*****
caraku menyampaikan cinta memang sederhana, karena yang besar adalah rasa cinta itu sendiri.
*****
Lima menit setelah bel pulang berbunyi, Elfino baru keluar dari dalam kelasnya yang telah sepi. Dia hanya sendiri karena teman-temannya yang lain sudah pulang lebih dulu, itupun karena ia sendiri yang meminta. Elfino tidak berniat langsung pulang, tetapi memilih mampir sebentar ke ruangan dance tempat dimana Lizora berada sekarang. Latihan belum selesai karena waktu untuk tampil juga semakin dekat.
Elfino mengetuk pintu ruang dance sebanyak tiga kali, sampai seorang adik kelas perempuan membuka pintu itu. Elfino langsung menjelaskan maksud kedatangannya, lalu adik kelas itu mengangguk paham dan langsung kembali masuk ke dalam untuk memanggil Lizora.
"Elfino," panggil Lizora yang langsung keluar dari ruang dance begitu adik kelas tadi memberitahunya Elfino sedang menunggu di luar. "lo ngapain kesini lagi?"
"Gue mau ketemu lo aja," jawab Elfino.
Lizora memutar bola mata. Dia pikir, ada keperluan apa sampai Elfino menemuinya untuk kedua kali?
"Btw, lo kok belum pulang, sih?" tanya Lizora mencari topik. "bukannya, ini udah jam pulang ya?"
"Lo sendiri?" balas Elfino. "kenapa belum pulang?"
"Gue masih harus latihan," jawab Lizora seraya menunjuk ruang dance.
"Lo gak capek, latihan terus?"
"Capek, sih," jawab Lizora. Dia menghela nafas berat seraya mengusap keringat di keningnya dengan lengan. "tapi mau gimana lagi? Ulang tahun sekolah juga udah dekat banget, tinggal seminggu lagi."
Elfino yang melihat Lizora mengusap keringat beberapa kali jadi merasa tidak tega. Pasti, gadis itu sangat kelelahan karena berlatih dance terus-menerus.
"Sini," ajak Elfino seraya menggenggam tangan Lizora. Dia membawa Lizora untuk duduk di bangku panjang terbuat dari kayu yang ada di koridor. "Duduk dulu, Ra."
Lizora menurut, dan memilih mendudukkan diri. Dia melihat wajah Elfino yang berubah menjadi serius.
"Sebenarnya ada hal yang mau gue omongin," ucap Elfino memberitahu.
"Apa?"
"Lo ... sibuk gak nanti malam?
Lizora diam dan berpikir sebentar. "Hm, kayaknya nggak, deh," jawabnya. "emangnya kenapa?"
"Mau ke rumah gue, nggak?" tawar Elfino. Dia sebenarnya sedikit ragu untuk mengatakan ini. "Mama gue mau ketemu sama lo."
Lizora mengernyit. "Mama lo ... mau ketemu sama gue?" ulangnya. "emangnya, Mama lo kenal gue? Kita kan gak pernah ketemu sebelumnya."
"Iya, sih," balas Elfino. "tapi ... pas gue dirawat di rumah sakit waktu itu, gue kan sempat mengigau manggil nama lo. Sejak saat itu, Mama gue jadi penasaran sama lo dan terus minta ke gue untuk bisa ketemu sama lo."
Lizora berpikir lagi. "Lo ... beneran mau ngajak gue ketemu Mama lo?" tanyanya memastikan.
Elfino mengangguk yakin. "Tergantung lo nya mau apa enggak, Ra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?