39. Terkuak dan Hancur

1.9K 164 56
                                    

Happy reading ✨

Happy reading ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

1 menit lalu, Konohamaru sudah membagi tim tiap kelas untuk berurutan menguji nyali di hutan dekat pantai. Boruto manatap Sumire dengan senyum tipis.

"Ini pasti takdir, ya kan Sumire?."

"Hn!." Jawab Sumire dengan semangat.

Padahal yang terjadi sebenarnya adalah Sumire membujuk temannya yang mendapat nomor yang sama dengan Boruto untuk menukar kertas mereka, temannya yang merasa Sumire sedang dimabuk cinta mengangguk paham dan berakhir Sumire bersama dengan Boruto.
Dia akan menghancurkan perasaan Boruto hari ini malam ini di acara ini.

Ini adalah saat mereka untuk maju.
Boruto mengandeng tangan Sumire dengan lembut.

Aneh ada sedikit rasa yang meluap luap dalam hatinya.

Bohong kalau Sumire tidak memiliki perasaan sama sekali pada Boruto selama mereka berpacaran, sebenarnya perlakuan perlakuan kecil Boruto selama ini perlahan mengikis rasa bencinya. Tapi itu masih belum cukup mengalahkan rasa benci Sumire pada orang orang yang ada di atas seperti Boruto dan Sarada. Sumire menekan perasaannya dengan kuat, dia tidak akan membiarkan semua yang sudah ia susun rapih rapih menjadi berantakan.

Sementara itu di sebuah tenda besar berwarna merah, Sarada hanya bisa diam berbaring di atas kasur dengan Chocho yang menemaninya. Sarada mengerucuti bibirnya, mengapa ada perasaan tak enak yang timbul di dalam hatinya.

Ia pun mulai penasaran akan sesuatu.

"Siapa teman setim Boruto ya?." Tanya Sarada.

"Bukankah kau sudah bisa menebak? Siapa lagi kalau bukan si ungu itu." Jawab Chocho ogah ogahan sambil membuka pembungkus kripik kentang.

Mengetahui hal itu perasaan nya semakin tak enak. Mengapa kegiatan uji nyali ke hutan yang berbahaya seperti ini Boruto harus setim dengan Sumire. Sarada duduk dari tempatnya. "Dia belum berangkat kan?."

Dengan entengnya Chocho menjawab
"Tidak mereka sudah berangkat dari tadi."

"Astagaaa." Sarada menepuk dahinya. Sekarang dia hanya bisa berharap semoga tidak ada hal buruk yang akan Sumire rencanakan. Sebenarnya jika hal itu terjadi, itu adalah salahnya. Mengapa dia tidak berkata sejujurnya saja pada Boruto, sungguh dirinya meras tak tenang.

Tapi bagaimanapun Boruto mencintai Sumire, mungkin saja sekarang Sumire juga sudah cinta pada Boruto kan. Dan tak berniat menyakiti Boruto lagi. Semoga itu hanyalah ancaman gadis itu semata untuk menakuti dirinya.

"Hei! Sarada!" Tegur Chocho, Sarada tersadar.
"Mengapa kau termenung seperti itu?."

"Bukan apa apa." Jawab Sarada menyembunyikan fakta.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang