*****
aku sudah terlalu banyak mengalah dalam cinta, apa untuk kali ini aku tidak bisa jadi pemenangnya?
*****
Di pagi hari yang cerah, Lizora sudah melihat pemandangan yang sebenarnya tidak ingin dia lihat. Tangannya memegang erat kotak bekal berisi nasi goreng buatannya yang seharusnya dia berikan untuk Elfino sebagai bentuk rasa terima kasih karena Elfino sudah menemaninya melewati masa sedihnya kemarin.
Lizora enggan melangkah lagi karena melihat Elfino sedang duduk berdua dengan Jenna, terlihat sedang asik mengobrol sambil sesekali tertawa. Hari ini, Elfino bahkan tidak menyadari kehadirannya karena terlalu asik dengan Jenna, padahal biasanya Elfino akan langsung menyapa dan menghampirinya ketika tidak sengaja melihatnya di sekolah.
"Zor," panggil Diovan seraya menepuk pelan bahu Lizora. Dia baru saja datang. "lagi mikirin apa, sih? Serius banget gue lihat-lihat."
Lizora menggeleng pelan. "Gak ada," elaknya.
"Wih, apa tuh?" Diovan melirik kotak bekal yang berada di tangan Lizora. "gue mencium aroma-aroma sedap. Biar gue tebak, itu pasti ... nasi goreng, kan?"
Lizora menyodorkan kotak bekal itu ke arah Diovan. "Buat lo," ucapnya.
Diovan mengernyit. "Serius, buat gue?" tanyanya, memastikan.
Lizora mengangguk. Dia menarik telapak tangan Diovan, lalu meletakkan kotak bekal itu di atasnya.
"Wah, makasih, Zor."
"Hm," balas Lizora. "harusnya sih, itu buat Elfino. Tapi karena Elfino lagi sibuk berduaan sama Jenna, dan kayaknya gak bakal sempat makan, jadinya gue kasih ke lo!"
Diovan menaik-turunkan alisnya seraya mengusap dagunya dengan jari telunjuk dan jempol. "Jadi ceritanya ... lo cemburu, nih?"
"Gue? Cemburu?" Lizora tertawa sinis. "ya, nggaklah! Ngapain juga cemburu?"
Diovan memicingkan mata, memperhatikan wajah Lizora. "Kenapa ya, Zor?" ucapnya sok misterius. "kenapa, gue mendengar nada cemburu di suara lo tadi?"
Lizora meraup wajah Diovan dengan telapak tangan karena kesal. "Udah, deh. Stop nuduh gue cemburu!" ujarnya. "gue sama sekali gak cemburu, catat itu."
Setelah mengatakan itu, Lizora berbalik pergi menuju ke kelasnya. Dia tidak bisa disana lebih lama lagi, karena Elfino mungkin akan menyadari keberadaannya cepat atau lambat. Sudah cukup Lizora terpergok oleh Diovan sedang mengamati Elfino bahkan sampai dituduh cemburu. Lizora tidak mau, Elfino juga melakukan hal yang sama.
Makan tuh cemburu, batin Diovan seraya geleng-geleng kepala.
*****
"Wih, makanan tuh," ucap Frico begitu melihat Diovan datang dengan membawa sekotak bekal. "dari siapa?"
Pertanyaan dari Frico, membuat atensi inti Ferelix langsung mengarah ke Diovan. Bahkan Jenna yang masih berada di antara mereka, juga ikut melihat Diovan juga.
"Oh, ini." Diovan mengangkat kotak bekal itu. "dari cewek baru gue."
"Cewek baru lagi?" balas Frico langsung berdiri seraya mendekat ke arah Diovan. "cantik, nggak?"
Diovan mengangguk. "Cantik banget malah."
"Anak kelas berapa?" tanya Clemen ikut penasaran. "oh, iya, namanya siapa?"
"Zora," jawab Diovan seraya melihat ke arah Elfino. Dia sengaja menaik-turunkan alisnya untuk melihat respon ketuanya itu.
Seperti yang Diovan duga sebelumnya, wajah Elfino langsung berubah kesal. Dia sudah berdiri berhadapan dengan Diovan. "Berani lo deketin Zora, Van?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?