Drama KRS

334 42 17
                                    

Manual

Cyndi sukses dibuat kesel sama Vania yang ngotot mau ikut kelas pagi ketimbang ambil kelas siang. Memang semua alasan masuk akal dan ya ini tipikal Vania banget yang kalau pendiriannya susah digoyahkan.

Group 'Gibah Oye' disemester ini memang mau janjian buat sekelas bareng. Ini udah disepakati sejak sebelum masuk semester baru. Eksekusinya hari ini waktu pertemuan PA.

Waktu jadwal kuliah muncul... Dengan sepihak Vania bilang, "Aku mau kelas pagi aja".

Awalnya Cyndi gak ada masalah soal itu, tapi waktu anak-anak lainnya di group sepakat buat milih kelas siang. Vania tetep ngotot lebih banyak ambil kelas pagi.

"Ck, katanya mau sekelas bareng" Cyndi menatap Vania kesal.

"Loh ya ayo ambil kelas bareng, tapi aku mayoritas ambil kelas pagi" jawab Vania santai.

"Lia loh ambil kelas siang, anak-anak juga ambil kelas siang. Jangan gitu kenapa sih"

Vania menghembuskan nafas berat, "Gak aku tetep ambil kelas pagi pokoknya, dah aku minta tanda tangan dulu"

Kalau udah gini Cyndi mending diem aja. Mau dirayu dipaksa gimanapun Vania kalau udah batu ya batu.

Tatapan sinis Jaemin sama Yena setelah tau Vania pilih jadwal kelas pagi gak bikin risih. Cuman sindiran halus Haechan sukses bikin Vania gerah.

"Kek anak ansos aja Van milih kelas beda sendiri. Udah diajak bareng gini,  tetep milih kelas yang beda"

"Bukan masalah ansos... Ck udah lah gak bakal paham. Aku ke ruang ormawa mau ngeprint, printer aman kan?" Vania bertanya ke Jeno Lia.

Kedua orang itu merespon dengan mengangkat bahu, "coba cek aja, terakhir kali bisa. Mungkin tiba-tiba ngambek lagi"

Salah sih kalau tanya ke mereka, yang bener tanya ke Lucas yang punya title 'Penjaga Ruang Ormawa' dari AC sampek pegangan pintu semua dia tau kondisinya gimana.

"Hadeh, jalan sih ini printernya. Habis tapi tintanya"

Coba diskripsikan rasanya waktu ditengah-tengah ngeprint terus tinta printer tiba-tiba habis. Terus warna jadi hijau, kuning aneh gitu. Kesel abis, mana udah terlanjur ngeprint banyak.

"Isi sendiri boleh kan ya... Gak apa deh"

Vania membuka lemari coklat besar yang ada di pojok ruangan. Bau kayu lama yang khas saat dibuka mulai tercium. Bukan setumpuk stock tinta printer yang jadi fokus, tapi tumpukan ID card acak.

"Punya BPM bukan sih ini? Oh iya punya BPM..."

Vania jadi iseng liat ID card sekaligus ngerapihin. Agak niat ya.

"Ih... Punya Jeno kok fotonya lucu. Duh cantiknya kak Eunbi, cuman galak aja. Eh... Ini Lia disini kok mirip Jeno. Hmmm..."

Vania berhenti pada satu ID card yang sudah pernah dia liat waktu OF. Masih sama, gak berubah. Baik bentuk ID cardnya bahkan yang punya ID cardnya. Masih ganteng dan gak bisa dimiliki.

[Revisi] KAMPUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang