*****
berkat kamu, aku tau rasanya jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama.
*****
Hari semakin malam, udara luar juga semakin dingin. Lizora duduk di trotoar sendirian, memeluk tubuhnya yang mulai kedinginan dalam suasana sepi yang mencekam. Dia menyesali perbuatannya sendiri karena nekat pergi keluar bahkan setelah Bi Lisna melarangnya berulang kali. Lizora tidak menyangka akan bertemu dengan Ghaza dan berakhir seperti ini, mengingat kembali memori masa lalu dimana Ghaza mengkhianatinya.
Saat itu, Lizora hanya gadis yang baru beranjak remaja dan mengenal cinta. Ghaza berhasil mengambil hatinya dengan segala bujuk rayu dan kata-kata manis yang dirangkai sedemikian rupa. Namun, semua kenangan manis itu lenyap begitu saja setelah Lizora melihat sendiri sosok Ghaza yang selama ini begitu dia kagumi sedang berciuman dengan wanita lain. Lizora sakit hati, sampai mengalami trauma untuk memulai hubungan asmara lagi.
"Zor, lo gapapa, kan?"
Lizora perlahan mendongak, melihat Arthur yang sedang mengatur napas karena baru berlari, lalu menggeleng. "Gue gapapa," jawabnya. "makasih ya, udah nolongin gue."
"Sama-sama, Zor."
Mereka dilanda keheningan untuk beberapa detik. Lizora hanya menunduk melihat aspal jalan, sedangkan Arthur terus memperhatikan gadis itu tanpa membuka suara. Setelah insiden penculikan yang dia lakukan, Arthur jadi merasa canggung jika berhadapan dengan Lizora. Meski kelihatannya, Lizora sudah melupakan masalah penculikan waktu itu.
"Lo kenal Ghaza, Zor?" tanya Arthur penasaran. Dia menahan sejak tadi untuk menanyakan itu.
Lizora mendongakkan kepala. "Dia
itu ... mantan gue," jawabnya jujur."Apa?"
Arthur melotot tidak percaya. Dia menunjukkan ekspresi terkejut yang berlebihan sampai membuat Lizora menatapnya.
"Kenapa lo kaget banget gitu?" tanya Lizora heran.
"Gue gak nyangka aja," balas Arthur begitu menyadari responnya berlebihan. "kenapa kalian bisa putus?"
Lizora menghela nafas berat. Sebenarnya, berat jika harus mengingat kisah asmaranya dengan Ghaza di masa lalu. Lizora lebih ingin melupakan kisah itu untuk selamanya.
"Dia selingkuh dari gue," jawab Lizora tanpa ada yang ditutup-tutupi.
"Hah, cewek secantik lo di selingkuhi?" Arthur geleng-geleng kepala. "bodoh banget tuh cowok!"
"Tapi gue sama sekali gak menyesal putus dari dia," balas Lizora yakin. "karena cowok brengsek kayak dia, emang gak pantas buat gue."
Arthur mengangguk setuju. "Iya, Zor, lo benar! Lo pantas dapat yang lebih baik dari Ghaza, kayak Elfino misalnya."
"Ya, gak harus Elfino juga!" tolak Lizora cepat.
"Emang kenapa sih sama Elfino?"
"Karena Elfino itu ketua geng," jawab Lizora, alasannya masih sama. "gue gak mau punya pacar ketua geng lagi."
"Emang kenapa sih kalau punya pacar ketua geng?" tanya Arthur masih saja penasaran. "bukannya, itu malah seru ya. Elfino akan memperlakukan lo layaknya seorang ratu."
"Gue gak tertarik." Lizora tetap kekeuh dengan pendiriannya.
Melihat wajah Lizora yang mulai kesal, Arthur memutuskan untuk berhenti membahas Elfino lagi. Dia tidak mau membuat Lizora merasa tidak nyaman, apalagi setelah Lizora hampir saja dibawa pergi oleh Ghaza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?