Chapter 52: Maxime Perhatian

1.5K 110 7
                                    

*****

tapi, konsekuensi dari jatuh cinta seorang diri memang patah hati, kan?

*****

Kelompok satu yang diketuai oleh Elfino sudah berjalan begitu jauh masuk ke dalam hutan. Mereka sedang menuju ke posko pemberhentian kedua, setelah berhasil menjawab pertanyaan di posko pemberhentian pertama. Jarak dari satu posko ke posko yang lain lumayan jauh dan memakan banyak waktu, sehingga Lizora mulai merasakan sakit di lutut dan pergelangan kakinya. Mungkin, gadis itu lelah sebab tidak pernah berjalan sejauh ini sebelumnya.

"Ra, lo kenapa?" tanya Elfino. Dia menyadari perubahan dalam diri Lizora yang sudah tidak se-semangat saat memulai penjelajahan tadi.

"Gue cuma capek aja, El," ungkap Lizora jujur.

"Mau istirahat sebentar?" tawar Elfino. Dia tentu saja tidak tega jika membiarkan Lizora terus berjalan disaat gadis itu mengeluh kelelahan.

"Manja banget, sih, jadi cewek!" ujar Irene. Dia sudah menahan kesal selama perjalanan karena harus melihat interaksi Elfino dan Lizora yang sangat dekat. "baru segitu doang udah capek," sindirnya dengan sengaja.

Jenna mengangguk, menyetujui perkataan Irene yang mulai menyudutkan Lizora lagi. "Kalau gak kuat jalan, mending gausah ikut tadi," tambahnya.

Kali ini, Lizora tidak memberikan respon apapun. Dia sudah lelah, malas sekali jika harus berdebat dengan dua gadis itu lagi.

"Diam, deh, lo berdua!" sahut Clemen ikut kesal. "kalau nggak mau diam juga, gue sumpal mulut kalian, mau?"

Irene dan Jenna kompak memutar bola mata, Clemen selalu saja ikut campur urusan mereka.

"Ra, lo masih kuat jalan?" tanya Elfino perhatian seraya memegang bahu kiri Lizora.

"Kuat kok, El!" jawab Lizora seraya mengangguk.

"Cle," panggil Elfino sehingga Clemen melihat ke arahnya. "lo lanjutin penjelajahan dulu sama mereka berdua, biar gue disini bentar nemenin Zora," pintanya seraya menunjuk Irene dan Jenna dengan dagunya agar Clemen membawa dua gadis itu pergi.

Clemen menghela nafas berat. Kalau bukan karena permintaan Elfino, dia tidak akan mau melanjutkan perjalanan hanya bersama Irene dan Jenna.

"Gue duluan ya, El, Zor," pamit Clemen. Dia menyeret Irene dan Jenna untuk ikut bersamanya, meski kedua gadis itu sempat sedikit berontak.

"El, seharusnya lo gak perlu ngelakuin ini," ucap Lizora merasa tidak enak. "gue masih kuat jalan kok!"

Elfino memegang kedua bahu Lizora, membuat gadis itu menatapnya. "Ra, lo itu lagi kecapekan," balasnya. "gue gak mau, lo tiba-tiba drop kalau kita lanjutin penjelajahan. Jadi lebih baik, lo istirahat dulu."

"Tapi, El, kalau kita sampai kalah gara-gara gue ... gimana?" tanya Lizora. Dia benar-benar merasa bersalah.

"Kalau atau menang itu hal yang biasa, Ra," balas Elfino. Dia tersenyum tipis. "tapi yang pasti, gue gak mau lo sampai kecapekan cuma karena maksain pingin menang di penjelajahan ini."

Lizora balas tersenyum. Sikap Elfino yang seperti ini, yang pada akhirnya membuat hati Lizora mulai luluh.

"Lo emang baik, El," ucapnya tulus.

Elfino (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang