60. Tanpa Dirimu

1K 92 41
                                    

   Happy reading ✨

     Sepekan sudah Sarada lewati tanpa melihat keberadaan Boruto di sisinya. Sedih memang, tapi ia tak boleh merengek. Karena orang yang paling ia cintai itu sedang berjuang mempertahankan apa yang sudah sepantasnya ia perjuangkan.

 Jadi Sarada tak boleh kalah, bisa bisa dia tertinggal jauh dari pria kuning itu.

Tiga hari yang lalu, seorang pria berkacamata biru menghampirinya. Dia adalah Dengki Kaminarimon, seorang ketua OSIS sekaligus penerus utama perusahaan besar Kaminarimon corp.

Pria itu menunjuknya untuk berkenan menjadi ketua OSIS periode kedepan. Katanya dia juga mendapatkan rekomendasi dari para guru. Tapi keputusan tetap berada di tangannya, jadi ia meminta waktu untuk memikirkan hal itu.

Ketua OSIS ya? Memangnya dia cocok memimpin orang-orang yang terlihat pandai bergaul tak seperti dirinya ini? Untuk apa guru-guru merekomendasikan dirinya.

Karena hal itulah ia menjadi sedikit bimbang. Tapi, mengingat Boruto yang tengah berjuang di belahan dunia sana membuatnya berfikir untuk melakukan sesuatu juga.

Ia menatap langit berawan yang berwarna biru seperti mata kekasihnya, Boruto juga pasti menatap langit yang sama dengannya saat ini.

Kakinya melangkah pasti, aku juga akan berjuang mengukir prestasi di sini, Boruto

.

.

.

.

.

"Jadi Sarada-san benar benar sudah yakin menerima jabatan ketua OSIS ini?"

"Ya." Jawab Sarada setelah menyeruput secangkir teh yang diseduh langsung oleh ketua OSIS itu.

"Boleh saya tau, apa yang membuat Sarada-san akhirnya memutuskan untuk menerima?" Tanya Denki dengan wajah serius.

"Saya memiliki banyak kekurangan dalam diri saya, saya juga tidak begitu kompeten dalam bersosialisasi. Saya hanya siswi biasa yang tidak tau caranya bersosialisasi dan berorganisasi. Tapi, Saya memiliki kemauan untuk belajar. Saya yakin saya bisa terus berkembang di sini, saya akan membuktikan di bawah wewenang saya sekolah ini akan lebih bersinar lagi. Tentu saja, dibawah kepemimpinan Denki-senpai sekolah ini juga sudah sangat bersinar. Tapi ada beberapa hal yang ingin saya jalankan selama menjabat sebagai ketua OSIS, saya ingin berdiskusi lebih banyak dengan para anggota nanti. Jadi, jika memang diperkenankan, izinkan saya meneruskan perjuangan Denki-senpai dalam mengharumkan serta menjalankan ketertiban sekolah."

Denki menarik sudut bibirnya "Apa visi dan misi mu?"

Sarada terdiam, sialnya dia tidak menyiapkan visi misi yang harus dibuat saat ingin memasuki OSIS. "Aku..." Sarada menjeda lanjutan katanya karena seketika ia teringat akan kejadian kejadian yang terjadi padanya selama berada di sekolah ini. Minimnya pengawasan dan pembinaan terhadap budaya bullying dan pelecehan yang hampir terjadi pada dirinya itu.

"Visi ku ingin menciptakan lingkungan sekolah yang aman serta damai. Mungkin itu cukup remeh, tapi ku rasa itulah yang saat ini sangat dibutuhkan untuk sekolah ini. Aku tidak ingin kejadian kejadian buruk yang menimpa beberapa siswa siswi termasuk diriku sendiri terjadi pada teman temanku dan adik adik kelasku, perlu ada penindakan dan pencegahan yang dilakukan agar tidak terjadi lagi kasus kasus serupa seperti ini. aku ingin budaya bullying di sekolah ini menghilang dengan sosialisasi secara rutin serta kontrol keamanan dari para anggota OSIS yang ditugaskan. Aku juga ingin meninjau minat dan bakat para siswa agar siswa dan siswi bisa bebas menyuarakan aspirasi nya untuk dirinya sendiri dan juga sekolah. Aku juga ingin event event diadakan untuk media promosi dan hiburan. Hanya itu Visi Misi ku, aku harap Denki-senpai bisa mempertimbangkan aku yang banyak kekurangan ini. Kalau begitu..." Sarada berdiri, menunduk kecil untuk salam perpisahan. "Terimakasih atas hidangan teh nya. Permisi."

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang