25. Isamu-nii

1.3K 132 26
                                    

Setelah memeluk rindu pria di depannya cukup lama Saradapun melepaskannya.

Pria yang jauh lebih tinggi darinya itu tersenyum memandangnya dengan tatapan rindu.

"1 tahun tak melihatmu, kau semakin cantik ya..." Pujinya.

"Kau tidak mengaca? Mungkin kau bisa memilih bermacam macam wanita dengan wajahmu itu sekarang."

"Kau tau aku tidak akan melakukannya."

Sarada terkekeh, tentu saja itu karena sifat Isamu hampir sama dengan dirinya.

"Bagaimana keadaan paman Itachi dan bibi Izumi?." Tanya Sarada.

"Ayah tetap sibuk seperti biasa, kalau ibuku dan adikku baik baik saja."

Mata sarada membulat "Adikmu??."

"Ah, kau belum tau ya? Saat ini Ibuku tengah mengandung." Ucap Isamu masih dengan senyumannya.

"Wahh benarkah?? Aku ikut senang. Selamat ya sebentar lagi kau menjadi kakak." Ucap sarada dengan semangat.

"Hehe terimakasih, apa kau ingin bermain ke rumahku dulu?, setahuku ini sudah masuk libur musim dingin." Tawar Isamu.

"Boleh!."

"Yaampun aku masih pangling melihat mu, apa kau memakai make up sekarang?." Tanya Isamu yang seketika membuat Sarada malu, ingatannya seketika kembali kalau ia masih memakai make up yang dibuat teman temannya.

"Ah, ini...
Teman temanku yang meriasnya" Sarada menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Seperti itu, tidak apa apa kau terlihat cantik kok." Puji Isamu lagi. Memakai helm full face dan menaiki motornya.

"Apa itu." Sarada terkekeh dan memukul kecil lengan Isamu.

Dagunya mengangkat "Ayo naik, ibu pasti senang."

Saradapun mengangguk lalu menaiki motor besar berwarna hitam milik Isamu.

Rumah Isamu berada di dekat perbatasan kota Konoha, dan itu sangat jauh. Jadi sarada jarang sekali berkunjung ke sana, begitupun dengan keluarganya.

Sedangkan rumah nenek dan kakeknya ada di dekat perbatasan sebelah Utara dekat dengan kota Suna.

Sarada mengeratkan pegangannya pada pinggang Isamu, matanya tak menutup melainkan melirik ke kanan dan ke kiri melihat pemandangan yang masih asing di matanya.

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh akhirnya mereka sampai di sebuah mansion minimalis yang terlihat indah.
Tangannya di genggam Isamu memasuki rumah besar itu.

"Isamu, kamu dari man--"
"Sarada-chan!! Ya ampuuun." Pekik heboh wanita berperut besar itu.

Izumi langsung memeluk Sarada penuh kerinduan, wanita itu tak kalah cantik dari Sakura--Ibunya. Rambutnya coklat panjang lurus, matanya bernetra gelap, berbulu mata lentik, hidungnya mancung, ada tahi lalat kecil di bawah mata cantiknya.

"Sudah lama tak bertemu bibi, tak sangka sebentar lagi aku akan memiliki sepupu baru."

"Hihi benar, doakan ya semoga bayinya sehat."

"Pasti bibi, selain baby bibi juga harus selalu sehat." Kekeh Sarada.

"Ayo sini duduk, sudah lama bibi tidak mendapat teman bicara. Pamanmu itu tak mengizinkan bibi untuk keluar rumah, pikiran bibi jadi jenuh sekali." Keluh Izumi sambil mengerucuti bibirnya.

"Hahaha paman Itachi pasti sangat menghkawatirkanmu dan si bayi."

"Iya sih, tapi aku bosan. Nah kalau ada Sarada-chan aku jadi bisa mengobrol. Berbicara dengan Isamu sangat sulit, pikirannya itu rumit seperti ayahnya." Bisik Izumi.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang