31. Judge

1.5K 126 40
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Sejak memasuki UKS hingga luka Sarada selesai di obati, Boruto tidak beranjak dari sisi Sarada. Matanya masih menyorotkan tatapan kosong dan kecewa, bukan.. bukan kecewa karena Sarada yang sudah diapa apakan, tapi kecewa pada dirinya sendiri karena tak becus menjaga sahabat wanita satu satunya yang ia miliki. Padahal dia tahu betul Sarada sering kali menjadi incaran laki laki brengsek di macam macam tempat, harusnya dia tidak meninggalkan Sarada begitu saja.

Tangannya bergerak memegang erat tangan Sarada yang tak berdaya.
Ada bekas cengkraman kuat di pergelangan tangannya, pasti yurui memegangnya dengan kuat. Disentuhnya lembut sudut bibir Sarada yang tampak sobek akibat gigitan kasar Yurui. Membuatnya berkecamuk marah.

"Bagunlah Sarada.. "

Apa yang harus ia katakan pada Sasuke dan sakura nanti.
Shikkadai,inojin,dan Mitsuki mengurus Yurui dengan guru yang bertanggung jawab kasus ini akan sangat serius. Percayalah Boruto tidak akan melepaskan Yurui dengan mudah, Yurui sudah masuk ke dalam daftar hitamnya mulai sekarang.

"Maafkan aku... Sarada..." Lirihnya masih dengan menggenggam tangan Sarada dengan lembut.
Berharap gadis itu segera bangun dan menatapnya dengan manik hitam miliknya.

Bulir air matanya turun membasahi kedua pipinya, hanya ada Sarada dan dia di ruangan ini sekarang. Semua orang yang penasaran sudah di usir oleh inojin.

Hanya sarada yang bisa membuat Sang ketua geng hebi yang selalu ceria di setiap hatinya menjadi selemah ini. Rasanya lebih menyakitkan dari pada menyadari ayahnya tidak menghadiri pesta ulang tahunnya.

"Jangan khawatir, aku akan membalas perbuatan hewan itu berkali kali lipat, aku janji." Ucap Boruto mengecup punggung tangan Sarada.

'Brak!!
"Sarada!"
"Boruto!."
Panggil Sasuke dan Naruto bersamaan. Mendengar itu Boruto langsung berdiri melepas tangan sarada. Menghapus bekas air mata nya.

Kedua pria paruh baya itu langsung menghampiri Boruto dan Sarada.
Betapa pedihnya hati Sasuke saat melihat putri semata wayangnya terbaring lemas di atas kasur UKS.

"Ayah..."

Naruto mengusak Rambut Boruto sambil tersenyum tulus. Meyakinkan putranya kalau semua akan baik baik saja, Naruto paham betul kalau saat ini Boruto pasti sedang menyalahkan dirinya sendiri. Dari kecil, dia sudah melihat anaknya itu selalu bertekat menjaga putri sahabat karib nya itu. Dengan kejadian yang seperti ini pasti sangat membuatnya terpukul.

"Paman Sasuke maafkan aku..." Ucap Boruto, pelan.

Sasuke tak menjawab, dia sibuk mengelus rambut panjang putrinya sembari mengecupnya sayang. Sasuke juga merasa bersalah karena tidak memberikan banyak perhatian pada anaknya. Ayah macam apa dia ini? Apa dia masih pantas menyandang posisi ayah untuk putrinya yang berharga.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang