64. Bantuan

1.1K 102 31
                                    

HAPPY READING ✨

'Bugh!

Sebuah balok kayu mendarat tepat mengenai kepala Code.

"Apa yang kau lakukan pada temanku?."

Mata Kawaki terbelalak, cukup terkejut dengan kedatangan seseorang yang tak ia duga.

"Mitsuki?!." Ia berusaha bangkit, "kau gila! Sedang apa kau di sini!."

"Bukan hanya aku."

Setelah pria bersurai baby blue itu berbicara, segerombol orang lainnya yang memakai sebuah slayer di lengan mereka. Slayer bermodel kepala ular kebanggaan mereka.

Geng Hebi Sudah tiba!

"Astaga, siapa yang mengundang anak anak bau kencur ini?." Decak Boro.

"Mengapa kau masih berlutut, dasar payah." Shikkadai menjulurkan tangannya, Kawaki tersenyum miring lalu menggapainya.

Shikkadai memapahnya, bergabung dengan kelompok mereka. Sudah satu tahun berlalu, banyak hal yang berubah. Seiring waktu berjalan pelan pelan ikatan yang terjalin pun ikut berubah. Boruto saja sudah memaafkan Kawaki, mengapa mereka tidak?.

"Akh! Dasar anak-anak tengik!." Umpat Boro lagi.

Kawaki menoleh pada Inojin, "Apa Boruto yang menyuruh kalian datang ke sini?."

Pria pucat ia tertawa kecil, "Bukan dia yang memberi perintah, wanita mu lah yang datang ke markas kami sendirian dan memohon kepada kami untuk membantumu!." Serunya.

"Tapi, tanpa Sumire-san memohon pun kami pasti akan tetap menolongmu. Karena kau juga termasuk bagian dari kami, Kawaki." Semua anggota tersenyum bangga, tak ada yang menyangkalnya.

"Dasar sok keren, berhentilah. Aku jadi ingin muntah." Canda Kawaki mengundang gelak tawa.

"YOSH! PERTARUNGAN INI BARU DI MULAI. HEBI, SERAAAANG!!."

Dengan komando dari Shikkadai sebagai wakil geng Hebi semua remaja itu maju berhadapan dengan banyaknya penjaga yang menghalangi jalan mereka untuk menyelamatkan Sarada.

"Kawaki, Cari Sarada. Biar aku dan yang lain yang melindungi jalanmu." Perintah Shikkadai, langsung diangguku kuat oleh Kawaki. "HEBI! BUKA JALAN!!." Seketika mereka memancing para panjaga yang sedang bertarung dengan mereka itu untuk membuka jalan. Kawaki cukup takjub melihat kekompakan geng itu.

Tapi, meskipun sebagian penjaga itu sudah ditangani dengan baik dengan geng Hebi. Tetap saja, jumlah mereka masih kalah banyak.

Alhasil Kawaki harus berusaha melawan mereka sendiri. Satu persatu yang menghalangi jalannya, tumbang bagai ditabrak seekor banteng.

Ia berlari cepat mencari satu ruangan yang berisikan Sarada di dalamnya. Sudah banyak ruangan yang ia kunjungi, namun tak menampilkan sosok Sarada di sana.

Akhirnya ia melihat satu pintu yang menggiatkan firasatnya. Pintu berwarna silver, tentang kenapa kali ini ia merasa yakin dengan intuisi nya.

Dalam sekali tendangan ia merubuhkan pintu itu.

'BRAK!

pintu itu tumbang, di depan seorang gadis yang tengah di todong sebuah samurai tepat di depan lehernya.

Seketika Kawaki menahan gerak dan nafas. Ia menggeram kesal.

"Yo! Bertemu lagi anak gila." Kata orang itu.

"Bukankah tadi kau sudah tak sadarkan diri sialan!."

"HAHAHAHAHAHA Kau pikir aku sepayah itu hm?."

"Ukh! Sial!."

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang