Happy reading ✨
Suara Sarada tiba tiba menggema di ruangan kelas X-1. "Menyerahlah baka Boruto."
Pria itu berbalik, melihat sebuah laptop berukuran 14 inci menampilkan sosok Sarada yang masih lengkap dengan pakaian rumah sakitnya. Rambutnya tergerai indah dangan tatapan mata lembut.
Sumire menggeram kesal, bisa bisanya semua teman sekelasnya merencanakan hal ini. Tentu saja dia tidak suka, tapi sebisa mungkin dia harus menahan rasa kesalnya. Diam diam ia mengepal kuat tangan kanannya.
"Sa-sarada.." Boruto berlari kecil menghampiri laptop itu. Tak menyangka teman teman nya itu sampai memakai Sarada untuk membujuknya.
"Hn.." jawab Sarada dengan sorot penuh kerinduan.
Boruto tersenyum lembut, seolah bertranformasi menjadi sosok yang berbeda seakan sosok yang akhir akhir ini melekat padanya sebagai pria berhati dingin lenyap begitu saja "Kau sudah dapat berbicara sekarang?."
Sarada menghela nafasnya sambil tersenyum kecil "Tentu saja, aku ini sudah besar Boruto." Ia menanti reaksi Boruto setelahnya.
Pria itu mendecak gusar "Iie, bukan itu maksudku dattebassa!" Gadis itu mengangkat tangannya menutup sebagian mulutnya tertawa anggun bak seorang bangsawan kekaisaran.
"Ahahaha, aku sudah baik baik saja. Dokter memberiku terapi setiap hari. Mungkin kejadian itu belum terlupakan sepenuhnya dalam pikiranku, tapi aku sadar kalau aku tidak boleh membuat orang lain khawatir lebih lama lagi." Ungkap Sarada panjang lebar. Jelas terlihat gadis itu tengah berusaha menutup luka dalamnya rapat rapat, Boruto bisa melihat celah kecil itu meskipun Sarada sudah menutupnya dengan sangat baik.
Pria kuning itu pun menunduk, penyesalan mendalam masih membekas dalam hati nya. Bayangan tentang kondisi Sarada yang penuh luka, tatapan kosong yang gadis itu perlihatkan padanya, air mata yang keluar dari jelaga cantiknya masih tercetak jelas dalam memori nya.
"Maafkan aku..." Lirihnya, tersenyum getir.
Dahi Sarada berkerut, tak suka dengan penuturan yang akhir akhir ini selalu Boruto katakan padanya. Dia cukup gusar mendengar permintaan maaf berulang Boruto yang sebelumnya tak dapat ia balas. "Ha? Mengapa kau meminta maaf, baka!"
"Aku tidak menjagamu dengan baik."
"Siapa yang menyuruhmu untuk menjagaku? Tidak Ada!" Seru Sarada, sedikit menekankan kata terakhirnya. Melihat pipi Sarada yang menggembung marah membuat Boruto tak tahan menahan senyum geli nya. Bukannya seram, gadis cantik itu lebih mirip dengan kucing betina tetangganya yang tengah merajuk. Sangat imut, batinnya.
Ia tertawa kecil "CK, dasar perempuan sok kuat." Cibir Boruto, bercanda.
Sarada mengangkat wajah percaya diri "Terimakasih!"
"Itu bukan pujian ttebassa!."
Sarada kembali terkekeh kecil dari ujung sana "Sudahlah Boruto, batalkan pengunduran dirimu sebagai ketua kelas dan jangan pindah dari kelas X-1. Semuanya mengandalkanmu, kau ini memang baka! mengapa kau mengundurkan diri hanya karena orang orang merundungiku? Itu urusanku, kau tidak perlu ikut campur untuk itu. Aku baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baka! {BoruSara}|END✓
FanfictionSarada Uchiha yang kembali ke Jepang dengan harapan sudah menyelesaikan perasaan nya yang tumbuh pada sahabat masa kecilnya--Boruto Uzumaki, malah membuat perasaan yang terpendam semakin mendalam. Pria dengan sejuta perhatian dan pesona yang tak ter...