56. support sistem

1.2K 112 42
                                    

Happy Reading ✨

Gedung pencakar langit dengan luas tanah melebihi rata-rata, susunan kaca memantul cahaya matahari menunjukkan berapa bersinarnya gedung itu dan betapa kokoknya bangunan itu.

Di atas gedung itu terpajang jelas tulisan besar yang tercantum 'Uzumaki Corp' di sana.

Ya gedung itu merupakan gedung utama perusahaan Uzumaki yang memiliki segelintir orang orang berbakat dan segudang prestasi hingga angka kekayaan yang melimpah.

Tes wawancara nya tentu saja tidak mudah, dan gaji yang didapat pun tidak main main. Mereka selalu pintar memilih orang orang berbakat dan berkualitas untuk menjadi 'orang' mereka.

Mengulas sejarah dan kehebatan perusahaan Uzumaki memang tidak akan ada habisnya. Dari pada itu, kabarnya perusahaan besar itu tidak lama lagi akan diserahkan pada pewaris utama putra Uzumaki, siapa lagi kalau bukan Uzumaki Boruto? Putra sulung keluarga itu.

Meskipun belum banyak berkontribusi dalam mengembangkan perusahaan, namun orang orang percaya kalau tuan muda itu akan memimpin perusahaan dengan baik karena kejeniusan yang ia miliki. Tapi sejujurnya belum ada yang benar benar yakin apa itu benar adanya atau tidak. Mereka baru menebak nebak tanpa tau karakter yang di miliki anak itu

"Haa~ kau memanggilku tiba tiba dan hanya mendiamkan aku seperti makanan basi. Lebih baik aku diam saja di rumah! Dasar baka oyaji." Keluh Boruto, menselonjorkan kaki jenjangnya ke sepanjang sofa.

Ruang kerja Presiden Direktur yang sudah disusun sedemikian rupa itu biasanya menjadi sesuatu yang ditakuti para karyawan, karena di sanalah mereka bisa mendapat perlakuan macam macam atau bahkan hal yang menegangkan untuk menunggu keputusan dari sang Presdir itu.

Uzumaki Naruto yang saat ini menjabat sebagai Presdir itu hanya memandang putranya dari tempat duduknya. Ia menghela nafas, benar benar deh putranya itu tidak sabaran sekali.

"Jangan manja, kau ada di sini baru 2 jam."

"Selama 2 jam juga aku tidak melakukan apa apa ttebassa!"

"Daripada kau mengeluh terus lebih baik kau bantu aku mengerjakan dokumen dokumen yang menumpuk ini, hitung hitung belajar sebelum aku mewariskannya padamu." Ujar Naruto menunjukkan jajaran dokumen yang bertumpuk di atas mejanya.

Boruto beranjak menghampiri meja ayahnya, ia mengambil salah satu dokumen itu membukanya asal asal "Boleh, bakar saja semua dokumen ini. Kerjaan mu tidak akan bertumpuk lagi." Usulnya, mengaco.

"Anak bodoh ini, jangan bercanda."

Boruto meletakkan kembali dokumen itu "Seharian mengurus dokumen dokumen ini, pantas saja rambutmu cepat beruban."

Naruto tersenyum miris, hampir saja ia terkena mental karena mendengar ejekan ejekan dari putranya itu Dasar putra kurang ajar..

"Aku lebih cepat beruban karena berbicara padamu! Haa~ sifat nakalmu itu diturunkan dari siapa sih." Naruto menggeleng tak habis pikir. Hmm siapa ya..

Boruto pindah duduk di depan tempat duduk ayahnya, ia bersandar dengan santai "Ayah." Panggilnya lembut

Loh tumben?

Naruto melirik "Ada apa?"

"Si sialan Kawaki pindah ke KHS tiga hari yang lalu."

Presdir Uzumaki itu tercekat "Apa? Kau yakin?"

"Aa, aku tidak tau apa maksudnya pindah ke sekolahku."

"Lalu bagaimana hubungan kalian setelah bertemu? Kau tidak membuat masalah kan?"

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang