*****
katanya, semua bisa berubah seiring berjalannya waktu. tapi kenapa perasaanku padamu tidak, ya?
*****
Pagi sekali, Elfino sudah berada di sekolah. Dia berjalan santai melewati koridor seraya tersenyum lebar. Elfino sesekali mengusap rambutnya ke belakang dengan jari-jari, memastikan penampilannya sudah sempurna. Tangannya membawa setangkai bunga mawar merah yang masih segar.
Setelah kemarin malam, Elfino merasa hubungannya dengan Lizora sedikit membaik. Meski dia tidak tau, apa Lizora punya anggapan yang sama? Elfino hanya berusaha sebisa mungkin untuk mengambil hati Lizora, walau nantinya yang dia dapatkan hanyalah penolakan saja.
Elfino merasa gugup begitu sampai di depan kelas Lizora, sehingga tepukan pelan di bahunya sukses membuatnya terkejut.
"Mau ngapain?" tanya Caramel yang baru saja datang dan melihat Elfino tepat di depan kelasnya.
"Gue....,"
"Mau ketemu Zora, ya?" tebak Caramel.
Elfino mengangguk seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Iya, boleh minta tolong panggilkan Zora?"
"Boleh," balas Caramel seraya tersenyum tipis. "tunggu, ya."
Setelah menepuk bahu Elfino sebanyak dua kali, Caramel langsung masuk ke dalam kelas. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, mencari keberadaan Lizora sampai matanya menangkap Lizora yang sudah duduk di bangku sambil membaca novel. Caramel membawa kakinya melangkah kesana, menghampiri Lizora dan menyapanya ramah.
"Zor," panggil Caramel yang hanya dibalas Lizora dengan gumaman pelan. "ada yang nyariin lo tuh di depan."
"Siapa?" tanya Lizora tanpa mengalihkan atensinya dari novel yang dia baca.
"Elfino."
Satu nama, hanya dengan satu nama itu mampu membuat Lizora menatap Caramel setelah meletakkan novel yang dibacanya ke atas meja.
Lizora menghela nafas berat. "Biarin aja!" balasnya. "gue malas ketemu dia."
Caramel mendudukkan diri di samping Lizora. "Temui aja Elfino nya, Zor," suruhnya. "kasian tau, dia nungguin lo."
Lizora memutar bola mata malas, lalu menoleh melihat Caramel. "Sejak kapan lo peduli sama Elfino?"
"Bukan gitu," elak Caramel. "tapi emang lo gak kasian, ya. Apa salahnya sih, temuin aja dulu."
"Gak," balas Lizora tetap menolak.
"Ayolah, Zor!" Caramel mengguncang lengan Lizora, berusaha membujuk sahabatnya itu. "bentar aja."
Lizora mendengus kesal. "Iya, iya," balasnya terpaksa setuju. "gue temui Elfino. Senang kan, lo?"
Setelah berdebat dengan Caramel, akhirnya Lizora bersedia menemui Elfino meski sedikit terpaksa. Dia berjalan keluar kelas dan menemukan eksistensi Elfino disana.
"Pagi, Ra," sapa Elfino begitu menyadari kedatangan Lizora.
"Hm, pagi," balas Lizora seadanya. "ada keperluan apa lo kesini?" tanyanya dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Gak banyak, sih," balas Elfino lalu tersenyum seraya menatap Lizora lekat. "Pertama, gue mau ketemu sama lo. Selain itu, gue mau ngasih lo ini....,"
Elfino mengeluarkan setangkai bunga mawar merah yang sempat disembunyikan di balik punggungnya. Dia tersenyum lebar seraya menyodorkan bunga itu ke arah Lizora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfino (Proses Revisi)
Teen FictionSama-sama pernah dikhianati, bagaimana Elfino dan Lizora bisa jatuh cinta lagi?