*****
-
*****
Sore hari setelah semua kegiatan camping selesai, Elfino dan Lizora berjanji untuk bertemu di dekat danau. Elfino datang lebih awal. Dia langsung duduk berteduh di bawah salah satu pohon begitu sampai, melempar batu-batu kecil ke danau sembari menunggu Lizora datang.
Mungkin, sekitar lima belas menit Elfino menunggu.
"Hai, El," sapa Lizora yang baru datang. Dia tersenyum, lalu mendudukkan diri di samping Elfino.
"Kok lo baru datang, sih, Ra?" protes Elfino. "gue udah nunggu lo dari tadi."
Lizora tertawa pelan. Rupanya, Elfino juga bisa kesal. "Sorry, ya, El," balasnya merasa sedikit bersalah. "gue tadi ngobrol sama Olive dulu. Lo gak marah, kan?"
Elfino menggelengkan kepalanya "Gue gak marah kok!" jawabnya. "ngobrolin apa sama Olive?" tanyanya mengalihkan topik.
"Ini soal Maxime," jawab Lizora, membuat kening Elfino berkerut bingung. "sebenarnya, gue ada rencana untuk bantuin Olive supaya bisa dekat dan jadian sama Maxime. Menurut lo, gimana?"
Elfino memandang ke arah danau. Berpikir, pendapat seperti apa yang seharusnya ia berikan?
"Olive itu cewek baik dan periang, sikapnya berbanding terbalik dengan Maxime yang dingin," ucap Elfino masih dengan pandangan lurus ke danau. "menurut gue, gak akan mudah untuk menyatukan mereka." Dia menoleh, melihat Lizora.
"Tapi, gak ada salahnya kita coba, El," balas Lizora. Dia bersungguh-sungguh dalam rencananya untuk membantu Olive.
"Iya." Elfino memberi respon seadanya. "gue tau maksud lo baik, mau bantuin Olive. Tapi apa gak sebaiknya, kita gak terlalu ikut campur?"
"El, gue tau kok batasnya!" balas Lizora. Dia tau, kemana arah pembicaraan Elfino. "gue gak akan memaksa Maxime untuk jadian sama Olive, gue cuma mau bantuin Olive supaya dekat sama Maxime. Itu aja. Mau mereka jadian atau nggak, itu bukan keputusan gue."
Elfino mengangguk paham. "Iya, gue ngerti."
Pembicaraan tentang Maxime dan Olive berakhir sampai disitu, kini, Elfino dan Lizora sama-sama memandang danau dengan air yang tenang. Mereka menikmati suasana sore hari yang sejuk dengan duduk berdua di rerumputan hijau, sesekali tangan mereka melempar batu-batu kecil ke danau, berlomba siapa yang lebih jauh melemparnya.
"El," panggil Lizora di tengah hening, sehingga membuat Elfino menoleh menatapnya. "gimana kalau setelah camping, kita ajak Elyra jalan-jalan?"
Elfino menganggukkan kepala. "Bisa aja, sih," balasnya. "kapanpun lo mau, kita bisa langsung pergi, Ra."
"Yeay!" seru Lizora teramat senang. "gue gak sabar ketemu Elyra."
Elfino ikut merasa senang.
"Makasih, ya, El," ucap Lizora tulus.
"Gausah bilang makasih, Ra," tolak Elfino seraya tersenyum. "tugas gue sekarang, emang bikin lo senang, kan?"
Untuk kesekian kali, Lizora terharu mendengar kata-kata Elfino. Ia tidak menyesal sudah menerima perasaan laki-laki itu, jika yang ia mendapatkan perlakukan setulus ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?