*****
aku selalu ingin melihat mu bahagia. tapi mengapa melihat mu bahagia tanpa ku rasanya sakit sekali?
*****
Cuaca pagi ini cerah sekali. Langit warna biru tanpa awan, matahari bersinar tapi tidak terik sehingga hangat nya bisa dirasakan kulit. Lizora sudah sampai di sekolah pagi sekali, sudah rapi dengan seragam dan atribut lengkap. Ini hari Senin, waktu nya upacara. Tapi sebelum ke halaman sekolah, Lizora lebih dulu masuk ke dalam kelas nya untuk menaruh tas. Dia melihat ke dalam kelas yang sudah cukup ramai, teman-teman nya sudah mulai bersiap untuk mengikuti upacara agar tidak terlambat.
Lizora tersenyum sumringah begitu melihat eksistensi Caramel dan Belva yang sudah datang lebih dulu dari nya. Dia langsung menghampiri mereka. "Morning."
Caramel dan Belva menoleh sembari tersenyum. "Morning too, Zora."
Tidak lama setelah itu, siswa-siswi dari kelas lain mulai berjalan menuju tempat upacara. Sekitar lima belas menit lagi, upacara setiap hari Senin akan dimulai.
"Gimana, kalau kita berangkat sekarang?" tanya Lizora, melihat gerombolan murid lain lewat kaca jendela dari dalam kelas.
"Bentar, gue ambil topi dulu," ucap Belva. Dia berjalan menuju bangku nya, mengambil topi dan memakai nya.
Selagi menunggu Belva, Caramel memperhatikan Lizora dari atas ke bawah berulang kali. "Atribut lo udah lengkap, Ra?"
Caramel sangat perhatian, dia tidak mau Lizora terkena hukuman seperti Senin kemarin karena mengikuti upacara dengan atribut yang kurang lengkap.
"Udah dong!" jawab Lizora. "santai aja."
Caramel menghela nafas lega. "Bagus deh kalau gitu!"
Belva menghampiri mereka lagi setelah memastikan kerapian nya. "Ayo, girls!Gue udah siap," ajak nya sambil menarik lengan Lizora dan Caramel untuk bergegas ke halaman.
Sparkling girls kini sudah lengkap, setelah Olive dan Ellena ikut bergabung dan berjalan menyusuri koridor menuju ke halaman sekolah.
Tapi dari arah yang lain, para inti Ferelix yang berniat tidak mengikuti upacara malah berhadapan langsung dengan sparkling girls. Lizora dan Elfino sama-sama berada di baris depan yang otomatis membuat mereka saling berhadapan. Mereka saling tatap untuk lima detik, sampai Lizora yang lebih dulu memutus tatapan dan beralih melihat ke samping dengan raut wajah malas.
Arthur melangkah maju, menghampiri Caramel yang sudah tersipu malu. "Selamat pagi, matahari ku," sapa nya sambil mengusap rambut ke belakang.
"Pagi," balas Caramel. Dia tersipu, sampai lesung pipi nya terlihat jelas.
"Eh, ada Belva," panggil Frico. Dia langsung mendekat, mengabaikan wajah Belva yang melihat nya dengan tidak minat. "gila! makin cantik aja nih mantan gue."
Iya, Belva dan Frico memang pernah menjalin hubungan saat mereka masih kelas sepuluh sampai semester ganjil kelas sebelas. Pada awalnya, hubungan mereka berjalan dengan baik, tapi seiring dengan waktu perbedaan keyakinan di antara mereka mulai mempengaruhi. Frico awalnya menolak untuk mengakhiri hubungan, meminta Belva untuk tidak memikirkan perbedaan di antara mereka dan tetap berhubungan, tapi Belva keras kepala dan memilih untuk tetap mengakhiri hubungan mereka. Itu semua dilakukan karena Belva tau, hubungan nya dengan Frico tidak akan punya masa depan, kecuali salah satu dari mereka mau mengalah. Dan, Belva tidak mau, kalau dia dan Frico pada akhirnya harus memilih antara agama atau cinta? Belva tidak mau menjadi penyebab Frico meninggalkan keyakinan nya. Itulah kenapa, Belva berpikir mengakhiri hubungan mereka adalah jalan terbaik, untuk nya dan Frico.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?