22. khawatir

1.4K 119 23
                                    

Sudah 2 hari sarada tak masuk sekolah karena demam tinggi. Boruto merasa bersalah, mungkin kemarin dia terlalu keras pada Sarada. Tapi berkali kali dia disadarkan dengan kenyataan bahwa Sarada telah menyakiti Sumire, Boruto tidak bisa hanya membiarkannya begitu saja.

Tapi, dia benar benar tidak bisa menyangkal perasaannya yang tak tenang karena mengkhawatirkan wanita itu.

"Hei Chocho!." Panggil Boruto pada gadis berkulit eksotis yang tengah asik mengunyah roti yakisoba di gendongannya.

"Ha?." Jawab Chocho jutek.

"Ke-kenapa kau menjawab seperti itu?."

"Karena kau menyebalkan."

"Ah terserahlah, apa Sarada baik baik saja?." Tanya Boruto dengan nada pelan.

Chocho diam, dia menatap mata Boruto untuk mencari ketulusan dalam diri cowok itu.

"A-apa?.."

"Kau ini lucu ya." Kata Chocho.

Dahinya mengerut "Apa maksudmu ttebassa."

"Padahal kau sudah memutuskan hubunganmu dengan Sarada dan aku tahu jelas kau yang menyebabkan Sarada sakit seperti ini. Tapi sekarang dengan mudahnya kau bertanya padaku tentang keadaannya? Kau menganggap perasaan seorang wanita itu main main ya?."

"Haaa???."

"Sudah lah, aku tak ingin berbicara pada laki laki tidak konsisten seperti kau. Cih! Mengesalkan!"

Chocho meninggalkan Boruto yang hanya bisa diam melongo tak berkutik.

Sarada memang sakit karena aku ya?. Ia mendecih kesal, karena dirinya sendiri.

"Boruto-kun!." Sumire tiba tiba datang dan langsung bergelayut manja di lengan Boruto.

Boruto tersenyum hangat "Kau sudah datang, hari ini mau makan apa? Ayo pulang."

"Bagaimana jika kita makan di restoran itali hari ini? Sepertinya aku sedang ingin makan luar negeri." Ucap Sumire yang langsung diangguki Boruto.

Hari ini dia membawa motor ninja sportnya ke sekolah, tentu saja karena dia harus mengantar dan menjemput Sumire mulai sekarang.

Dia memasangkan helm pada Sumire dan memundurkan motornya. Gadis itu menaiki motor. Boruto menarik pedal gas meninggalkan lingkungan sekolah dengan bunyi nyaring.

Baru setengah perjalanan tiba tiba ponselnya berbunyi.

Boruto menghentikan motornya di pinggir jalan, lalu menggapai ponsel dari saku celana sekolahnya.
"Halo, ada apa shikkadai?." Tanya Boruto.

'dimana kau? Semua anggota sudah berkumpul di basecamp.'

"Etto... Eumm sebentar." Boruto menutup speaker ponsel dengan tangan satunya.

"Sumire, boleh tidak acara makan kita hari ini kita tunda dulu?." Tanya Boruto.

"Bukankah kamu sudah berjanji padaku duluan?.. tapi jika perkumpulan mu itu lebih penting dariku tidak apa apa, antar saja aku pulang sekarang." Ucap Sumire.

Boruto meringis bingung, sepertinya Sumire tidak setuju. Dia kembali menempatkan ponselnya pada telinga kanan. "Maaf, sepertinya hari ini aku tidak bisa ikut berkumpul." Ucap Boruto.

'kau sedang bersama Sumire ya?.' tebak Shikkadai.

"Iya, aku sedang bersama Sumire."

'hmph pantas saja.'

"Apa maksudmu ttebassa?!."

'tidak, aku hanya menebak. Kalau begitu yasudah.' Shikkadai menutup telefonnya sepihak.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang