63. Risau

1K 100 28
                                    

Happy reading ✨

   Seperti biasa, tidak ada hari libur untuknya bersantai di medan perang.
Di ruangan penuh dokumen itu Boruto berdiri sambil memijat pelipisnya. "Sebentar lagi. Kau bisa Boruto, ayo cepat selesaikan ini dan kembali pada Sarada dan yang lain." Ucapnya menyemangati diri sendiri.

Karena terlalu sibuk seminggu ini ia bahkan tak sempat mengecek ponsel pribadinya, hingga tidak bisa bertukar kabar dengan yang lain.

"Shikkamaru-san." Panggil Boruto, seketika pria paruh baya berjenggot itu muncul dari balik pintu. "Berikan ponsel ku." Sesuai perintah Boruto, laki-laki itu memberikan ponselnya yang dalam keadaan mati daya.

Ia bersandar pada kursi kerjanya dan menghidupkan tombol on dan menunggunya hingga menyala.

Ketika menyala notifikasi langsung membanjiri layar depannya. Ia meletakkan ponsel itu di atas mejanya, lalu memejamkan mata sejenak.

'Anda memiliki satu voice note, dari Kawaki' asisten ponsel nya berkata.

"Buka pesan itu." Perintahnya.

'Baik, ini dia'

"Hubungi aku kembali, secepatnya. Ini darurat. Pacar mu tengah dalam bahaya, dia telah di culik organisasi Kara. Cepatlah pulang brengsek! Aku akan membantu sebisaku!."

Matanya terbelalak, jantungnya seperti tertusuk sebilah pisau. "SIAL!."

Tanpa basa basi lagi ia segera mengambil hp nya, menghubungi pria yang sudah lama tak ia hubungi itu dengan perasaan tak tenang.

'Nomor yang anda tuju se--'

Di saat genting seperti ini nomor pria itu malah tidak aktif. Dia tak menyerah, kembali mencoba menghubungi nomor itu. Namun kembali tak aktif. Lagi lagi suara operator yang diterima dirinya.

Dilihatnya lagi jam pesan itu terkirim, itu adalah satu jam  yang lalu.

"Sshh brengsek! Apa-apaan! Kenapa Sarada?!! Akhhh!!!." Wajahnya memerah, marah. Urat leher dan dahi nya tercetak jelas. "Berani-beraninya, ada serangga yang berani menyentuh milikku. Kau salah main main denganku." Ia menatap shikkamaru penuh keseriusan.

"Hubungi 'mereka'."

Shikkamaru membatu dalam sesaat, keringat cemas mulai membasahi peluhnya.

"Baiklah." Ujarnya saat itu juga dia langsung keluar dari ruangan.

Boruto kembali kekursinya, meraih jas abu-abunya. Lengkap dengan atribut eksekutif nya, suara langkah kaki tegas menggema di lorong serba mewah itu. Para pengawal yang menjaga masing masing membungkuk ketika Boruto melewatinya. Ia memasuki lift.

Dua pengawal khusus menemani di samping kanan dan kirinya. Layaknya seorang bos besar.

"Siapkan helikopter. aku akan kembali ke Jepang, menemui 'mereka'. Hubungi satelit angkasa, cari di mana posisi Sarada!." Ucapnya dingin.

"Dimengerti Bos."

"SEKARANG!." Bentaknya. Membuat kedua pengawal itu tergagap takut.

****

Cahaya menyilaukan seperti memanggilnya. Kelopak matanya yang terpejam perlahan mengerjap.

Mata onxynya terbuka lebar, banyak orang bertubuh besar mengelilinginya yang terikat di atas kursi kayu. "Hmmmpp!!." Mulutnya terlakban. Orang orang itu malah tertawa bersama melihat sarada yang terlihat panik.

"Ah sumpah, dia cantik sekali!."

"Keluarga uchiha memang tidak pernah mengecewakan, bahkan istri pria itu cantik. Ingin ku jadikan istri."

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang