Sarada dari jauh memperhatikan kedua orang yang sedang berpose romantis di pinggir koridor.
Sarada menghela nafas, berusaha mengendalikan dirinya sendiri.

Bagus kan, Boruto bisa dekat dengan orang yang ia sukai. Aku tidak ingin mengganggunya. Batin Sarada, hatinya berdenyut nyeri dengan tatapan miris.

Dia memilih pergi meninggalkan pemandangan menyakitkan di depannya.

"Te-terimakasih-- aaahh! Maaf!." Boruto membantu Sumire kembali ke posisi berdirinya.

"Hihihi.. tidak apa-apa Boruto-kun, kau ternyata pria yang lucu ya.." Kata Sumire.

Boruto menjadi malu-malu, rasanya ingin menonjok wajahnya untuk mewakili perasaan Sarada.

"A-ano.. kau mau tidak makan di kantin bersamaku nanti?" Tanya Boruto sedikit canggung.

Sumire menggapai tangan Boruto sampai-sampai si empunya kaget karena itu terjadi tiba-tiba.
"Benarkah?! Aku sangat mau! Terimakasih Boruto-kun!!." Mata Sumire seakan akan terisi dengan keantusiasan.

"Iie! Akulah yang berterimakasih."
"Ayo kita lanjutkan ke kelas." Ucap Boruto yang menyudahi percakapannya.

Ketika memasuki kelas mata Boruto langsung jatuh pada gadis berambut raven yang ia kenal tengah membaringkan kepalanya lemas di atas meja.

Ada perasaan khawatir yang timbul dalam dirinya. Buru-buru Boruto meletakkan barang Sumire dan langsung menghampiri meja Sarada.

"Hei, apa kau sakit?" Tanya Boruto lembut. Namun Sarada tak menggubrisnya.
Boruto tidak berhenti sampai situ, dia mencoba meletakkan punggung tangannya pada dahi Sarada, takut-takut gadis itu tengah terserang demam.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang