Surat Pernyataan

291 45 20
                                    

Seingat Vania, waktu make a wish sebelum tiup lilin ulang tahun hari ini dia gak berharap buat akun instagramnya difollow sama kakak tingkat bernama Doyoung. Ya tapi begitu nyatanya. Dugaan pertama bisa difollow adalah karena tag ucapan ultah di instagram story. Dugaan kedua adalah dihack.

Gak tau ini harus seneng atau gimana, yang pasti ini udah jadi hadiah kecil buat Vania. Maunya pamer ke Haechan tapi lagi marahan perkara vote BPM. Mana alasan Haechan gak berdasar lagi. 'Biar deket sama kakak crush kan', eh dikasih tau Jeno Lucas kalau kemungkinan besar Doyoung gak lanjut BPM.

Sampai jumpa dunia mimpi, selamat datang realita. Mana deadline pengumpulan surat pernyataan menerima atau tidak menerima dikumpul besok. Sedangkan sebenernya Vania lebih mau masuk dan mencoba diormawa sebelah yaitu LPM. Berkat hasutan Taeyong selama live in.

"Gimana ya..." Vania masih diposisi rebahan melihat ke langit-langit kamar kos, memikirkan harus mencoret kalimat 'bersedia' atau 'tidak bersedia' dilembar surat pernyataan.

Niatnya mau chat Lia buat pertimbangan terakhir, tapi notifikasi chat masuk dari Doyoung cukup menarik perhatian meskipun cuman sebatas,

'Jangan lupa surat pernyataan dikumpul besok ya. Pertimbangkan baik-baik, komitmen ini buat 1 periode kedepan. Thank you. Semangat!'

Sebenernya Vania bisa menebak kalau ini adalah pesan copy-paste.

"Kak seandainya kamu lanjut aku langsung pilih bersedia sih"

"gak gak gak kok bercanda"

"GAK TAU KAK AKU MAU PILIH APA INI AHHH"

"CHAN... NAMBAH NAMBAHIN KERJAAN ANJIR DUUHHH"

Setelah ngomong-ngomong sendiri dan berakhir cuman ngeliat room chatnya dengan Doyoung yang udah kebuka, Vania iseng typing bilang, 'kak aku gak tau harus milih apa' yang kemudian dihapus. Digantikan tulisan, 'baik kak terima kasih' tidak lupa emoji menangis tapi tersenyum diakhir kalimat.

Read.

Vania kaget, kurang dari sedetik buat pesannya dibaca. Lebih kaget lagi jawaban Doyoung setelah itu. Vania sempat mengira kalau mungkin cuman read aja kayak chat biasanya, tapi kali ini beda. Boleh gak sih berharap kalau chat kali ini berlanjut setidaknya sampai besok?

"Udah ya beres semua aku tinggal kelas. Kamu setelah ini gak ada kelas lagi kan? Habis kelas aku kesini lagi buat cek, sekalian nanti aku jelasin apa aja yang perlu diberesin. Biar besok-besoknya bisa aku tinggal..."

Perkataan Jaehyun barusan bikin Vania pengen pukul pake mic. Ya emang sih ini bazar bikinannya, tapi kan selaku koordinator sie dana harusnya support sampai akhir. Ini ditinggal.

"Anjir... terserah deh. Udah sana kelas kak. Makasih"

Jaehyun nyengir aja dan segera ke parkiran motor. Dari kampus D ke kampus P cukup memakan waktu 30 menit. Pantesan Doyoung suka ngomel kalau diminta nganter proposal atau LPJ kalau gak lagi bener-bener nganggur.

HP Jaehyun berbunyi, memunculkan nama Taeyong disana. Tebakannya kalau gak jadwal kelas maju ya nitip makanan.

"Halo?"

"Masih di kampus D gak?"

"Mau apa?" Gak pake rumus persegi panjang, Jaehyun langsung tanya aja.

[Revisi] KAMPUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang