Lizora mengantarkan Bi Lisna sampai ke kamar pembantu itu jujur dia merasa bersalah karena Bi Lisna sampai hampir dicelakai oleh Ghaza karena dirinya.
Lizora mendudukkan Bi Lisna di kasur kecil milik pembantunya itu dia lalu mengambil segelas air di nakas tempat tidur diberikannya kepada Bi Lisna.
Bi Lisna meminum air yang diberikan Lizora hanya sampai setengah gelas.
Lizora mengelus punggung Bi Lisna yang sepertinya masih shock dengan kejadian tadi. "Bi,sekali lagi Zora minta maaf ya? Karena Ghaza bibi jadi gini."ucap cewek itu masih saja merasa bersalah walaupun bukan dirinya yang membuat Bi Lisna dalam keadaan seperti ini.
Bi Lisna menggelengkan kepalanya. "Gaperlu minta maaf,non.ini bukan salah non Zora."ucap pembantu itu agar anak majikannya tidak terus-terusan merasa bersalah.
Lizora menatap Bi Lisna dia sudah mengganggap pembantu itu layaknya ibu kandungnya sendiri. "Bibi baik banget sama zora,jadi makin sayang."ucap cewek itu dia lalu memeluk pembantunya dari samping.
Bi Lisna mengelus rambut Lizora dengan sayang dia juga sudah mengganggap Lizora seperti putrinya sendiri. "bibi juga sayang,non Zora."ucap pembantu itu dia sangat menyayangi anak majikannya yang sudah dirawatnya sejak bayi ini.
Lizora melepaskan pelukannya dia menghapus air mata yang hampir menetes di pipi mulusnya. "Bibi istirahat ya? Zora mau ke Elfino dulu."ucap cewek itu dia berdiri.
Lizora melihat Bi Lisna sekali lagi dia menutup pintu kamar pembantu itu lalu pergi menemui Elfino.
****
Elfino memijat pangkal hidungnya yang terasa berdenyut-denyut dia duduk di sofa panjang ruang tamu sendirian karena Lizora sedang pergi mengantar Bi Lisna ke kamar dia memilih menunggu saja karena tidak mau mengganggu pembicaraan para perempuan.
Lizora tersenyum senang melihat Elfino yang masih menunggu di ruang tamu dia langsung mendekati pacarnya itu.
Lizora duduk disamping Elfino dia hanya diam memperhatikan Elfino yang sedang memijat pangkal hidungnya dengan mata yang terpejam. "Kamu capek ya?"tanya cewek itu tidak tega melihat wajah Elfino yang tampak kelelahan.
Bagaimana mungkin Elfino tidak kelelahan dia sudah bolak-balik Jakarta-Bandung untuk mengantarkan Lizora menjenguk Acavella belum lagi dia tadi sempat berkelahi dengan Ghaza membuat tenaga cowok itu terkuras habis malam ini.
Elfino membuka matanya menoleh kesamping begitu mendengar suara Lizora. "Nggak,kalo buat Lo gue nggak pernah capek,ra."ucap cowok itu tersenyum tipis menatap gadisnya.
Lizora semakin mendekati Elfino dia bahkan bersandar di dada bidang cowok itu. "kenapa kamu baik banget sih? Padahal dulu aku selalu jahat sama kamu."ucap cewek itu dia masih saja menyesali sikap buruknya terhadap Elfino dulu walaupun Elfino tidak pernah mempermasalahkannya.
Elfino terkekeh mendengarnya. "Lo nggak jahat,ra.dulu Lo bersikap kayak gitu mungkin karena Lo masih belum kenal gue."ucap cowok itu dia mengelus-elus rambut Lizora yang sedang bersandar di dadanya.
Lizora mendongakkan kepalanya menatap Elfino. "Kamu nggak akan ninggalin aku kayak Ghaza dulu kan?"ucap cewek itu.entah mengapa dia tiba-tiba ingin bertanya seperti itu.
Elfino duduk dengan tegak begitu mendengar pertanyaan Lizora. "Kenapa tiba-tiba nanya gitu?"ucap cowok itu terdengar tidak menyukai pertanyaan yang dilayangkan Lizora kepadanya.
Lizora meremas jari-jarinya karena gugup ditatap Elfino dengan intens. "Takut aja,setelah liat wajah Ghaza tadi aku jadi keingat sama trauma itu."ucap cewek itu dia hanya menunduk sembari memainkan jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?