12. chance

1.3K 134 6
                                    

Happy reading ✨


Terik matahari yang terasa hangat seakan menyelimuti setiap siswa X-1 sekarang yang sedang melaksanakan jadwal pelajaran olahraga mingguan yang selalu diadakan pagi hari.
Karena sudah selesai mengambil nilai, guru olahragapun mengizinkan mereka untuk berolahraga bebas sampai jam pelajaran habis. Seperti anak laki-laki yang sudah membagi dua tim untuk tanding sepak bola di lapangan besar sekolah.

Sedangkan para murid wanita sudah terpecah belah, ada yang memilih bersantai di bawah pohon rindang dan ada pula yang memilih ikut bermain bola basket di lapangan karena ada Sarada yang mengepalai.

Sarada cukup suka dengan permainan Bola basket dan Voli, di rumah dia hanya bisa bermain sendirian makanya dia tidak bisa menyia-nyiakan waktu penjas bebas seperti ini. Untunglah ada 9 orang yang mau ikut bergabung dengannya.
Sarada mengoper bolanya pada Wasabi yang dengan lincahnya melewati orang orang yang menghadang di depan.
Lalu Wasabi membaginya lagi pada Sarada, Sarada-pun memfollow dengan menshoot bola ke arah ring. Bola itu masuk dengan mulusnya ke dalam ring bola, anak laki-laki yang sendari tadi curi-curi pandang tak sadar menepuk tangan mereka melihat Sarada berhasil memasukkan bola ke dalam ring.

Sarada mengelap peluh keringat yang membasahi pelupuknya, namun anehnya bukannya terlihat kusam Sarada menjadi semakin terlihat sexy dan bersinar di mata anak laki-laki yang memandangnya.

"Kau sangat hebat Sarada-chan!." Pekik Maru sambil tertawa ringan.

"Wasabi juga hebat." Puji yang lain ikut tertawa riang.

"Ini karena kerja sama kita yang baik." Ucap Sarada pada timnya.

Mereka kembali bermain, poin unggul kini berada di tim Sarada.
Mereka bermain dengan adil, tak ada yang cemburu karena ini hanyalah sebuah permainan tak resmi.
Semuanya berjalan lancas sebelum kaki Sarada tiba tiba terkilir lalu jatuh menyentuh aspal.

'Brukk!

Anak perempuan langsung heboh menghampiri Sarada yang sudah nemahan rasa sakitnya.
Dia menahan rasa ngilu yang dia rasakan ketika melihat lutut dan sekitar mata kakinya mengeluarkan cairan merah.

"Sarada! Kau berdarah!" Pekik Chocho dengan kencang ikut berjongkok.

Anak laki-laki yang melihat langsung menghentikan aktivitas nya dan berlari berbondong-bondong menuju sekumpulan orang yang sudah melingkari Sarada.

"Ada apa?" Tanya mereka dengan hebohnya.

"Astaga, Sarada kau berdarah. Aku akan menggendongmu tenang saja." Ucap Inojin.

"Tidak bisa, kau tak ada otot. Mana bisa kau menggendongnya. Biar aku saja yang membawanya ke UKS." Tawar yang lain, tak mau kalah.

"Tentu saja aku yang paling cocok."

Suasana makin ricuh ketika para pemuda itu beradu argumen tentang siapa yang akan menggendong Sarada ke UKS.

Sarada memejamkan matanya lelah, dia berusaha berdiri. Choco membantunya, meskipun dia terus memerintahkan Sarada untuk tetap duduk. Tapi Sarada tak suka jika menjadi pusat perhatian seperti ini.

Ketika sudah berdiri dengan kaki pincang tiba-tiba seorang dari belakang memegang pinggulnya lalu mengalungkan lengan Sarada pada lehernya.

'Hup
Seketika sarada terangkat di gendongan Boruto yang datang tanpa tanda-tanda sama sekali. Boruto menggendongnya dengan Bridal-style

Lagi lagi hati Sarada berdesir, entah kenapa tubuhnya tak menolak perlakuan Boruto itu. Dia malah merasa nyaman dan di gendongannya.

Orang-orang mulai membuka jalan Boruto yang menggendong Sarada itu meskipun rasa kecewa menyelimuti sebagain perasaan anak laki-laki.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang