Malam, Duta Camp

294 44 50
                                    

Sampai didepan rumah tinggal Doyoung, kedua orang ini diam sebentar. Doyoung melihat kearah rumah, kelihatannya pemilik rumah sudah istirahat. Gak mungkin bawa cewek masuk, mana tadi sudah dituduh pacarnya lagi.

"Kamu harus bawa sesuatu Van" bilang Doyoung.

"Buat?" Tanya Vania balik.

"Kan tadi aku ngomongnya ambil titipan" baru Vania mengangguk paham.

"Gak mungkin notice kak"

"Iya sih... gak apa bawa aja... ini" Doyoung masuk ke halaman rumah, mengambil kresek yang tergeletak diteras rumah.

"Ini sepatuku. Besok waktu jam kosong aku ambil. Bawa dulu aja sekarang" konyol memang tapi gak apa, jaga-jaga kalau ditanya mana barang titipannya.

Mereka berdua kembali jalan. Kali ini gak ada obrolan. Doyoung gak pernah berekspektasi Vania ngajak ngomong duluan, karena sejauh ini mereka ngobrol karena Doyoung yang mulai. Kecuali kalau Vania ada perlunya.

"Kenapa kok kak Doyoung gantiin kak Jaehyun ikut live in?"

'Oh tanya juga ternyata, aku pikir gak peduli' respon Doyoung dalam hati.

"Kalah taruhan"

"Hm?" Sudah bisa dipastikan ini butuh penjelasan.

"Awalnya Jaehyun minta gantiin live in soalnya ada duta camp. Aku gak mau. Terus..." Doyoung menjeda dan melirik Vania, sedangkan Vania menunggu kelanjutannya.

"Adalah taruhan, aku kalah dan berakhir disini sekarang. Sialan Jaehyun" kayaknya frasa 'sialan Jaehyun' jadi frasa favorit Doyoung.

"Hooo, berarti obat nyamuk titipan kak Jaehyun itu benernya titipan kak Doyoung?"

"Iya"

"Oalah..."

"Kecewa ya ternyata titipanku bukan titipannya Jaehyun"

Vania berhenti, "hah... ngapain kecewa?"

"Itu oalahnya kayak kecewa. Oala..."

"Biasa aja. Masa aku harus... OALAHH... pantesan kok kak Doyoung yang minta obat nyamuknya. Aku terkejut. Gitu?"

"Alay" respon Doyoung melihat Vania mengulang dan membuat-buat respon.

"Tuh kan...ck"

Vania pergi meninggalkan Doyoung jalan duluan. Sedangkan Doyoung ditempat masih tertawa kecil. Kemudian ide iseng keluar dengan tiba-tiba mematikan senter selagi Vania jalan didepan.

"Eh kak..." respon Vania kaget.

"Jalan duluan sana. Hilang diambil hantu nanti" bilang Doyoung sambil jalan maju perlahan.

"Hantunya aku lempar sepatu kak Doyoung" jawab Vania gak mau kalah.

Mendengar itu Doyoung menyalakan lagi senternya, "enak hantunya dong dapet sepatu mahal"

"Dih sombong" Doyoung merespon dengan, 'hehe'

Baru beberapa kali jalan tanpa obrolan lagi, dari arah kiri atas terdengar suara 'sssts'. Baik Doyoung atau Vania sempat kaget meski mereka melanjutkan jalan.

'Sssts'

"Jangan dilirik" bilang Doyoung pelan.

'Sssts'

Mereka masih mencoba mengabaikan. Dari kiri atas sekelibat bayangan seperti berlari cepat mendahului mereka.

'Naaak'

[Revisi] KAMPUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang