53. Pelangi

1.3K 124 33
                                    

Happy reading ✨

Happy reading ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wusshh~

Semilir angin menerbangkan helaian rambut yang terurai panjang dari semuda gadis yang tengah berdiri sambil berhadapan di atas rooftop.

Gadis bersurai raven itu hanya menunggu sampai orang yang ada di hadapannya itu mengatakan sesuatu.

Sebenarnya apa yang ingin dibicarakan oleh temannya itu

"Sebenarnya, akulah yang telah menyebarkan video itu.. Sarada-chan."

Irisnya membesar.
Ia berkali kali mencoba mengingat ingat apa yang baru saja ia dengar. Pernyataan jujur dari temannya itu membuatnya tak percaya.

****

Sudah seminggu semenjak Sumire kehilangan kakeknya, selama itu pula gadis itu tak datang ke sekolah.

Orang orang masih berbicara buruk pada Sumire meskipun sudah dinasehati membuat Sarada sakit kepala dibuatnya. Beberapa anggota OSIS mulai bergerak menangani kasus pembulian di sekolah ini.

Lamunannya dikejutkan oleh seseorang yang tiba tiba meletakkan kepalanya di atas pundaknya dari samping, siapa lagi kalau bukan Boruto yang duduk di sampingnya.

"Salad, aku ngantuk sekali." Ujar Boruto sambil mengerucuti bibirnya.

"Tidak usah pura pura, padahal sepanjang pelajaran kau sudah tidur!" Tegas Sarada dengan mata lesernya.
"Kau harus cepat mengganti kebiasaan mu itu Boruto. Aku tau kau bisa mempelajarinya sendiri dengan cepat, tapi setidaknya hargailah guru yang berusaha membantumu di depan." Ceramah Sarada yang membuat Boruto menghela nafasnya. Padahal ia berniat bermanja manja eh malah mendapat teguran tegas dari kekasihnya itu. "Hei, dengar tidak?!"

Boruto memejamkan matanya masih menyender di bahu Sarada dengan nyamannya "Ya ya baiklah nona pacar... Sebelum itu biarkan aku istirahat di bahumu sebentar."

"Jangan terlalu lama."

"Iya, nona pacar.."

"Ah kesal. mataku sakit melihat orang itu berpacaran setiap saat." Sindir Chocho yang melihat dari bangkunya.

"Aku setuju, mereka sangat menganggu penglihatan." Timpal Shikkadai.

"Bilang saja kau iri padaku kepala nanas." Cerca Boruto.

Shikkadai tak terima mendengarnya, "Maaf saja aku tak tertarik dengan sesuatu yang merepotkan seperti berpacaran kau tau?." Ia menggeleng pelan

"Oh begitu? Ku doakan kau jomblo seumur hidup." Ujar pria berkepala pisang itu dengan entengnya. Awas nanti karma

Shikkadai tersenyum santai sambil bersandar pada sandaran kursi "Itu doa yang bagus, terimakasih."

"Dasar aneh." Cibir Chocho. Teman temannya sepertinya tidak ada yang normal.

Baka! {BoruSara}|END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang