Sudah hampir satu jam lamanya, Lizora berada di dalam kamar Ellena untuk menenangkan sahabat nya itu. Sejak tadi, Ellena tidak mau melepaskan pelukannya kepada Lizora. Walaupun tangisannya sudah reda tapi cewek itu masih butuh seseorang untuk mendekapnya hangat agar tidak teringat kesedihannya.
Ellena perlahan melepaskan pelukannya, cewek itu menghapus sisa air matanya melihat Lizora yang masih setia menemaninya.
"Thanks, zor. Lo udah nemenin gue dari tadi."ucap Ellena berterima kasih.
Lizora tersenyum sembari menggangukan kepalanya. "Sama-sama,na. Sebagai sahabat, gue mau selalu ada buat Lo dan sparkling girls. Kalo Lo mau? Gue bisa nginap disini untuk malam ini." ucap cewek itu.
Ellena menggelengkan kepalanya. "Nggak perlu, zor. Gue udah merasa lebih baik setelah ceritain semuanya ke Lo."ucap cewek itu.
Selama berhari-hari ini, Ellena hanya memendam kesedihannya seorang diri. Tapi, setelah menceritakan semuanya kepada Lizora hari ini dirinya jadi sedikit merasa lega.
Ellena memang sangat sulit untuk mengikhlaskan kepergian Diovan. Tapi, bukan berarti cewek itu tidak bisa ikhlas.
Lizora menghapus sisa air mata dipipi Ellena. "Syukurlah, gue ikut seneng dengarnya. Berarti Lo udah lebih baik kan sekarang?" tanya cewek itu memastikan.
Ellena menggangukan kepalanya.
"Kalo gitu gue pamit pulang ya? Elfino udah nunggu lama." ucap Lizora baru mengingat kalau dia datang bersama dengan Elfino.
Ellena menggangukan kepalanya. "Hati-hati,zor. Salam buat Elfino juga."ucap cewek itu.
Lizora tersenyum meresponnya, cewek itu cipika-cipiki dengan Ellena lalu keluar dari kamar setelahnya.
****
Elfino menyandarkan kepalanya di sofa, cowok itu memijat pangkal hidungnya yang terasa berdenyut-denyut. Sudah lama sekali dia menunggu Lizora yang bertemu dengan Ellena. Tapi, sampai sekarang cewek itu masih belum juga kembali.
"Elfino?" Panggil Lizora yang kini berdiri didepan cowok itu.
Elfino melihat Lizora yang berdiri dihadapannya. "Akhirnya lo turun juga,ra."ucap cowok itu lalu berdiri langsung menggandeng tangan Lizora.
"Maaf ya? Aku udah buat kamu jadi nunggu lama."ucap Lizora merasa bersalah. Karena, menghabiskan waktu bersama Ellena membuat cewek itu jadi lupa kalau Elfino sedang menunggunya dibawah.
Elfino menggelengkan kepalanya. "Nggak usah minta maaf. Gue tau Ellena pasti butuh banget lo ada disampingnya,ra. Makanya Lo lama diatas tadi."ucap cowok itu mencoba memahami.
Lizora tersenyum tipis meresponnya. "Ellena titip salam buat kamu,el."ucap cewek itu memberitahu.
Elfino menggangukan kepalanya singkat. "Gimana keadaan Ellena sekarang?" tanya cowok itu.
"Ellena baik, ya walaupun dia masih belum bisa mengikhlaskan Diovan untuk sepenuhnya. Tapi, aku yakin kalau Ellena pasti akan bisa perlahan nerima semua ini."ucap Lizora. Cewek itu sangat tau kalau Ellena sahabatnya adalah orang yang sangat kuat.
Elfino hanya menggangukan kepalanya singkat. Mungkin sulit bagi Ellena untuk melupakan Diovan secepat ini. "Kita pulang sekarang?"tanya cowok itu mengalihkan pembicaraan.
Lizora menggangukan kepalanya dua kali seperti anak kecil. "Iya, lagian aku udah capek karena seharian ini jalan-jalan bareng kamu."ucap cewek itu menggaet lengan kanan Elfino bergelayut manja dengan pacarnya itu.
Elfino mencubit hidung Lizora karena merasa gemas. Gadisnya itu sangatlah manja. Cowok itu merangkul bahu Lizora lalu keluar dari rumah Ellena untuk mengantarkan Lizora pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?