Happy reading✨
Suara ombak berdesir halus dengan suasana malam yang menenangkan begitu dirasakan Sarada dan Boruto.
Dengan jantung berdebar yang seakan saling bersahutan. Wajah keduanya memerah. Sedangkan hati saling bersiap dengan perannya masing masing.
"Uchiha Sarada" Suara Boruto yang begitu hangat dan lembut saat memanggil namanya dengan pose berlutut dan sekotak cincin berlian murni serta tatapan penuh harap dan serius membuatnya tak bisa mengalihkan pandangannya sedetikpun dari pria di hadapannya itu.
"Apa kau bersedia menikah denganku?"
Deretan kalimat itu berhasil membuat kupu kupu di perutnya terasa beterbangan, wajahnya semakin panas seperti mendidih, pembunuh darahnya seakan ingin pecah hingga membuatnya sedikit gatal, matanya ikut memanas ia yakin sebentar lagi cairan kristal akan meluncur mulus dari jelaganya.
"Aku...
.
.
.
.
****
Tiga bulan yang lalu sebelum kejadian.
Dua pria remaja menghadap satu pria dewasa dengan tatapan serius mereka. Ketiganya sama sama diam dengan pikiran masing masing, ah tidak.. ralat, hanya kedua remaja itu yang tengah sibuk dengan pikiran mereka yang tak bisa di baca.
Mereka lebih mirip dengan tiga ekor hewan karnivora yang tengah memperebutkan wilayah. Sang raja hutan menghela nafasnya, lelah menunggu kedua putranya tak juga angkat bicara.
"Ini ketiga kalinya aku bertanya, apa yang ingin kalian sampaikan? Kawaki, Boruto.." Naruto menatap kedua putranya tengah kalut dengan pikiran mereka masing-masing. Padahal mereka berdua sama sama sudah dewasa, ini sudah lewat setahun setelah Boruto lulus dari Konoha High School dan Kawaki yang tengah libur semester kampus. Naruto hampir menyerah dan memilih untuk kembali ke kamar agar bisa melanjutkan kegiatan bersama istrinya. "Ah sudahlah! Aku akan kembali ke kamar!"
"Ayah ayah tenanglah!"
Boruto dan Kawaki kompak berdiri menahan Naruto yang sudah jengah menunggu mereka berbicara."Apalagi sih! Kalian sudah membuang waktuku yang berharga bersama Hinata ttebayo!"
"Baiklah baiklah!! Tunggu sebentar, aku juga sedang mempersiapkan mental!" Tahan Boruto, rasanya semakin tegang dan terpepet. Dia masih ragu-ragu dan takut untuk membicarakan hal ini.
"Baiklah, ini yang terakhir, ku hitung sampai tiga jika kalian belum juga berbicara, jangan harap kalian bisa menganggu waktuku lagi setelah ini." Naruto menatap serius kedua anaknya yang tengah gugup itu dan mulai menghitung dengan cepat "Satu dua ti--"
"AKU INGIN MELAMAR SARADA!"
"AKU INGIN MELAMAR SUMIRE!!""EH?"
"EH??""EEHH??? KAU JUGAAA???"
"EEHH??? KAU JUGAAA???!!"Teriak Boruto dan Kawaki bersamaan, mereka benar-benar tak menyangka kalau mereka memiliki tujuan yang sama seperti ini. Ini di luar rencana mereka.
Berbeda dengan kedua putranya yang tengah kebingungan, Naruto justru masih shock dan bertanya tanya. Apa yang terjadi pada kedua putranya itu, mengapa mereka sangat bersemangat dengan menikah muda?
"Astaga, dosa apa yang telah ku perbuat kami-sama." gumam Naruto kembali duduk di sofa nya sedangkan kedua remaja itu masih heboh sendiri "Tenanglah kalian berdua! Kembali duduk! Cepat!" Tak peduli lagi dengan kepalanya yang sudah berdenyut pusing, dia akan memulai mode devil nya yang jarang ia munculkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baka! {BoruSara}|END✓
FanfictionSarada Uchiha yang kembali ke Jepang dengan harapan sudah menyelesaikan perasaan nya yang tumbuh pada sahabat masa kecilnya--Boruto Uzumaki, malah membuat perasaan yang terpendam semakin mendalam. Pria dengan sejuta perhatian dan pesona yang tak ter...