UAS

339 40 8
                                    

Apa yang harus diceritakan kalau menyangkut tentang UAS? Ya yang namanya UAS adalah ujian akhir semester. Terus apa?

Semua mahasiswa pusing dihadapan lembar soal dan jawaban yang sejak 45 menit berlalu tapi baru pilihan ganda terisi 15 soal. Bahkan 45 menit yang terisi hanya 2 soal essai. Itu mahasiswanya.

Beda cerita dengan pengawas ujian. Ekspresi serius, bingung dan pasrah mahasiswa khususnya adik tingkat mereka jadi hiburan tersendiri sebelum akhirnya ganti mereka yang ujian. Ya selama pengawas ujiannya masih mahasiswa aktif bukan mahasiswa yang sudah ambil sidang skripsi ya.

"KTMnya dipersiapkan diatas meja ya"

Ini intruksi dari pengawas ujian yang paling Cyndi gak suka. Pertama karena ngomongnya tiba-tiba yang bikin kaget dan kedua selalu aja waktunya pas Cyndi lagi mikir jawaban. Jadi hilang kan jawabannya.

Cuman, kayaknya kali ini ada satu hal yang bikin fokus Cyndi terpecah. Vania selesai kerja UAS duluan tanpa kasih kode ke Cyndi buat kumpulin bareng. Dari SMP semenjak deket hal ini jadi kebiasaan mereka kalau kebetulan ruangan ujiannya barengan. Cyndi mengira mungkin Vania lupa karena UTS lalu kan Cyndi kan gak ikut.

Harapannya sih ditungguin didepan kelas buat sekedar belajar bareng buat ujian selanjutnya atau ditungguin buat ke kantin bareng, tapi ternyata gak. Di depan cuman ada mahasiswa lainnya. Cyndi yang selesai duluan akhirnya milih buat nungguin Lia yang ada di ruangan sebelah belum selesai ujian.

"Masih marahan sama Cyndi Lia?" Haechan yang duduk depan Vania di meja kantin dekat westafel useless bertanya. Haechan tamu gak diundang.

Haechan jadi tempat sambat baru Vania, setelah nganterin pulang waktu itu. Ya meskipun mereka ada group julid bareng rame-rame sama yang lain. Cuman kayaknya kalau curhat personal Haechan masih bisa keep dari pada Jaemin.

"Gak marah aku, kesel"

Haechan paham, "Iya udah kesel. Masih kesel sama mereka? Udah istirahat?"

"Hadeh...bebas. Jadi males aku buat ketemu mereka"

"Tapi tadi ketemu Lia, akrab tuh?" Vania diem.

Ya sama Lia sih sebenernya gak kesel, cuman becanda aja. Sama Cyndi iya, kesel banget.

"Masa cuma perkara Cyndi pulang bareng Shuhua sama kak Doyoung aja kesel sampek sekarang?" Vania gak menjawab.

'Brak'

Terdengar Haechan mengubah posisi duduk tapi sedikit berisik, "jangan bilang kamu suka kak Doyoung ya...makanya kesel waktu Cyndi pulang bareng kak Doyoung ya kan?"

Kalau mukul orang bukan kejahatan Vania udah mukul wajah Haechan yang lagi ngeledekin ini. Mana jadi jelek banget lagi Haechan kalau gini. Duh.

"Ya kan ya kan" Haechan main geser-geserin binder berisi catatan yang lagi Vania baca.

"Ck, egak. Kak Doyoung pulang sama Shuhua aku biasa aja tuh"

"NAHHH. Justru itu, sudah kak Doyoungnya pulang bareng Shuhua terus Shuhua tiba-tiba deket Cyndi juga, terus Cyndi pulang bareng kak Doyoung sama Shuhua. Kalau semua kembali ke kak Doyoung. Berarti tandanya... iya kan? Ngaku. Van... ngaku"

Vania gelengin kepala tapi sambil nahan senyum pake banget, soalnya semua nya TEPAT. Pantesan lomba program BEM kemaren timnya menang lomba debat. Kesalahan ini cerita sama Haechan.

Sudah biasa kalau jam-jam setelah makan siang yang namanya lift itu pasti penuh. Turun kosong, naik nya penuh. Apalagi kalau udah ujian dan beberapa mahasiswa dari fakultas lainnya ujian dijam yang sama. Lebih ampas lagi kalau nunggu lift di lantai 4, pas pintu liftnya buka. Tikus aja gak bisa masuk kayaknya.

[Revisi] KAMPUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang